Seketika mereka berdua diam dan saling tatap. Tatapan dengan kata mampus kita ketauan dengan bodohnya mereka malah berlari meninggalkan bu Susan yang sedang menjadi-jadi.
BRUKKK!!
"AW!" ucap mereka
"Bisa gak sih kalau jalan pake mata?!"
"Tau ni, gatau kita lagi buru-buru apa"
Mereka bangun dan membersihkan roknya yang terkena lantai. Orang yang menabraknya pun masih terdiam.
"Kok lo diem aja si? Gapunya..."
"Ehh bapak heheh"
Takut, tegang, panik. Ya itu yang mereka rasakan saat ini. Ditambah lagi mereka menabrak pak kepala sekolah dan sebelum itu, mereka memanggilnya dengan sebutan lo. mati sudah riwayat mereka.
"Kalian kenapa ada diluar?"ucap beliau.
"Anu pak, kita telat. Ehhh bukan kita mau ke perpus hehehhe"
"Kalau ke perpus, kenapa kalian membawa tas? Kalian mau bolos ya?"
"Mereka terlambat masuk pelajaran saya pak. Terus mereka berniat ingin bolos ke kantin" ucap salah satu guru. Ya kalian tau lah ya siapa.
Double mampus, udah ketahuan sama kepsek ditambah ketauan sama bu Susan lagi.
"Aduh mampus kita chel" bisik Raisha
"Kan gue bilang, batu sih lo" balasku.
"Kalian berdua ikut keruangan saya" ucap kepsek.
Kepala sekola melangkah terlebih dahulu diikuti siswa kembar tersebut. Rachel yang tidak terbiasa dengan ini, merasa takut, gelisah. Takut kalau orang tuanya akan dipanggil sama kepala sekolah. Berbeda dengan Raisha, ia malah santai, tidak panik, pokoknya wajahnya tuh tidak ada ketakutan yang terpasang diwajahnya.
Sesampai diruangan kepsek, mereka berdua masih setia berdiri diambang pintu ruangan, sedangkan kepsek hanya bisa menggelengkan kepalanya, mungkin maksud beliau bukannya masuk malah berdiri didepan pintu.
"Ngapain kalian masih disitu? Sini masuk"
Tiba-tiba saja ide cermelang muncul dari otak Raisha..
"Aduh pak, perut saya sakit, saya ke kamar mandi dulu yak"
Rachel yang melihat keanehan Raisha, ia..
"Aduh pak saya juga, sakit banget" tetapi peragaannya Rachel salah. Harusnya, orang sakit perut tangannya memegang perut. Kalau ini tidak, melainkan memegang kepala.
"Eh bodoh! mana ada orang sakit perut megangnya kepala" mendengar pernyataan Raisha, dengan spontan mengganti bahasa tubuhnya menjadi memegang perut.
"Oh iya lupa gue"
"Udah kalian gak usah alasan, saya tau kalian hanya berpura-pura. Cepet masuk!"
Dengan wajah yang sulit diartikan, mereka memasuki ruangan kepala sekolah dan duduk di shofa yang sudah disediakan dalam ruangan.
"Saya belum suruh kalian duduk, kenapa kalian langsung duduk!"
Aku dan Raisha saling tatap loh pak?
"Jangan bantah" mereka pun berdiri sesuai yang diperintahkan oleh beliau.
"Silahkan duduk"
Oh aku paham. Kenapa beliau menyuruh kita berdiri, maksud beliau, duduklah sebelum disuruh. Dengan arti, ini ruangan beliau, aku dan Raisha adalah tamu, jadi seharusnya tamu duduk sesuai perintah sang pemilik ruangan. Maka dari itu, beliau marah melihat aku dan Raisha duduk sebelum beliau perintahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE FRIEND
Teen FictionJika kamu memilih untuk menantinya maka kamu harus menerima konsekuensinya Namun apa daya jika yang ditunggu bahkan tak menunggumu balik? Dia lebih memilih menunggu sahabatmu. Taukan kamu apa yang lebih menyakitkan dari sebuah perpisahan? . . . . ...