4"Mimpi buruk"

351 76 4
                                        


"Apa...yang terjadi padaku, hyung?" tanyanya bingung

"Sepertinya semalam kau terjatuh dari tangga. Karena appa menemukanmu sudah tidak sadarkan diri. Dan keningmu memar" jawabnya

"Semalam aku jatuh?"

"Nde. Apa kau tidak mengingatnya?"

"Semalam...aku..." Kyuhyun menggantungkan kalimatnya, saat dirinya teringat kembali akan kejadian dimana sebelum dirinya terjatuh dari tangga.

"Anak itu....siapa anak itu?" batinnya.

"Kyu..." panggil Donghae, dan membuyarkan lamunannya sejenak. Ada rasa khawatir tersirat di raut wajah kakaknya ketika dirinya menatapnya.

"Aku...tidak mengingatnya, hyung" bohongnya.

"Sebaiknya kau istirahat saja. Jangan berpikir apa-apa dulu. Hyung ke dapur memasak untuk sarapan kita" ujar Donghae sembari mengecup kepala adiknya. Dan Kyuhyun mengangguk mengiyakan.

-
-
-

Kyungsoo bergegas menemui keluarganya di ruang makan. Wajahnya terlihat sedikit pucat setelah mendengar suara dentingan piano dari arah kamar kosong yang berhadapan dengan dapurnya.

Kyungsoo mengambil posisi duduk diantara Suho dan Chanyeol.

"Kyungsoo, kau kenapa? " tanya Yunho karena melihat gelagat anaknya yang tampak ketakutan.

"Ah? Aku baik-baik saja" jawab Kyungsoo dan menyunggingkan senyum terpaksanya di depan ayahnya.

Chanyeol merasa adiknya juga diteror oleh si penghuni rumah seperti dirinya semalam. Meski adiknya berusaha bersikap biasa saja, akan tetapi ekspresi wajahnya tidak bisa membohonginya. Hingga ia pun mengutarakan pikirannya di depan ayah juga kakaknya.

"Appa, aku tidak ingin kita tinggal di rumah ini lagi" pintanya, dan kalimatnya barusan membuat ayahnya tersedak, "Uhuk...uhuk"

"Appa..." cemas Suho.

"Kenapa Chanyeol? Menurut appa rumah ini Bagus" jawab Yunho setelah meminum airnya.

"Rumah ini berbeda appa. Aku tidak merasa tenang disini" jawabnya

"Chanyeol~ah. Kalau kita harus pindah rumah. Kita harus menabung lagi, agar bisa membeli rumah baru. Apa kau tidak kasihan pada appa?" itu suara Suho yang keberatan dengan permintaan adiknya barusan.

"Aku tahu, hyung. Tapi...apa kau tidak merasa rumah baru yang kita tinggali ini, sedikit menyeramkan? Hawanya berbeda, hyung" ucap Chanyeol.

"Itu hanya perasaanmu saja Chanyeol. Appa merasa rumah ini biasa saja. Tidak menyeramkan" ucap Yunho.

Kyungsoo hanya diam mendengarkan. Sebenarnya ia juga berpikir rumah ini tidak beres. Tapi tidak mungkin ia menyetujui permintaan kakaknya, sedangkan mereka baru saja pindah kemarin.

-
-
-

Di dalam kamar ayahnya. Sembari menunggu Donghae selesai memasak. Kyuhyun tiba-tiba saja merasa kedua matanya mengantuk tidak seperti biasanya.

Ia berusaha mengucek-ucek matanya, namun usahanya agar tidak terlelap, gagal ia lakukan.

Kyuhyun memejamkan matanya, dan seketika dirinya berada di dalam ruangan yang gelap gulita.

"Ini di mana?"

"Kenapa gelap sekali? Apa...aku sudah mati?" pikirnya.

"Kau belum waktunya mati, Kyu"

Kyuhyun terkesiap mendengar suara asing dan berat yang berucap di telinganya. Bulu kuduknya berdiri. Ia bergidik ngeri. Terlebih lagi, ia juga mendengar suara tangis yang memilukan serta dentingan piano yang terdengar menyeramkan.

"Tolong aku...hiks"

Sepasang tangan dengan kuku yang memanjang tak terawat, kulit kusam yang membusuk memegang kedua pundaknya.

"Kau...jangan pernah ikut campur urusan kami" ancam si pemilik tangan yang kini salah satu tangannya meraba wajah Kyuhyun.

Tubuh Kyuhyun menegang. Ia benar-benar takut. Ia ingin berteriak, tapi lidahnya terasa kelu hingga sulit untuk digerakkan.

"Mereka harus mati" itu suara seorang wanita yang menangis tadi. Ruangan yang gelap gulita, kini mulai bercahaya meski remang-remang, namun wajah orang-orang yang tadi mengancam serta terdengar menangis. Membuat wajah Kyuhyun semakin pucat. Ia benar-benar takut. Ia membutuhkan kakaknya sekarang.

Sosok laki-laki tanpa mata, dan tubuh lusuhnya yang penuh dengan noda darah serta kedua kuku panjangnya yang siap membunuhnya. Sosok wanita berpakaian pengantin tanpa kepala, anak kecil dengan kerongkongannya yang bolong dan wajahnya terbakar, juga beberapa sosok lainnya yang menyeramkan dan mereka mengelilingi dirinya.

"Jika kau mencoba membantu mereka. Maka kau juga keluargamu akan mati" sosok pemuda yang kepalanya bengkok ke belakang mulutnya mengeluarkan aroma anyir bahkan terdapat seekor belatung dari salah satu giginya yang membiru membuat Kyuhyun ingin muntah, tapi ia tidak bisa.

"Ja...jangan...jangan sakiti mereka" pinta Kyuhyun.

Mendengar permintaannya barusan membuat mereka marah, hingga si pemuda berkepala bengkok juga sosok pria berkuku panjang mencekik lehernya.

"Jangan...jangan... lakukan...itu...ku mohon...jangan....tolong...biarkan mereka... hidup" pinta Kyuhyun dengan napas tersengal-sengal.

"Kyuhyun~ah, bangun. Kyu..." Donghae mengguncang tubuh Kyuhyun yang basah akan keringat karena mimpi buruk yang selalu menghantuinya. Untung saja Donghae masuk ke kamar dan membangunkannya. Meski agak bersusah payah, dan ia terlihat khawatir karena napas adiknya naik turun, membuat Donghae menyiram wajah adiknya dengan segelas air putih milik ayahnya. Dan usahanya berhasil.

Hosh...hosh...

Kyuhyun terduduk di kasur dengan wajah yang basah. Ia segera memeluk pinggang Donghae, saat melihat kakaknya berdiri di tepi ranjangnya.

"Hyung...terima kasih kau menyelamatkan ku" ucapnya.

"Apa maksudmu? Kau tahu. Kau itu susah sekali dibangunkan" jawab Donghae dan merapikan rambut adiknya.

"Aku...mimpi buruk, hyung" gumamnya.

"Aku takut...jika aku terlelap...arwah-arwah penasaran itu akan terus menerorku"

Semenjak Kyuhyun selamat dari kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Donghae tahu bahwa adiknya mulai mampu melihat apa yang tidak bisa dilihat oleh manusia normal sepertinya. Karena Kyuhyun sering bergumam hal-hal aneh dan menyeramkan. Sejak saat itu, Kyuhyun sering mengalami insomnia karena ia takut memejamkan matanya.

"Apa yang harus hyung lakukan, agar kau bisa menjalani hidup normalmu seperti dulu, Kyu " batinnya.

To be continue

Hehehe maaf lama sekali baru aku lanjutkan lagi.

"The Piano" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang