BAB 2

8.5K 499 4
                                    

⚠️VERSI TAMAT ADA DI KUBACA⚠️

Bagi kalian yang mau versi lengkapnya, bisa mampir ke akun aku yang ada di platform KUBACA ya.

Kuy mampir😊 Nunggu apa lagi? Karena cerita ini tidak akan ditamatkan lagi di versi WP, tapi tamat di versi KUBACA.

Jadi yang mau baca, langsung aja mampir ke:
Akun: omerafe
Judul: Lagu Untuk Nada

-LAGU UNTUK NADA|BAB 2-

(Maaf kalau ada typo)

-Naresh dan Nada-

Dengan tas gitar yang berada di punggungnya, Naresh menuruni tangga rumah dengan langkah yang cukup tergesa-gesa. Hari ini ia akan berangkat ke sekolah.

"Bunda, Naresh berangkat dulu, ya?"

"Eh, Naresh, tunggu dulu."

Langkah kaki Naresh terhenti begitu sang Bunda memanggilnya. Ia bawa kakinya melangkah mendekati Bunda Tania ke dapur. "Kenapa, Bun?"

"Kamu mau berangkat ke sekolah, kan?" tanya Bunda Tania yang sedang menyiapkan meja makan. Ada Farisa juga disana yang sudah lengkap dengan seragam SD nya, yang pastinya sedang menikmati sarapan yang dibuat oleh Bunda.

"Iya. Jangan bilang Bunda nyuruh Naresh sarapan lagi? Naresh gak mau ya Bunda, Naresh gak suka makan di pagi hari-"

"Siapa juga yang nyuruh kamu sarapan?"

"Jadi?"

"Itu, kamu tau kan tetangga baru kita, cucunya Oma, hari ini dia juga masuk sekolah, jadi bisa dong kamu berangkat bareng sama dia."

Naresh mengernyit tak suka. "Kok Naresh sih, Bun? Emangnya Naresh tukang ojek?"

Bunda Tania menghela nafas samar melihat kelakuan putranya. "Nolong orang sedikit aja apa susahnya sih, nak? Oma juga udah tua, gak mungkin ngantar cucunya ke sekolah. Mereka juga belum dapat supir, apalagi cucunya belum bisa bawa kendaraan."

"Ya kan bisa pesan taksi atau gak Grab, kenapa harus Naresh, sih?"

"Kan dia belum tau jalan di kota ini, kalau tersesat gimana? Supir taksinya juga belum tentu baik, ntar kalau orang itu berniat jahat gimana, siapa yang mau tanggung jawab?"

"Bunda keseringan berprasangka buruk deh."

"Untuk jaga-jaga aja, sayang. Gak boleh anak gadis dilepaskan gitu aja." Bunda Tania berusaha untuk membujuk kembali.

"Males ih Bunda."

"Yang bikin kamu gak mau itu apa, sih? Berangkat dan pulang aja, kok. Untuk hari ini doang, hitung-hitung menolong orang yang lagi kesusahan."

"Ya gimana gak mau, orang yang Naresh bonceng itu anak cacat."

Trang!

"NARESH!"

Naresh terdiam begitu Bunda Tania membanting piring ke meja makan hingga terdengar bunyi nyaring sambil membentak dirinya, untung saja piring tersebut tidak pecah. Farisa juga terkejut dan menatap sang abang dengan tatapan tak percaya. Naresh sendiri tampak menyesal, ntah kenapa ucapan seperti itu malah meluncur begitu saja dari bibirnya.

LAGU UNTUK NADA: Yang tak pernah Usai (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang