Nelayan-nelayan mana yang mau menambatkan hatinya
sejenak pada dermaga tempatku menunggu
—yang lapuk, yang usang, yang sering diinjak orang
tanpa pernah melirik sejenak pada pemberdayaannya,
sebelum menarik paksa turut serta
menemaninya di dalam tamsil yang semula ia huni sendiri bersusah hati?Nelayan-nelayan mana yang mau menepi
sekejap saja untuk mengajakku
berlayar mengarungi badai dan deru ombak?Entah siapa entah nalayan mana yang hendak menghampiri
menawarkan bahteranya untuk dihuni berdua saja
bersamaku sebelum hadirnya para awak.Lalu entah bagaimana caraku bertemu dengannya.
Entah ketika aku bertengadah membusungkan dada
entah membungkuk mengemis meminta iba.
Semua taruhanku menghembuskan kata entah untuk laju hidup ini.Jadi, sekali lagi, nelayan mana yang telah lelah
terombang-ambing di laut lepas dan mengharapku
menyambutnya pulang,
meluruhkan lelahnya dalam sekali pandang?Kawalu, September 2018.
TBC
Gambar: hkytegal.org
KAMU SEDANG MEMBACA
Wayang-Wayang Tuhan
PoetryTatkala diksi bersirobok membentuk rangkai harmoni, biar kiranya kusebut itu puisi?