Thailand?

2.8K 265 20
                                    

New York, before wedding

"Oke, cukup untuk hari ini. Jangan lupa essay peluang bersyaratnya, kita bertemu lagi minggu depan"
pemuda manis berambut almond itu mengakhiri kelas terakhirnya,

menjadi profesor termuda di NYU university cukup membuat nya lelah apalagi di hari Rabu.
Semua kelas akan full dan beberapa kelas praktek membuat perjalanan cukup panjang di hari itu.

"Mr. Plan?"

Menengok pelan mendapati anak didiknya menunjuk seorang lelaki yang bersandar di dinding dengan mata yang menyorot penuh kearahnya

dan jangan lupakan senyum lebarnya.

"Your boyfriend has waiting you"

Ia tersenyum, sedikit mengangguk

Bukan rahasia umum bahwa profesor termuda ini memiliki pacar yang super super super hot (itu yang mereka katakan) jadi bukan masalah besar untuk mean, nama pacarnya, dikenal di seluruh NYU university.

Pria itu tampan, ramah, baik, dan sederhana. Hidupnya biasa biasa saja, suka bermain basket di tempat yang sedikit bau -yang katanya tempat favorit nya.

Atau setidaknya itu yang iplan ketahui dari Mean.

Mendesah lelah, plan menghampiri lelakinya. Mean memakaikan Coat tebal pada tubuh si mungil mengingat newyork sedang berada dalam cuaca mendekati 0°C.

"Coklat panas seperti biasa?"
_______________

"Mean !!"

Plan memukul tangan nya, mendengus sebal pada pria didepannya yang malah tertawa.

Sedangkan Mean tetap di kegiatan memasukkan desert kedalam mulutnya tanpa menghiraukan gerutuan  si mungil.

"Kau bisa memesannya sendiri Mean, kenapa selalu mengambil punyaku"

"No plan, aku kopi saja"
Plan memutar bola matanya malas

"Ya dan kau akan menghabiskan dessert ku"
plan tersenyum geli menanggapi nya, mengangkat tangan untuk memesan ulang karena sejak berkencan Mean akan terus mengatakan tidak membeli dessert dan berakhir menyisakan sepotong kecil untuknya.

Dessert kedua datang. Iplan hanya akan melahapnya hingga sedetik kemudian Mean menatapnya, cukup membuat plan mengeryit heran.

Mungkin dia mau dessert nya? Kalau benar iplan tidak akan rela untuk berbagi.

"Apa, mau lagi?"

"Sayang, bagaimana jika berpetualang ke timur?"

Iplan menoleh cepat, oh sudah lama dia menantikan liburan, "kau mau babi panggang di newyork timur?"

Mean tertawa , "Bukan, sayang. Thailand untuk liburan musim semi"
Plan mulai kehilangan selera untuk memakan dessert nya

"Apa?"

"Ya, Pernikahan Perth. Kau lupa? Sahabatku yang.."

"Tentu aku ingat, Perth dan saint?"

"Tepat sekali" mean menyendok dessert kedua mereka tanpa sepengetahuan plan.
Kerja bagus

"Tapi mean ..."

Mean mengambil tangan si mungil, menggenggam keduanya lembut masih dengan senyuman yang membuat matanya melengkung seperti bulan sabit. "Plan, kita sudah pacaran selama empat tahun. Saatnya orang-orang bertemu pacarku yang cantik"

"Tampan mean"

Mean tertawa, "Ayolah sayang, Perth adalah sahabat ku bahkan sebelum kami dilahirkan, kau tak ingin tau tempat ku tumbuh? Bertemu keluarga ku, temanku terutama nenek dan bertemu temanmu yang aneh itu"

"Cooheart !!" Si mungil tampak tertarik dengan tawaran dari kekasihnya sekarang.

"Ya, dia memintaku untuk berkunjung"  lanjutnya

"Jadi, mau ke Thailand bersama ku? Aku ingin seluruh pulau bertemu dengan si cerdas plan Rathavit"

"Urghh okey tuan Phiravich. Kau memang perayu ulung" tersenyum riang plan mengalungkan tangan nya pada leher sang kekasih, saling melumat dan tertawa di sela sela ciumannya. Tak perlu cemas dengan sekitar, karena newyork tak punya waktu untuk mengusikmu.

Seperti dunia hanya milik berdua, mean dan plan seperti tak sadar ada seseorang yang mengintai mereka, membuka ponselnya dan mengetik cepat seperti terjangkit wabah sebelum menelfon seseorang

"Sammy, mean phiravich akan pulang membawa pasangan ke pernikahan. Sebarkan ke semua"
______________

Crazy Rich PhiravichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang