0 %

2.3K 101 2
                                    

"Maaa sepatu adek mana?"

"Di rak."

"Gakk ada maaa."

"Ada, cari dulu yang bener."

"Ish mama dibilangin gak ada!"

"Nanti kalo mama cari rupanya ada, uang jajan adek mama potong"

Sejeong datang menghampiri si bungsu yang tengah mencari sepatu sekolahnya.

"Ini apa?"

"Loh ma tadi beneran gak ada!"

"Pokoknya uang jajan adek mama potong!"

Sejeong kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaanya tadi. Baru saja ingin melanjutkan, suara sang kepala keluarga terdengar.

"Maa, dasi papa yang warna merah maroon dimana ya?"

Sejeong menghela nafasnya berat. Enggak anak enggak bapak cari barang ga pernah pake mata. Taunya nanya mulu.

"Kakak bantu papa gih cari dasi."

Si kakak pun menganggukan kepalanya dan pergi berlalu ke kamar papanya untuk membantu mencari dasi.

Saat di lantai 2, si kakak bertemu dengan abang kembarannya yang tampak seperti buru-buru.

"Mau kemana?"

"Sekolah, kak. Udah siang ini."

"Baru jam setengah 7, bang."

Si abang melirik jam tangannya menunjukkan pukul 7.15

"Oh, jam abang? Semalam adek iseng cepetin."

Si abang memutarkan bola matanya setelah membaca gerakan tangan adek kambarnya itu.

Ya, si kakak, tidak bisa bicara. Namun dia bisa mendengar. Bahkan kemampuan mendengarnya tidak seperti orang biasa. Dia bisa mendengar isi pikiran orang. Jadi, dia bisa tau kalau misalnya ada yang pura-pura baik dengannya demi mendekati anggota keluarganya.

Yah siapa sih yang gak tau abangnya? Populer ? Iya. Ganteng ? Iya. Pinter ? Banget. Hotel ? Trivago. Eh.

Adek bungsu mereka juga ganteng, pinter, populer. Hari ini gari pertama mereka kesekolah setelah liburan naik kelas. Walaupun si kakak ada kekurangan tapi dia tetap bersekolah di sekolah normal bersama abang dan adeknya.

Hari ini adeknya sudah naik kelas 1 SMA, jadi mereka ber 3 bisa pergi kesekolah bareng lagi sekarang.

Setelah perbincangan kecil dengan abangnya, si kakak kembali melanjutkan perjalanannya ke kamar papanya.

Tok tok

Sehun membuka pintunya kemudian tersenyum mendapatkan anak perempuannya dibalik pintu.

"Kenapa ?" Tanya Sehun lembut

"Tadi mama suruh kakak bantu papa cariin dasi."

"Udah dapat dasinya. Nih udah papa pake. Ayok turun, kak."

Si kakak melirik ke dasi Sehun. Belum rapi. Dia pun merapikan sedikit dasi papanya kemudian tersenyum manis.

"Terima kasih kakak cantik."

Sehun merangkul si kakak dan turun bersama. Mereka berdua turun dengan wajah bahagia.

"Seneng banget anak mama. Ada apa nih?"

"Mama kepo."

Sehun tertawa sedangkan Sejeong pura pura ngambek.

"Jahat ya kakak sekarang bandel." ucap Sejeong sambil ngecubit hidung si kakak.

The Ohs ;fhtl Sequel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang