13: A Little bit Complicated

1K 190 37
                                    

"Yang bener aja, belum berlayar udah karam nih?" Hanbin bermonolog dalam hati.

"Gue ada satu tips. Gimana kalo lo sementara jangan berinteraksi sama Dahyun?" June memberi pendapat.

Hanbin selalu gak yakin kalo June ngasih tips. Tapi kalo lagi beruntung tuh tips nya emang bener-bener bisa berguna.

"Terus?"

"Ya terus lo liat gimana reaksi dia. Kalo dia biasa aja berarti dia emang gak peduli sama lo." June menunjuk Hanbin tepat di wajah. Berasa lagi kena ceramah sama kepala sekolah.

"Tapi, kalo dia berekspresi—marah, sedih, atau khawatir. Tandanya dia suka sama lo dan lo harus memperjelas hubungan itu."

Hanbin bergeming, dia sedang memikirkan semua kemungkinan negatif dari perkataan June.

Lama tak membalas, June berkata kembali, "kenapa? Lo takut?"

"Bukan gitu—"

"Oke gue ngerti, resikonya memang besar, tapi minimal kasih kepastian lah kalo lo suka sama dia." June bersikeras memberitahu Hanbin yang kepala batu.

"Nanti kalo dia malah makin ngejauhin gue gimana?"

"Ya gak gimana. Berarti lo emang harus mundur." June kalo jujur suka gak kira-kira. Belum Hanbin coba aja rasanya udah sakit ngebayangin yang nggak-nggak.

"Gini ya Bin, setahu gue perempuan akan menyesal pada waktunya kalau nyia-nyiain perasaan lelaki yang tulus. Jadi lo kalau hati lo emang tulus, optimis aja!" timpal Donghyuk.

Mustahil. Kemana kegilaan teman-temannya ini? Kenapa mereka semua berubah menjadi normal jika sedang membahas tentang cinta?

"Guys ... makasih udah mau jadi normal buat gue," kata Hanbin yang langsung merangkul keenam sobatnya.

Mereka berpelukan layaknya teletabis dikala matahari mulai terbenam.

"Hyun, ayo pulang," ajak Jihyo yang melihat Dahyun berdiri di depan ruang istirahat grup lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyun, ayo pulang," ajak Jihyo yang melihat Dahyun berdiri di depan ruang istirahat grup lain.

Dahyun menggeleng. "Aku masih mau ketemu sama orang, Kak."

"Sama siapa? Kim Hanbin? Udah pulang daritadi dia."

For real? Hanbin sudah pergi sebelum Dahyun menyamperinya? Kretek, nyes, sedih, rasanya campur aduk. Padahal dia sudah tidak sabar untuk menceritakan semua kesalahpahaman yang ada.

Dahyun mulai meneteskan air mata dalam diam. Sesakit ini, ya, kalau terlambat menyadari rasa suka.

"Hyun?! Astaga, sampai nangis anak ini. Nayeon, Jihyo sini! Dahyun nangis!" Kata Jeongyeon sambil tak henti-hentinya mengusap pelan kepala Dahyun.

Semuanya langsung beregerak mendekati Dahyun, berusaha menenangkan gadis itu. Sumpah demi apapun, Dahyun juga nggak pernah mengira jika dia akan mengalami hal seperti ini.

"Kamu bener-bener pengen ketemu sama Hanbin?" Nayeon bertanya memastikan.

Dahyun mengangguk pelan. Akhirnya Nayeon berinisiatif menyuruh Dahyun untuk menelpon laki-lali itu sekarang juga.

"Tapi—Tapi, malu Kak suaraku serak habis nangis..."

"Udah buruan telepon aja," perintah Nayeon tak ingin mendengar alasan-alasan Dahyun lagi.

Yang disuruh pun mulai mengikuti perintahnya. Diawal, teleponnya tidak diangkat. Rasanya tangisan Dahyun makin menjadi-jadi, air matanya mengalir deras meski tanpa suara.

"Nggak diangkat..."

"Coba sekali lagi." Tolong, Kim Hanbin, jangan hancurkan kepercayaan Im Nayeon padamu.

Akhirnya, telepon yang kedua kalinya ini diangkat juga!

"Halo?" Suara ini. Suara yang sudah lama tidak Dahyun dengar. Ada sedikit rasa lega saat mendengar satu kata saja keluar dari lisan Hanbin.

Tapi, itu semua tak menutup kesedihan Dahyun. "KAK HANBEEEEENNNNN." Ya, dia berteriak dengan suara serak, saking kelewat senang tapi masih merasa sedih. Ribet, ya.

Hanbin diseberang sana tersentak kaget mendengar teriakan Dahyun, sekaligus panik karena suaranya serak.

Ini Dahyun gak lagi nangis, kan? Batinnya bertanya-tanya. "Kamu, Kamu nangis?"

Bukannya menjawab, Dahyun justru melanjutkan tangisannya, seolah-olah yang bisa ia lakukan saat ini hanya hal itu. "Maaf, Maafin aku, Kak..."

Astaga, beneran ini anak orang nangis!? Waduuuuh! Hanbin gelagapan sendiri.

"Dimana?" Hanbin bertanya. Dahyun mengerutkan alisnya sekejap, ada apa tiba-tiba bertanya begitu?

"Kamu dimana sekarang?" Hanbin bertanya untuk yang kedua kalinya

"Di parkiran kak," jawabnya.

Hanbin dengan sigap mematikan ponselnya tanpa mengucap apapun. Dahyun yang tidak mengerti dengan mudahnya menyimpulkan kalau Hanbin hanya ingin tahu keberadaannya bukan keadaannya.

Ah, kenapa jadi menyedihkan seperti ini, sih...?

↷ to be continued . . .

Sisa 1 chapter lagi ending guys heheheh :"">

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sisa 1 chapter lagi ending guys heheheh :"">

SANDWICH.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang