Keesokan paginya, semuanya tampak normal, seakan-akan tidak ada yang terjadi diantara kami. Pagi itu ada pertemuan general staff di ruang rapat. Dengan seloyang croissant panas dengan mentega, iced danish, kopi, cranberry dan jus jeruk, dan irisan mangga, melon, nanas dan stoberi."Seseorang menambah makanannya," salah satu account executive berkata pada koleganya ketika ia mengisi piringnya. "Dimana mereka menyimpan donat dan bagel?" pernyataan itu meledakan tawa dari kerumunan itu.
"Kau pantas menambah," kata Jinyoung ketika memasuki ruangan. "Dua klien baru, dan promosi Sereal Blake berkinerja baik di pasaran."
Ia tersenyum simpul, senyuman yang sama seperti yang ia berikan pada seluruh orang di tempat itu. Aku pikir ia akan marah atau jengkel, tapi nyatanya tidak. Ia tampak gembira, bahkan tampak bersemangat ketika ia mengambil tempat duduknya di ujung meja.
Aku duduk di sisi kanannya, menggigit sepotong melon dan menyesap kopiku. Aku pikir itu adalah tempat yang baik, karena saat ia membutuhkanku, aku ada didekatnya, di luar misi lainnya. Dengan cepat meja itu dipenuhi oleh orang-orang yang tadi berdiri di dekat dinding. Kemudian orang-orang grafis naik dari basement. Hanya ada ruangan untuk berdiri, dan buah-buahan mulai menipis. Mereka mengambil kopi, roll, iced Danish, dan bersandar di dinding.
Jinyoung tampaknya terlihat sedikit berbeda. Ia mendengarkan laporan dengan seksama, menawarkan saran dan memuji pada waktu yang tepat, perselisihan diselesaikan dengan bijaksana dan gurauan yang dilontarkannya seperti stand-up komedi yang berpengalaman.
Daehwi yang duduk di ujung meja yang lain hanya menimpali sesekali. Dia juga menyadari bahwa Jinyoung sedang baik dan lebih dari sekedar mengambil keuntungan dari hal ini. Semua orang keluar dari meeting itu dengan perasaan senang, dan ketika mereka hampir keluar semua, Jinyoung menoleh kearahku dengan senyuman ceria sebelum mengumpulkan catatan dan file foldernya, dan berjalan mengikuti kerumunan.
Aku berdiri membeku selama lima menit penuh, sebelum akhirnya berjalan kembali keruanganku. Selingan kecil kami kemarin malam sepertinya sudah membuatnya senang. Aku harus berpikir apa yang akan kulakukan dengan kenyataan ini. Aku harus berpikir apakah aku akan melanjutkannya atau tidak. Sangat jelas bahwa ia melihat kejadian kemarin sebagai permulaan, tapi aku tidak yakin bahwa itu adalah sesuatu yang akan kulakukan atau bahkan yang kuinginkan.
Aku mengambil tasku dan berkata pada Daehwi, asisten Jinyoung sekaligus sekretarisnya, bahwa aku sedang tidak enak badan dan akan pulang untuk sisa sore itu.
Jinyoung menelepon, tapi aku tidak mengangkatnya hingga akhirnya ia meninggalkan pesan yang mengungkapkan perhatiannya dan berharap aku baik-baik saja.
***
Keesokan paginya aku membuat sebuah keputusan. Aku menyerahkan key card kamar yang ku sewa di Super 8 di I-75 south kepada Jinyoung. Kamar itu bersih, dan melayani keluarga- keluarga yang dalam perjalanan ke Six Flags atau Disneyland.
Aku tinggal disana malam sebelumnya dan menyaksikan ibu-ibu duduk di bawah payung besar yang menutupi meja dan menyesap soda kalengan, sementara anak mereka bermain di kolam renang kecil berbentuk ginjal tidak jauh dari tempat parkir. Para ayah menghabiskan waktu mereka untuk membongkar muatan SUV dan Volvo station wagon.
Jinyoung memegang kunci di telapak tangannya seolah-olah dia tidak yakin benda apa itu sebenarnya. Tatapannya ketika menilaiku tampak ragu sejenak, tapi itu segera menghilang dan kembali kosong. Aku memintanya untuk datang pukul sembilan, mandi dengan baik dan mengenakan kaus polo, jeans dan sandal, tidak lebih.
Ia mengangguk dan memasukan kuncinya kedalam saku. Dia tidak menanyakan apapun, dan kami melanjutkan hari itu seperti biasa, seakan-akan aku tidak pernah membicarakan tentang malam yang akan datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taking His Boss [DEEPWINK]
FanfictionPark Jihoon terlibat ke dalam suatu hubungan dengan bos di kantornya-Bae Jinyoung, tapi itu bukan tanpa konsekuensi. Jinyoung tampaknya dapat dengan mudah memisahkan urusan bisnisnya di kantornya, dan berpura-pura tak ada apa pun yang terjadi. Sedan...