PENJAGAAN

48 9 2
                                    

"Memetik buah di pohon haruslah langsung dari sang pemiliknya"

Ketakutan.
Hanya itu yang bisa ku simpulkan sekarang.

Dari awal aku sadar.
Buah yang ku inginkan, bukan seperti buah pada umumnya. Dia berbeda.

Dari awal aku sadar.
Buah yang ku inginkan tidak bisa ku petik sembarangan. Dia berada dalam penjagaan daun-daun yang sangat rimbun. Jalan satu-satunya adalah pemiliknya.

Tetapi aku tak berani berucap kepada pemiliknya. Aku takut membuat pemiliknya marah. Lalu, aku hanya bisa menjaganya dari jauh. Tetapi semakin hari aku semakin dekat dengan buah tersebut. Sampai-sampai aku melupakan sesuatu, buah ini milik orang. Aku salah, akankah pemiliknya marah?

Dan sampai akhirnya teguran itu pun datang.
Aku takut.
Aku harus apa?

Meminta maaf. Hanya itunyang terlintas.

Maukah engkau memaafkan ku?

-Penalinr

S A J A KTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang