SATU

10 2 0
                                    

Sebelum membaca biasakan vote dan comment. Happy reading❤

Malam itu di sekolah sedang diadakan persiapan untuk acara pemilihan ketua osis baru. Aku Park Younghwa salah satu anggota osis di sekolah itu ikut serta membantu mempersiapkan semuanya, mulai dari menanta bilik suara, membuat kertas suara sama membersihkan lapangan.

"ayo cepat kerja biar cepat pulang" seru Minhyun selaku ketua osis.

"bisanya cuma nyuruh doang, ngebantu enggak. Kayak kenek bus aja, manggil-manggil iya ikut berangkat enggak" seru Naura sambil membereskan kursi. Walaupun pelan tapi itu masih terdengar di telingaku.

Benar juga yang di katakan naura, Minhyun cuma bisanya nyuruh aja. Dia terlalu cape untuk membantu semuanya. Dia telah membuat konsep ini dengan otak brilliantnya. Mulai dari mendisain surat suara, mengumpulkan visi misi calon ketua osis yang baru. Aku sih mengerti Minhyun pasti dia lebih cape dibandingkan dengan kita-kita yang hanya membereskan, menyapu dan mendekor ruang kotak suara.

"aku antar kamu pulang yah" seru laki-laki yang memakai jaket kulit hitam, jeans hitam, baju coklat.

"iya" jawabku singkat

Dia Park Woojin, pacarku. Dia baik, perhatian, mencintaiku dengan tulus. Namun, sayangnya sikap dia yang playboy membuatku tidak terlalu mencintainya. Dan asal kalian tahu, aku mencintainya hanya sebatas kasihan saja bahwa dia telah mencintaiku. Mungkin sikapku ini terlalu jahat, tapi ketahuilah sebenarnya dia yang lebih jahat. Ini adalah rahasia perasaanku terhadap Park Woojin. Hanya ada satu orang yang tahu bahwa aku menerima dia karena kasihan saja. Dia adalah Naura, sahabat kecilku yang kebetulan sekarang kita satu sekolah dan satu organisasi pula.

"karena semuanya telah selesai. Kita cukupkan sampai disini saja. Sampai ketemu besok pagi, jangan lupa datang jam 06.00 pagi. Jangan sampai telat! Kalian semua sudah tahu kan kalau kalian semua telat apa sanksi nya" seru Minhyun dengan tegas.

Minhyun itu orangnya tegas, berwibawa, sedikit menyeramkan (mungkin). Tapi dibalik semua itu dia orangnya sangat penuh perhatian, sangat baik, dan tidak tega melihat temannya terkena masalah sedikitpun.

Akhirnya persiapan untuk pemilihan osis besok pun selesai. Dan seperti yang di katakan woojin tadi, aku pulang dengannya. Diantarkan dia dengan mobil berwana hitam dan dia terlihat sangat tampan saat menyetir kendaraan beroda empat itu. Dan aku akui itu. Kadang aku suka berfikir tidak terlalu jahatkah aku menerima cintanya hanya sebatas kasihan saja? Tapi dia juga sama jahatnya. Dia itu playboy. Perempuannya banyak, aku tau itu.

"mau makan dulu ?" Woojin membuka suara. Karena dari kami berangkat sampai sekarang tidak ada percakapan diantara kami.

"terserah" jawabku dengan senyuman keada Woojin.

Dia memegang pucuk rambutku "oke deh" jawabnya sambil tersenyum manis ke arahku.

Tak bisa dipungkiri persaanku saat itu. Senyumnya menawan menampilkan  gigi gingsulnya serta sorot matanya yang penuh perhatian membuatku tersipu malu. Detak jantungku tak menentu dan mungkin sekarang pipiku sudah memerah seperti tomat matang.

"kita makan nasi goreng gila saja bagaimana ?" tanya Woojin padaku.

"oke terserah kamu saja, sebagai pacar yang nurut aku ikut saja" jawabku.

Setelah membuat rencana itu, Woojin melajukan mobil hitamnya menuju kedai nasi goreng gila langganan dia.

***

"mas nasi goreng gilanya 2" seru Woojin kepada tukang nasi goreng itu.

"oke siap jin" jawab tukang nasi goreng itu.

Karena terlalu sering makan disini tukang nasi goreng saja sampai tau siapa Park Woojin.

Tak lama kemudian nasi goreng pun datang. Terlihat menggiurkan dengan toping ayam, sosis, baso, cumi, dan daging kepiting ditambah dengan sambal yang merubah warna nasi itu yang tadinya putih menjadi merah saking pedasnya. Membuat mulutku berliur.

Kami makan tanpa suara, tak ada pembicaraan diantara kami. Hanya Woojin terlihat sibuk dengan handphone nya. Entah apa yang dia liat atau yang sedang dia lakukan yang jelas dia terlihat sangat asik dengan membuka aplikasi line itu.

Setelah selesai makan, akhirnya kami berdua melanjutkan untuk pulang ke rumah.

"besok berangkat bareng yah" pinta Woojin padaku.

"tapi besok aku akan diantar papah" jawabku padanya.

"oke lah kalau begitu" dengan suara yang rendah.

Bukannya aku menolak permintaanya, hanya saja kalau aku berangkat dengannya sudah pasti aku akan telat. Sedangkan besok diharuskan datang jam 06.00 pagi. Mana bisa aku berangkat dengannya.

Walaupun Woojin juga anggota osis tapi bisa dibilang dia cukup nakal untuk anak yang berorganisasi. Dia selalu melanggar peraturan yang ada di sekolah. Sampai dia sudah diberi peringatan oleh Minhyun kalau dia melanggar lagi dia akan di keluarkan dari organisasi ini.

Akhirnya kami sampai di depan rumahku.

"makasih yah Woojin" ucapku padanya.
"iya sayang" jawab dia dengan senyumannya yang menawan itu.
"aku ke rumah dulu"
Dan tak disangka-sangka dia menarik tanganku dan mencium singkat bibirku. Tentu saja aku sangat kaget akan hal itu. Sekarang dia sudah mulai berani kepadaku. Padahal dulu dia sangat menjagaku. Dan itu membuat hatiku sakit. Tanpa ada kata yang terucap aku langsung masuk ke dalam rumahku sambil menahan air haram yang mulai keluar dari mataku.

Haruskah aku sudahi saja ? Ucap Younghwa dalam hatinya


















Haruskah aku sudahi saja ? Ucap Younghwa dalam hatinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hwang Minyhun

Hwang Minyhun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Woojin

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang