The Pigeon

55 6 2
                                    

Prolog

"Aku tak sendiri, hanya saja kini tak ada lagi kicauan burung yang bernyanyi. Kini, sendiri menantimu sang merpatiku"

"Mikaaaaa... Bangun sayang, udah jam 6 lebih ini!"
"Iya maa, 5 menit lagi"Sahut dia dengan nada magernya itu
"Mama siram air loh!"
"Iya ma iya, Mika bangun nih"

Teriakan itu sudah terbiasa terdengar setiap pagi, Mama yang selalu sabar mengahadapi sikap malasnya Mika.

***
"Mah, tau topi nya Mika ngga? Hari ini Mika upacara nih" Tanya Mika dengan nada paniknya itu
"Kok tanya mama sih? Yang sekolah kan kamu Mika..." Ejek mama
"Yaelah mah, kan Mika cuma nanya ya ampun"
"Udah sana kamu makan dulu, udah mama siapin makanan. Nanti mama coba cari topi kamu"
Mika pun langsung bergegas untuk menikmati lezatnya makanan khas ibunya. Tak lama kemudian..
"Bu aku berangkat dulu ya"
"Yaudah sana hati-hati, ini topinya"
"Dah Bu"

Sejuknya pagi menjadi alasanku untuk selalu tetap tegar, keramaian menjadi peluang untuk kesepian ku. Duduk diantara mereka yang amat sibuk dengan dunianya masing-masing yang memiliki tujuan sama menaiki bus. Ramainya ibukota menjadi sasaran mataku, seperti biasanya penuh dengan para pengendara yang bergegas untuk beraktivitas. Sudah hal biasa, earphone menjadi penenang Mika saat di bus.
"Permisi, boleh saya duduk disini?"
Mika tetap diam karena earphone nya yang masih menempel di telinganya.
"Halooo mbaknyaaaaaaa!!!" Suara itu mulai naik, hingga seluruh penumpang mendengar. Tak pikir panjang, lelaki itu langsung melepaskan earphone yang menempel di telinga Mika.
"Eh lo apa apaan sih, ganggu orang aja!"
"Gue udah bilang dari tadi, kuping Lo aja yang disumpel pake beginian"
"Aduh mas mba, tolong jaga ketenangan dong" sahut ibu-ibu tua yang meronta.

***
Lalu? Adakah hal yang terjadi selanjutnya?

Jangan lupa vote ya teman teman😉

The PigeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang