Tidak, bukan hati yang saling bertemu. Melainkan orang asing
Tak lama kemudian bus pun berhenti tepat di depan SMA Permata. Mika pun turun dengan muka yang begitu kesal. Dendam, emosi, marah, semua termasuk campur. Seperti layaknya kompor yang akan meledak.
"Eh cewe sialan, nih gantungan kunci lo jatuh!"
"Gue ngga butuh!" Tegas Mika dengan nada kesal.Seperti biasa, pagi hari selalu disambut oleh bapak ibu guru yang berdiri di depan gerbang dan siap memancarkan senyumnya yang begitu cerah. Tak hanya itu, petugas ketertiban pun mulai beraksi.
"Maaf, untuk harus Senin sepatu harus hitam polos mba." Tegur petugas.
"Bawel deh lo, gue ga punya sepatu hitam. Udah sana lo catet nama gue dibuku keramat lo." Sahut Mika dengan acuh.
Sudah menjadi hal biasa untuk Mika yang setiap harinya selalu saja hidup dengan masalah, entahlah ini sebagian dari hobinya mungkin.***Bel masuk berbunyi***
"
Pengumuman....diberitahukan kepada seluruh siswa untuk berkumpul di lapangan upacara untuk melakukan upacara rutin."
Mereka berbondong-bondong berjalan berdampingan, mengelompok, bersama. Dan Mika dengan santainya berjalan sendiri menuju lapangan. Bukan tak ada teman, hanya saja Mika selalu bodo amat untuk hal apapun. Wajar saja jika dia sering tertinggal oleh teman-temannya. Definisi mager.
Gubrakkkkkkk!!!!!!!! Suara itu terdengar begitu jelas.
Wajah mulai memerah, api mulai membara. Asap-asap kini mulai muncul. Darah yang tiba-tiba naik secara spontan."Eh lo punya mata ga sih?!" Teriak Mika
"Lo ga liat ya? Nih mata gue." Dengan melototkan matanya kedepan Mika.
"Lo kan cowo yang di bus tadi?, nyesel gw ketemu lo. Musibahhhh!!!"
"Dasar cewe gila."
"Diem lo! Ga guna." Tegas Mika.Mika langsung memalingkan wajahnya dan bergegas menuju lapangan untuk melakuka upacara. Dan ternyata si cowok itu berteriak. Dia bersuara.
"Gue Leo! Siapa tau lo kepo nama gue." Dengan pedenya.
Mika hanya mendesah bodo amat tak menghiraukan ocehan cowok itu.***Upacara berlangsung***
Terik matahari mulai membara, tetes demi tetes bercucuran. Tak hanya itu, rasa kesal kian terus berdatangan ketika mata Mika tertuju dengan cowok itu. Ya, cecunguk sialan itu. Mata dengan mata kini bertemu, saling bertatapan. Teriknya sang surya kian menyempitkan pandangan ini. Wajah cecunguk sialan itu membuat Mika semakin kesal. Dengan tegas, Mika menyorotkan mata tajamnya itu dan menunjuk dia dengan jari mungilnya. Lalu jempol imutnya yang tadinya di atas kini telah diputar ke bawah olehnya. Spontan cowok itu kesal. Tanpa sadar ada teman Mika yang memperhatikannya dari tadi.
"Lo kenal dia mik?" Tanya Sely dengan mengernyitkan dahinya.
"Dihh.. amit deh gue kenalan sama dia, ga level!"
"Terus kenapa lo liatin dia terus?"
"Yang liatin dia juga siapa, kuker battt deh" kesal Mika
"Awas nih, nanti cinta loh." ejek Sely
"Gigu deh!"Upacara pun tlah usai, para siswa Kemabli menuju kelasnya masing-masing. Mungkin ini hari sialnya Mika. Lagi-lagi dia berseteru dengan cowok itu. Gubrakkkkkkk!!!
"Lo emang ga punya mata yah?!"
"Maaf gue ga sengaja, gausah ngegas dong" cowok itu menjulurkan tangannya ke Mika.
"Gausah sok baik! Gue bisa sendiri." Melemparkan tangan cowok itu.
"Gue minta maaf deh, dah duluan. Nih buat lo." Ternyata cowok itu memberi Mika sebuah plester untuknya.
"Jangan lupa dikasih obat tuh kaki Lo!!!!" Teriak cowok itu dari kejauhan.Mika terdiam, apa benar dia orang baik. Jantung pun kini berdetak tak semestinya. Sepertinya alam menjadi saksi. Semesta kini tertawa. Gadis cuek yang malas kini terdiam dan merasakan detak jantung karena cowok? Sungguh semesta akan kiamat. Ini bukan hal biasa untuk Mika. Sama sekali ini untuk pertama kalinya dia merasakan itu. Lalu kenapa harus dengan cecunguk itu? Kenapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pigeon
RomanceMikael Alexa Putri, seorang gadis tomboi yang tak pernah tau apa itu cinta. Yang enggan untuk berpikir ketertarikan lawan jenis. Namun, semua berbeda. Ketika Mika bertemu dengan seorang lelaki yang begitu menyebalkan dan sangat membosankan. Akankah...