flashback part 1

20 1 0
                                    

Kita dulu bersama, dari kecilku hingga masa remajaku. Sampai aku yakin, kau milikku.
_mika




Mika.

Bayang bayang tentangnya kembali muncul. Seolah tak ada hal yang pernah terjadi. Misteri yang semakin lama kian terpendam. Sulit untuk ku kubur dalam-dalam, hingga akhirnya setelah waktu berlalu begitu lama akupun lupa akan hal semua tentangmu. Tentang kita. Tentang kisah yang berlalu.

"Mimi.. Mimi..."
Begitu panggilan kecilku. Itu sangat istimewa. Karna dialah yang membuatnya semua hal pahit menjadi begitu membekas. Dia cinta pertamaku Raka. Fatahillah Raka Bageswara.

"Rakaa!!! Akhirnya kamu dateng, ayok kita ke taman!" Ajakku padanya.

Menjadi hal biasa, aku dan Raka bermain di taman. Menikmati indahnya kupu kupu. Burung burung nan bersautan. Mentari begitu terik memancarkan cahayanya. Hingga pada akhirnya..

"Raka, Mimi cape. Ayok beli es krim."

"Siap Mimi cantik. Pangeran siap membantu Mimi."

"Om es krim nya beli dua ya, harus spesial pake banget." Goda Raka

"Iya adek manis."

"Nih buat tuan putri." Ujar Raka kepada Mika

***
Mentari mulai surut, terbenam tenggelam dalam kegelapan. Akhirnya Raka dan Mika kembali menuju rumah masing masing. Sesampainya di rumah, Mika langsung membersihkan badannya terlebih dahulu dan dilanjutkan untuk makan malam bersama keluarga tercintanya.

"Putri kecil papa sini turun sayang." Panggil papa Mika

"Iyah pa, Mika turun. Meluncurrrrr!!!! "

"Putri papa bentar lagi mau sekolah nih, udah gede ya kamu." Ujar papa Mika sembari mengelus rambut Mika.

"Hehe iya papa, besok Mika mau jadi astronot. Terus nanti papa sama mama pergi ke bulan sama Mika."

"Kamu ada ada aja sayang." Sahut mama mika menggelengkan kepalanya.

Keluarga yang begitu hangat, sangat di impikan oleh semua orang. Tertawa ria, bahagia selalu menciptakan sebuah cerita. Beruntungnya Mika hidup dalam keluarga yang begitu menyayanginya.

"Pah Mika ke kamar dulu yaa, Mika ngantuk nih."

"Yaudah, anak papa istirahat dulu sana. Nice dream sayang:*"

Malam itu, seperti biasanya Mika memandangi langit langit di balkon kamarnya. Menganggap bahwa bintang itu teman curhat Mika yang paling setia. Bagi Mika bintang dan bulan yang selalu ada saat Mika merasa sedih, hatinya serasa tenang ketika memandangnya.

Mentari kembali bangun memancarkan cahayanya yang begitu teriak, menerobos sela jendela yang ada di kamar Mika. Hingga tepat pancaran itu mengenai mata Mika. Terbangun lah peri kecil papa.

"Mika sayang bangun yok, mama udah bikin sarapan loh."

"Maa Mika masih ngantuk, nanti aja lah ma." Rajut Mika

"Jangan gitu sayang, ayok ah. Pricessnya mamah harus bangun, nanti cantiknya hilang loh." Rayu Mama Mika.

"Hemmmmm."

Mika pun terbangun dari tidurnya dan bergegas cuci muka lalu turun ke bawah untuk menikmati sarapan pagi bersama keluarga hangatnya.

"Wah anak papa mulai rajin nih, Senin besok udah mulai sekolah kamu loh. Udah gede aja anak papa ini." Sembari mencubit hidung Mika yang begitu mancung.

"Ihh papa kebiasaan deh, nanti hidung Mika jadi kaya Pinokio gimana kan jelek."

"Kalo Pinokio kan suka bohong sayang, anak mama kan jujur." Mama tersenyum melihat tingkah konyol anaknya.

Tok tok tok (suara ketukan pintu)
"Assalamualaikum, Mimi "

"Mah itu ada tamu." Ujar Mika

"Waalaikumsalam." Mama mebuka pintunya.

"Ehh nak Raka, sini masuk. Mika lagi sarapan tuh, yuk sekalian ikut sarapan."

" Raka tadi udah makan tante," Raka belum selesai bicara tiba tiba Mika langsung menyambar begitu saja

"Tokk ka, kita main sepeda. Pergi ke taman lagi ayok!" Seru Mika

"Mika, makannya dihabisin dulu sayang." Mama

"Ah udah kenyang ma. Mika main dulu ya ma. Dahhh"

Mika dan Raka kemudian berpamitan untuk bermain bersama, mereka juga tak lupa cium tangan papa dan mama Mika.

"Raksa, kita ke taman yaaaa. Siapa yang kalah beliin es krim!!" Tantang Mika

"Ayok, siapa takuttttttt!"

Mereka saling adu kecepatan berlomba lomba menjadi pemenang. Siapa yang menang akan mendapatkan es krim gratis.
Setelah beberapa menit kemudian, tibalah Mereke di taman yang telah dituju.

"Yeeyy aku menang." Sorak Raka dengan gembira

"Kamu curang ah ka, masa ngga mau ngalah sama Mimi." Sedih Mika

"Yaudah deh, Mimi yang menang. Nanti Raka aja yang beliin Mimi es krim."

"Yeee Raka baik deh. Mimi sayang sama Raka."

Kata sayang, mungkin terdengar sepele bagi Mika. Berucap asal seakan itu hal biasa. Namun tidak menurut Raka.



Maaf lama ga update nih, saking sibuknya. Ambyar pula:(

Jangan lupa vote ya, cuma baca tapi ngga vote rasanya kaya udah Deket tapi ngga ada kepastian:)

Happy reading guys🌸



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The PigeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang