Chapter 9 (Kim Kai)

1.9K 174 18
                                    

Sebelumnya:

"Daddy!" Luhan menggerakan tubuhnya cepat di atas Sehun.

"Ahh luhan" Sehun mendorong tubuh Luhan ke sofa sampai dia menjadi terbaring. Dan Sehun mendekatkan wajahnya ke wajah Luhan

Dan ciuman keduanya pun terjadi.

c̲̅h̲̅a̲̅p̲̅t̲̅e̲̅r̲̅ 9

"Daddy? Kenapa tadi daddy memakan bibir Lulu?" Tanya si kecil dengan begitu polosnya. Saat ini mereka sudah duduk dengan normal , yah maksudnya tidak lagi berpangkuan.


"Oh itu Daddy lapar sebenarnya" Sehun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mata Luhan berkedip-kedip dengan lucu masih mencerna ucapan 'Daddy-nya' itu
"Eoh jika daddy lapar kenapa harus memakan   Lulu? Lulu kan bukan makanan!" Jawabnya dengan cemberut.

"Daddy hanya tidak bisa menahan laparnya. Jja lebih baik kita makan sekarang, Daddy akan memasak untukmu" Sehun bangkit dari duduknya dan mulai melangkahkan kaki jenjangnya menuju dapur.

"Memangnya daddy bisa memasak ya?" Luhan berdialog sendiri dengan suara yang pelan, lalu mengikuti Sehun ke dapur.

***

Pasangan yang terlihat terpaut jauh usia itu tengah bersiap-siap tidur setelah membersihkan diri masing-masing. Si kecil memaksanya untuk tidur bersama setelah makan malam mereka selesai, mau tak mau Sehun harus menuruti kemauannya karena jika tidak pasti si kecil akan meraung-raung dengan kerasnya.

"Daddy ayo cepat, Lulu sudah mengantuk" Matanya berkedip dengan lambat tanda kantuknya.

"Yah sebentar sayang, daddy harus menyelesaikan ini dahulu" Sehun menjawab tanpa menoleh, berfokus kepada layar laptopnya dan menyia-nyiakan pemandangan Luhan yang begitu menggemaskan saat sedang menahan kantuknya. Sehun sebenarnya masih banyak pekerjaan di kantor hanya saja ia memaksa untuk pulang karena mengingat rusanya yang tengah marah. Dan akhirnya ia harus menyelesaikan di rumah yang sebenarnya juga akan membuat si kecil kembali marah karena kemungkinan dia akan terkacangi oleh daddy-nya yang gila kerja itu.

"Daddy" panggilnya lagi, kali ini dengan suara yang kecil. Kantuknya benar-benar tidak bisa ia tahan karena akhirnya ia terjungkal kesamping dengan bibir yang mulai mengeluarkan dengkuran halus.

Merasa si kecil tidak lagi bersuara akhirnya Sehun menengok dan tersenyum setelahnya. Begitu menggemaskan bayi rusa kecilnya itu , ia tertidur meringkuk dengan tangan terkepal di depan wajahnya dan jangan lupakan bibir yang terbuka mengeluarkan dengkuran.

Sehun akhirnya memilih berhenti bekerja dan berjalan menuju ranjang yang di tempati malaikat tak bersayapnya dan membenarkan letak tidur si kecil lalu ikut tidur di sampingnya.

"Mimpi indah Lu" Gumamnya yang di balas dengkuran halus dari si kecil.
.

.

.

.

.

Drtttt Drttttt Drttttt

Ponsel mahal itu terus bergetar sedari tadi, si pemilik mulai terlihat terganggu dengan suara menjengkelkan itu dan memilih untuk membuka mata. Dia berdiam dan tampak tak ingin bangkit , memilih memperhatikan wajah imut Luhan yang masih betah memejamkan mata dan mengabaikan suara getaran ponselnya.

Sehun mendekap Luhan ke dalam pelukannya dan melanjutkan tidurnya bersama si manis.

Drtttt.....Drttt....Drtttt....
Lagi-lagi ponsel itu bergetar dan Sehun sepertinya tidak terlihat terganggu dengan itu. Namun si kecil yang mulai terganggu hingga ia menjadi bangun dan mendapati Daddy-nya yang masih tertidur pulas.

"Eung Daddy.." Panggilnya dengan mata yang setengah terpejam.

"Hmm?"

"Ponsel-" sebelum menyelesaikan kalimatnya Luhan sudah tertidur kembali dan membuat dengkuran halus seperti kebiasaannya saat tidur.

Drttt...Drttt...Drttt
Lagi-lagi ponselnya bergetar membuat Sehun mengumpat akan membunuh siapa saja yang menelponnya pagi-pagi buta begini. Dengan malas-malasan Sehun mengambil ponsel nya di nakas lalu mengangkat telpon dari orang yang terus mengganggu tidurnya nyenyaknya itu.

"Yeob-"

"Yak! Sudah berapa kali aku menghubungimu albino! Dan kau baru mengangkatnya sekarang! Akan ku potong lehermu jika nanti ketemu heh!"

"Siapa kau?"

"Siapa aku?! Astaga kau melupakanku?! Benar-benar tidak tau diri! Aku Kai si tan seksi"

"Cih ternyata kau hitam, tau seperti itu aku tak perlu repot-repot mengangkat telpon nya tadi"

"Brengsek kau! Aku tidak hitam! Sekarang cepat jemput aku di bandara"

"Pagi-pagi buta begini? Kau pikir aku mau? Tentu saja tidak"

"Heh ya kau-"

Tut...sambungan telpon itu segera di akhiri oleh Sehun yang mengakhirkan umpatan dari seberang.

.

.

.

.

"Daddy hari ini tidak bekerja?" Tanya si kecil yang saat ini menatap heran kepada Sehun yang sedang menonton Tv di ruang tengah.

"Oh kah sudah bangun ternyata, kemari hmm" Sehun menepuk-nepuk sofa di sebelahnya.

Luhan menurut dan langsung di samping Sehun dan kembali bertanya
"Daddy hari ini tidak bekerja?"

"Iya, daddy sedikit kurang enak badan hari ini" jawabnya sambil menggedikan bahu.

"Daddy sakit apa?" Tanya si kecil kembali dengan wajah yang terlihat khawatir. Melihat itu Sehun menjadi gemas dan mencubit pipi Luhan.

"Akhh! Daddy sakit!" Keluhnya dengan wajah cemberut dan Sehun malah tertawa menyebalkan dan juga tampan(?)

Tiba-tiba bel berbunyi dengan keras mengundang raut heran di wajah Sehun, bukankah tadi dia telah memberi tahu Chanyeol untuk tidak datang kemari hari ini? Tapi jika bukan Chanyeol lalu siapa lagi?. Di tengah pikiran Sehun yang berkecamuk, si kecil telah berlari heboh ke pintu utama untuk membukanya.

"Channie hyung! Eoh?" Mata Luhan terlihat berkedip beberapa kali, sementara pria yang berada di hadapannya kembali menelan umpatan yang hendak ia keluarkan.

"Ahjussi siapa eoh? Kenapa bukan Channie hyung yang datang?" Tanya nya dengan wajah polos penasaran.

"Aku-"

"Apa yang kau lakukan di sini Hitam?" Sehun entah dari mana datangnya menyahut.

"Eoh Sehun rumah ini bagus kau hebat sekali memusnahkan pria tua itu"

"A-ah"








TBC

Sorry 🙏




❖ʙᴀʙʏ ʟᴜ |♪ʜᴜɴʜᴀɴ♪|❖ ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang