Prolog

11 4 1
                                    

Hari ini sangat panas dan pasti akan nyaman bila sedikit menikmati aroma lily sekedar untuk menyegarkan tubuh. Yuna terbaring di atas ranjang bermandikan keringat. Hari ini ia berfikir bahwa sudah saatnya untuk beristirahat.

"Kau fikir hanya dia saja? Untuk apa kau menyimpannya di sini? Kau gila, hah?!"

"Tentu saja, itu hakku."

"Baiklah. Lupakan. Aku tak ingin lagi berdebat denganmu."

Yuna melihat ke arah dua lelaki yang sedang beradu argumen. Ia tak pernah berfikir bahwa semua yang dilakukannya sia-sia. Tentu saja hal itu membuatnya merasa bersalah karena kehadirannya. Dua bulan lalu adalah pertemuan pertamanya, dan tak ia sangka bahwa Jeon Jungkook seagresif ini. Jungkook bahkan rela meninggalkan posisinya demi melindungi dirinya.

"Hyung, aku mohon jangan mengganggu lagi. Kami sudah bahagia."

"Cih! Omong kosong!"

Yuna membenarkan posisinya. Ia tak ingin menguping, hanya saja obrolan mereka sungguh membuatnya tak nyaman. Pada kenyataannya, mereka berdua bertengkar hanya karena ia berada di sini.

"Tinggalkan dia, kembalilah padaku."

Perasaannya mendadak cemas. Suara itu mengingatkannya pada masa lalu yang membuat dirinya tak lagi sama.

"Shin Yuna, aku tahu kau masih mencintaiku."

"A-aku tak mau." Kata-kata keluar dari mulutnya secara spontan. "Aku tak bisa hidup seperti dulu lagi. Aku tak mau."

Air matanya menetes. Tubuhnya merosot ke lantai. Tak ia sangka bahwa Park Jimin akan menemukannya di sini. Bukankah sudah 3 tahun yang lalu. Lantas kenapa bisa pria itu di sini? Yuna tak pernah membayangkan jika Park Jimin akan menemukannya lagi. Ini adalah mimpi buruk.

***

Time And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang