Bagian satu

46 17 7
                                    

       Pagi itu memang cerah,namun tak secerah hatinya. Salma bersiap untuk pergi ke sekolah dengan berat hati. Dia bukan gadis yang pandai berbohong. Ia akui bahwa dia lelah berpura-pura baik dengan keadaannya yang seperti ini. Seketika dia termenung, mengingat betapa indah dan harmonis keluarganya sepuluh tahun yang lalu. Canda tawa hangat saling terlempar dari seluruh anggota keluarga. Senyum hangat ayah, bunda, dan kakaknya selalu terngiang di kepala. Menjadi kenangan indah dari sepuluh tahun yang lalu.
         Salma rindu akan kasih sayang orang-orang terdekatnya. Ketika sang bunda selalu berada disampingnya, mengelus kepalanya dengan sayang. Ketika sang ayah menjadi pahlawan baginya dalam keadaan apapun. Saat ini dia sendiri, tak ada satupun yang menemani, membuatnya merasa sepi. Ayah dan bundanya yang sekarang gila kerja, seolah tak menganggap Salma ada di bumi. Hanya dukungan sang kakak perempuannya yang mampu membuat Salma bertahan hingga saat ini. Kakaknya selalu mengirim pesan semangat setiap pagi. Salma merasa cukup dengan melihat senyum sang kakak melalui video call yang berlangsung beberapa menit. Sayangnya, jarak harus memisahkan mereka berdua karena kakak Salma yang harus belajar di luar kota demi menggapai impian dan cita-citanya. Disamping semua itu, Sang Pencipta segalanya, Allah Azza Wajalla yang menjadi alasan terbesar Salma tetap hidup sampai sekarang.
       Seketika lamunannya terbuyar oleh suara klakson mobil dari luar rumah. Ia bergegas menuruni tangga, keluar rumah, dan masuk ke mobil ayahnya. Ferdian Wibowo, lelaki setengah baya yang mempunyai perusahaan furniture terbesar di Surabaya. Dia ayah Salma. Sikapnya yang tegas dan protektif membuat Salma tumbuh menjadi gadis patuh namun tertutup. Apapun masalah yang Salma hadapi, tidak pernah ia bagi kepada siapapun termasuk ayah Salma. Mobil Pajero hitam yang dikendarai ayah Salma melaju pesat menuju SMA Mutiara. Tak ada percakapan yang terjadi antara anak dan ayah tersebut. Keduanya saling diam selama perjalanan, saling enggan membuka pembicaraan. Sampai akhirnya mereka sampai tepat di gerbang SMA Mutiara setelah menempuh 20 menit perjalanan. Salma langsung pamit dan mencium punggung tangan ayahnya,tak lupa ia mengucapkan salam.
        Salma berjalan menyusuri koridor kelas 12 dengan kepala tertunduk. Banyak tatapan menusuk yang ia terima dari kakak kelasnya. Ia dianggap gadis culun,miskin dan kudet yang bisa masuk ke sekolah ini karena faktor keberuntungannya. Padahal, mereka tidak tahu seberapa pintar dan jenius nya seorang Salma Hilwa Arumi. Memang, hanya orang kaya dan elite bisa masuk sekolah itu.Dengan sok tahu nya, para siswa SMA Mutiara mengklaim Salma adalah anak dari orang miskin.Tanpa mereka cari tahu, Salma menutupi identitasnya yang menunjukkan dia anak dari pasangan pengusaha kaya raya di kota itu. Ayahnya pemilik perusahaan Ferdian's group dan beberapa hotel mewah di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Sedangkan ibunya pemilik 15 butik ternama di kotanya. Selama Salma berjalan, banyak cemoohan dari teman dan kakak kelasnya.

"Idih.. Sok lugu banget jadi orang, "

"Tuh lihat, bu hajah lagi lewat. Hahahaha"

"Eh mba, mau ikut pengajian ya? Panjang amat jilbabnya, "

"Hai culun, rok lo nyapu lantai tuh, "

"Dasar murid aneh, jalan itu liat depan bukan ke bawah!"

Dan masih banyak lagi ucapan menyakitkan yang tak Salma hiraukan. Ia sudah kebal dengan hal-hal seperti ini.
        Dengan cepat Salma berjalan menuju ke kelas. Ia hanya fokus menatap ke bawah dan melangkah tergesa. Saking fokusnya, tak sengaja ia menabrak seorang lelaki dengan tubuh besar dan tinggi. Ia jatuh terduduk dan membentur lantai. Sedangkan yang ditabraknya tak bergerak sedikitpun.

"Awwww.. "

Ringisnya ketika memegang siku yang sudah biru memar. Salma merasa sebal dan jengkel. Ia segera bangkit dan mendongak. Baru saja sebuah kata ingin terlontar dari mulutnya, tatapan mata itu justru membuatnya diam terpaku. Bibirnya terkatup rapat. Matanya terkunci pada satu titik. Yang ditatapnya pun mematung. Hingga sesaat dia tersadar dan,

"Ka..kamu?"

Tanya Salma gugup.

                             


      ❤❤❤





Halo readers tercinta. Part nya pendek banget ya? Hehe maafin Author, soalnya ini lagi sibuk-sibuknya ujian, jadi cuma sempet ngeluangin waktu sedikit. Tapi tenang aja, In Shaa Allah setelah ujian author bakal sering-sering update part yang panjang.
Jangan lupa vote and commentnya ya.

Salam sayang,
Author  ❤

The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang