Malam ini aku memutuskan buat bersantai, kasian si otak kalo belajar terus kayak si Bagas, pasti bentar lagi otaknya overdosis tu, yang dikencani buku terus. Katanya kalo kita mikirin seseorang trus dianya muncul artinya panjang umur, kayak si Bagas ini tiba-tiba ngechat di grup yang dibuatnya dengan personil aku, dia dan zia.
"Ojolali Nggeh"
Bagas
Ojolaaalliiiiiiiiii......Zia
Nggeehhhh...Nggeh..
Bagas
Para joms sini ngumpul, ahahaha
Eh mbak-mbak, bsok saya izin ya, mau pulang kampung neh, ngambil ijazah..Gak sekolah dong?
Bagas
Ya nggklah rill, saya ini cuma satu loh, gak bisa berada di dua tempat yang samaZia
Oleh-oleh jangan lupa yaaaaBagas
Aman, ntar saya bawakin buah sawit 1 butir, Carril mau apa?Mau kamu pulang secepatnya dan jaga hati, aku disini menanti😉
Zia
Pemirsa saya mengabarkan telah terjadi gombalan maut yang meluncur dengan kecepatan 100 km/s hampir mengenai sasaranHahahaha
Santai dong woii,,
Joms neh gak ada yg bisa di gombalinZia
Elonya santai, bagasnya kejang-kejang tuhGas, lo idup kan?
Zia
Udah jantungan dia, ahahaBagas
Udah malam tidur deh kalian, cewek gak boleh begadang oke!Seperti itulah Bagas, hidupnya sudah terstuktur banget, jamnya sudah terjadwal. Kepintarannya jadi pujian guru-guru, dia si bintang angkatan yang terkenal ke seluruh kakak tingkat, bahkan nggk sedikit yang suka padanya, tapi dianya nggak peka, kasian deh tuh kating.
Aku lagi dekat sama kak Ramon tapi gak pernah mikirin kak Ramon, akhirnya aku sadar aku suka padanya bukan cinta. Ini dua hal yang berbeda, dia sesuatu yang sayang banget buat disia-siakan. Dia seperti emas 24 karat, beda banget sama Bagas yang apa yaa kalo bagi aku permata yang sadar sinarnya, atau pura-pura nggk sadar mungkin dia. Tapi buat apa bisa miliki emas kalo hidup jadi gak nyaman, takut di rampok sama pelakor.
Jangan nanya kenapa aku suka cerita tentang Bagas dibanding Ramon, karena tanpa kamu tanya pasti aku kasi tau. Jadi setelah perkataan kak Dina waktu itu secara nggak sengaja aku sering memperhatikan Bagas, bukan karena aku ngerasa dia suka padaku, tapi kebalikannya, aku yang merasa suka padanya, untuk apa sibuk menggapai bulan jika ada bintang yang tidak pernah menghilang siang dan malam.
Bagas itu bagiku bintang yang cahayanya amat sangat terang hingga kadang aku gak sanggup untuk sekedar berangan. Dia gemerlap di kegelapan, dia terlihat kecil karena terlalu tinggi. Aku takut mendamba sendiri. Setelah aku sadar kalo rasa ini lebih tumbuh dari sekedar persahabatan. Aku menekannya setiap saat, berharap tidak melibatkan perasaan. Karena aku tau cinta sendirian itu menyakitkan.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Menepis Rasa
Teen Fiction"aku memilih menyakiti hatiku sendiri dengan melepaskanmu, jadi terbanglah tinggi, mengangkasa, jelajahi semua sudut ruang yang kau puja. tumbuhlah lebih kuat dahanku, agar angin tidak dapat menumbangkan mu. Carilah apa yang jadi mimpimu, karena nya...