jeongin meyakini bahwa, ketampanan/kecantikan, kekayaan, dan kecerdasan membuat manusia menjadi lebih beruntung.
namun, jeongin tak memiliki satupun dari ketiga kelebihan yang dimiliki manusia tersebut.
payah . . . .
apa yang harus dibanggakan dari sosok sepertinya?
tampan tidak, kaya tidak, dan cerdas pun tidak.
standar fisiknya biasa saja, dia hidup miskin di kolong jembatan, apalah arti cerdas jika mendapat pendidikan yang layak saja dia kesusahan.
mungkin suatu keberuntungan dia bertemu dengan orang yang baik.
kakek hwang datang saat jeongin membutuhkan belas kasih, beliau merangkul anak itu, memberikannya pakaian yang layak, menampung jeongin di rumahnya yang besar, menyekolahkannya, dan memberikannya makanan yang enak.
jeongin merasa bahwa dia adalah manusia yang paling beruntung di dunia.
kakek hwang menganggap jeongin seperti anaknya sendiri, yang menemani kakek hwang di sisa-sisa hidupnya, karena anak-anak kandungnya sukses merantau di luar negeri.
tak terasa di usianya yang menua dan jeongin yang beranjak remaja, membuat kakek hwang berpikir untuk menyerahkan segalanya kepada anak angkatnya itu. namun, kabar itu didengar oleh anaknya yang lain.
licik.
jeongin hanya dipermainkan takdir, dia sudah sadar bahwa, dia tidak pernah beruntung.
saat kakek hwang sudah tiada, semuanya tak lagi sama, jika jeongin mendapat pilihan, dia memilih untuk kembali ke kolong jembatan itu lagi, hidup sengsara dalam kemiskinan, daripada harus hidup menjadi objek permainan oleh keturunan kakek hwang yang lain. menciptakan luka fisik dan batin untuknya.
mereka mempermainkan perasaannya.
salah satu anak kakek hwang, menjodohkan jeongin dengan hyunjin hanya demi harta warisan.
jeongin mencoba untuk bersabar, sedikit menjadi masokis, dan berusaha untuk mematuhi keluarga hwang dan mencintai hyunjin secara tulus.
meskipun tak ada yang membalas rasa cinta itu, bahkan tak ada yang menganggap kehadirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
lampu di langit-langit kamar • hyunjeong ( ✔ )
Fanfictionaku adalah lampu di langit-langit kamarmu memantaumu di setiap waktu dinyalakan saat kau butuh menggantikan matahari saat malam datang menjadi penerangmu dalam kegelapan menjagamu saat kau terlelap tapi. . . . aku tak sebanding dengan matahari aku b...