| A Teenlit Story |
"Ibu rumah tangga yang suka nulis sejak ABG." - The Rising Star, AndaraPuspa18
***
Star merasakan kepalanya berdenyut. Seluruh badannya terasa sakit. Perlahan dia mencoba membuka kedua matanya, mengerjap sesaat. Tapi tak ada sesuatu pun yang bisa dilihatnya. Suasana gelap, sunyi dan lembab.
Ya Tuhan apa yang terjadi? Di mana ini?
Star mencoba mengingat-ingat.
Dia mencoba fokus, beringsut bangun dengan pelan. Meraba-raba sekelilingnya. Tangannya menyentuh sesuatu yang tak asing, kacamata tanpa lensa miliknya. Cepat diraihnya benda itu, dan langsung memakainya. Sekarang dia mulai ingat ....
Tadi saat dia baru keluar dari kamar kosnya, tiba-tiba ada seseorang yang memukulnya dengan sesuatu dan Star seketika tak sadarkan diri. Entah siapa orang itu. Yang jelas sepertinya orang itulah yang sekarang menyekapnya di sini.
Star bergidik ngeri seraya mulai menggigit kuku jarinya, dia kini disergap perasaan takut.
Star remaja pria berumur sekitar tujuh belas tahun itu terus beringsut meraba-raba dalam gelap, dia mencoba membiasakan bola mata abu-abunya untuk mengenal gelap.
Remaja berambut ikal kemerahan dengan tinggi 178 cm itu mulai merasakan dinding yang dingin, Diantara rasa takut dan cemas, Star merasakan menyentuh sesuatu. Gagang pintu!
Cepat diungkitnya ke bawah, dan ... pintu terbuka, sekelebat cahaya langsung menerangi. Sedikit aneh, mengurung seseorang di dalam ruang gelap tapi dengan pintu yang tidak dikunci. Apakah penculiknya ini labil? Jahat tapi nggak tegaan?
Tapi Star tetap waspada. Jangan-jangan ini jebakan. Dari ruang gelap tadi sekarang dia berada di ruang lain, remang-remang, mirip sebuah gudang tua, tapi tak banyak barang. Ada sebuah meja berdebu, kursi patah, tumpukan koran bekas yang juga berdebu, dan ... sebuah kotak hitam besar di pojok ruangan.
Star merasa penasaran dengan isi kotak itu. Namun saat dia mau melangkah, matanya langsung tertuju pada benda yang menempel di dinding di atas kotak itu berada. Seketika Star meloncat kaget dan langsung jatuh terduduk di lantai yang kotor. Mengatup mulutnya dengan kedua tangannya. Mukanya seketika memucat. Ya Tuhan, itu cermin!
Star memiliki fobia terhadap cermin.
Dulu sekali, saat masih kanak-kanak, Star sering merasakan ada orang lain di dalam cermin. Dan suatu hari saat dia sendiri di rumah, dia melihat bayangan yang menyeramkan yang sungguh nyata keluar dari dalam cermin. Bayangan itu menyeringai menakutkan. Star kecil berteriak kencang dan jatuh pingsan.
Saat siuman dia menceritakan hal itu pada kedua orangtuanya dan kakaknya, tapi mereka malah menertawakannya. Sejak saat itu Star tidak lagi mau membahas kenapa dia sampai pingsan. Ketakutannya dia simpan sendiri, hingga timbul fobia jika melihat cermin.
Tapi setelah itu, kedua orangtuanya memutuskan untuk menjauhkan cermin di kamar dan ruang-ruang di mana Star beraktivitas. Mereka tidak ingin Star histeris lagi, meski mereka sendiri merasa itu hanya ketakutan Star saja.
Sesaat Star merindukan mereka, sudah hampir dua tahun ini dia merantau di sini, terpisah jauh dari mereka.
Dengan napas memburu dan mulut komat-kamit melapaskan berbagai doa yang diingatnya, Star membuka matanya pelan-pelan, tapi dia tidak ingin melihat ke arah cermin. Pandangannya menelusuri setiap sudut ruang, lalu dia menemukan sumber cahaya yang lebih terang dari sebuah jendela kaca yang kusam dan berdebu di sudut lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Time in STARRAWS
Short StorySudah takdir kamu menemukan cerita ini, ikuti ceritanya dan masukkan saja ke reading list. Kamu tidak pernah tahu siapa sebenarnya STAR tanpa memasuki bab demi bab, dia bisa menjadi siapa saja, apa saja. Dia berada di mana pun, masa kini, masa depan...