| A Teenlit Mystery Story |
"Penulis multi-tasking yang cinta drama turki. Hope you like my story!" - The Rising Stars, Aji-12N
***
Aku terbangun. Ya Tuhan, Kepalaku terasa pusing sekali, aku tak berbohong. Sambil terhuyung, aku berjalan perlahan melewati ruangan gelap yang sama sekali asing bagiku. Insting mencari jalan keluar, menurutku.
Tapi setelah berjalan untuk beberapa lama, aku tak kunjung menemukan jalan keluar.
"Ya ampun, ruangan ini besar sekali!" seruku tertahan sambil mengayunkan kedua tanganku.
Krak!
"Tunggu, ini—konyolnya aku! Selama ini aku hanya berputar-putar!" selorohku lega sambil memungut koran tersebut.
Ya, aku terbangun di atas koran itu. Setidaknya aku bisa menduga ruangan ini tak sebesar yang aku kira, iya kan?
Aku kembali berjalan, kali ini aku benar-benar memastikan kalau aku berjalan lurus dan tidak memutar.
Bruk!
"Aw!" Aku tersandung dan jatuh dengan keras, "siapa yang menaruh kotak besar sembarangan di sini?!"
Aku sewot sekali. Ya, aku bisa melihat kotak besar setinggi lutut itu. Sebuah lubang di atap ruangan membiarkan cahaya matahari menyorot langsung kotak hitam itu.
Rasa penasaranku pun muncul. "Tapi, apa isi kotak itu?"
Aku perlahan membuka kotak itu. Sedikit demi sedikit, aku bisa melihat isinya. Sesuatu berkilau dari dalam kotak itu. Aku pun membuka lebar tutup kotak dan mengambil benda itu.
"AAAAAAH!" jeritku sambil melempar benda itu sejauh yang kubisa.
Praang!
Suara itu membuatku lega. Detak jantungku kembali meninggi. Agaknya wajahku sudah merah padam dibuatnya.
"Siapa yang menaruh cermin di dalam kotak yang membuatku tersandung seperti ini? Ini penghinaan!" bentakku entah pada siapa.
Aku memiliki fobia pada cermin. Jadi aku langsung melempar cermin itu pada detik pertama aku melihatnya. Kau tahu, lah. Siapa pula perempuan yang yang ingin kurus tapi tak bisa berhenti makan?
Haha, bukan seperti itu. Aku akan cerita tentang fobiaku lain kali.
"Benar-benar tak tahu diri!" rutukku. Ketika itu, mataku menangkap kilatan lain dari dalam kotak yang sama. Ternyata kertas ini yang menyebabkan kilauan itu. Aku mengeluarkan kertas kuning mengilap itu dari dalam kotak itu.
Aku mengernyit heran. "Hanya ini isinya? Harusnya siapa pun yang meletakkan benda-benda ini menggunakan kotak yang lebih kecil atau semacamnya."
Aku membalik kertas itu. Di belakangnya terpampang tulisan 'Selamat—Star!'
Selamat untuk apa, aku tak tahu. Aku memasukkan kertas itu ke dalam saku celanaku sambil berusaha mengingat alasan apa yang membuat orang mengucapkan selamat padaku saat ini.
Ulang tahunku?
Tapi ini keterlaluan kalau hanya sebatas untuk memberikanku kejutan. Saat aku keluar dari ruangan ini, aku akan minta penjelas—
Bruk! Aku terkesiap namun refleks berdiri. Sebuah suara dentuman terdengar pelan dari arahku datang. Kewaspadaanku meningkat tajam.
Aku berjalan mengendap-endap ke arah sumber suara itu. Tak sulit bagiku menemukan jalan kembali ke tempatku tersadar, karena aku merobek-robek koran yang tadi kutemukan sebagai penanda jalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Time in STARRAWS
Historia CortaSudah takdir kamu menemukan cerita ini, ikuti ceritanya dan masukkan saja ke reading list. Kamu tidak pernah tahu siapa sebenarnya STAR tanpa memasuki bab demi bab, dia bisa menjadi siapa saja, apa saja. Dia berada di mana pun, masa kini, masa depan...