Tiga

158 13 0
                                    

Dua bulan berlalu begitu saja. Hari-hari yang kujalani juga seperti biasanya. Monoton dan hampir tidak ada perubahan. Tidak apa, toh aku juga bersyukur dengan hidupku saat ini.

Dua bulan pula aku tak berjumpa dengan Witan. Kurasa kejadian itu tidak akan terulang lagi untuk yang kedua kalinya. Aku juga tidak ingin berharap yang tidak-tidak karena aku tahu itu tidak akan membuahkan hasil.

Tapi aku merindukannya. Bukankah ini hal yang membingungkan?

"Mikirin apa sih, Ris? Udahlah santai aja, kamu kan jago matematika. Pasti nanti waktu ulangan kamu bisa ngerjain, kok." Nabila mendekat padaku dan mengira bahwa aku cemas dengan ulangan matematika nanti.

"Makasih, Bil. Sebenernya aku gak mikirin itu, sih. Heheh," Aku tertawa paksa diakhir kalimat.

"Ada apa, Risma? Kamu mikirin apa sih?" Sekarang Salsa yang gantian nanya.

"Ehem, gakpapa, Sal."

"Cerita aja, Ris. Kita kan sahabat kamu, jangan dipendam sendiri." Kiranya Salsa mulai gemas denganku yang tidak mau cerita.

"Sebenarnya aku juga mau cerita, Sal. Tapi percuma juga. Ini gak wajar, ini aneh. Bayang-bayang semu yang sulit untuk terwujud. Cenderung gak mungkin." Sedikit demi sedikit aku mengeluarkan uneg-unegku.

"Kamu ngomongin apa sih, Ris? Mendadak jadi melankolis banget nih Risma haha."

Nabila sedari tadi terlihat seperti memikirkan sesuatu dan akhirnya dia tersenyum-senyum sambil menahan tertawa aku bingung melihatnya.

"Kamu kenapa, Bil?" Tanyaku.

"Aku tahu Risma kenapa," ujarnya diselingi dengan tawa.

"Dia kenapa Bil?" Salsa bertanya. Dalam benakku berharap Nabila tidak akan beropini yang tidak-tidak.

"Kamu pasti kepikiran Witan kan, Ris?" Kata Nabila dengan berbisik.

"Hah?!" Aku terhenyak.

"Iya, Witan Sulaiman. Anak bola itu," Dia memperjelasnya. Bahkan tanpa aku tanya aku juga tahu siapa Witan. Aku hanya bisa menelan ludah mendengar nama itu muncul lagi.

"Jadi bener, Ris?" Tanya Salsa. Aku tidak menjawab, sibuk membaca buku.

"Jangan ngelak ya, Ris. Gakpapa kok. Gak ada salahnya kita suka sama seseorang. Selama orang itu mampu jadi motivasi buat kita."

Hai WitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang