Dari mana aku harus mulai? Ah, ya. Mari kita mulai dengan namaku. Malika Nadithya. Ada alasan tersendiri kenapa orangtuaku memberi nama Malika. Aku adalah bunga melati yang lahir di siang hari. Bunga harum yang hadir diantara sepasang kekasih yang memadu cinta.
Aku seorang perempuan biasa. Tidak dengan tubuh tinggi semampai ataupun rambut yang halus bagai sutra. Kulitku putih pucat, agak kurang cocok untuk penghuni sebuah kota yang selalu panas terik seperti Jakarta ini. Wajahku? Ah jangan kau tanya, tapi aku pun akan mengatakannya. Biasa saja. Bukan sebuah wajah yang akan kau lirik saat di perpustakaan atau sekedar menoleh dua kali untuk memastikan aku gadis yang menarik.
Aku tidak pernah pandai pada segala kegiatan fisik. Seakan-akan punya sepasang kaki kiri, aku selalu canggung. Satu-satunya kegiatan fisik yang aku tekuni hanyalah menari. Aku menikmati segala bentuk gerakan dan musik yang bersatu dalam harmoni.
Selain menari, kegiatan yang kulakukan hanyalah kerja dan diam dirumah. Aku tahu, membosankan kan? Ah tidak juga, mungkin saja bagimu. Aku memang tidak menyukai keramaian pada umumnya. Aku bisa saja berkumpul dan berinteraksi dengan orang banyak, hanya saja aku lebih senang duduk diam dan membaca buku atau sekedar menonton film.
Bagaimana dengan keluargaku? Aku hanya tinggal berdua dengan ibuku. Sejak orangtuaku bercerai, aku tak pernah lagi melihat ayahku atau saudara kembarku, Tania. Sepertinya bagi mereka, mempunyai anak kembar adalah suatu keuntungan. Ketika bercerai, mereka bisa membawa salah satu secara adil tanpa terbebani. Padahal, mereka lupa. Kami, walaupun kembar, tetaplah dua jiwa yang berbeda. Pada akhirnya, ayah membawa adik kembarku tanpa menoleh lagi. Kami tak pernah tahu dimana mereka.
Ibuku dulu punya usaha besar, karena tertipu, kami terpaksa hidup dengan hutang yang menumpuk, tersisalah aku yang kerja serabutan demi memenuhi kebutuhan hidup dan membayar tagihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malika
Random"Aku takut jatuh cinta padamu, Namun tetap saja aku terjatuh." Malika telah memberikan hidupnya untuk Caraka. Sebuah keputusan yang awalnya terdengar seperti romansa yang klise, namun ia tak pernah menyesalinya. Bersama Caraka, menjadi bagian pentin...