One

6 1 0
                                    


"Al,nanti kan ada tuh formulir buat pilih ekskul.Kalau gue boleh tau,lo pikih ekskul apa???" tanya seorang cewek persis di depan Alya.
Namanya Veronica Zaiqya.Teman baru Alya sejak masuk SMA.Ya begitulah,cantik,judes,baik,tapi humoris.
"Aku bingung Ver,aku nggak tau pintar di bidang apa.Aku nggak punya bakat..." Alya melamun sesaat lalu tersambar oleh omongan dari Veron.
"Ya sama sih,tapi Al lo kan bisa main gitar,suara lo juga...emmm..bagus menurut gua.." timpal Veron lalu melanjutkan memakan siomaynya.
Alya hanya membalas dengan senyuman memaksa agar tak terlihat tidak yakin dengan pernyataan Veron barusan.
"Okey,gini aja deh.Nanti kan ada pembagian formulir,nah lo coba pilih ikutan band.Audisi sekali,kalau lo merasa nggak cocok ya udah pindah ekskul.Gitu aja kok repot...." tukas Veron memandang Alya untuk membuatnya yakin.
"Ya udah aku coba aja.Nanti aku pilih band.Tapi kalau para juri dari kakel nggak setuju,aku pindah ekskul ya....." ucap Alya seraya menunjukkan wajah lucunya pada Veron,lalu sejurus kemudian ia tertawa melihat tingkah lucu Veron yang mencibir dirinya.
"Ya iya,serah lo kalau mau pindah ekskul.Yuk cabut,pegel gue disini...."ucap Veron mengajak Alya untuk beranjak dari kantin.

Pulang sekolah berakhir sampai jam dua belas.Alya masih di dalam ruang kelas.Menunggu semua siswa keluar dari kelas,hingga hanya ada dirinya seorang.
Alya menelusuri setiap lemari kelas dengan melihat-lihat isinya.
" Buku ?"Alya berbicara sendiri menatapi buku yang berada di tangannya.
Perlembaran kertas ia balik dan ia menemukan suatu surat.

Dear Alaya

Dulu gue emang salah.Gue tau kesalahn yang gue buat itu kesalahn biasa.Gue tau,gue nyakitin perasaan lo.Tapi yang belum lo tau gue sayang sama lo.Gue nggak tau lo tau apa nggak yang gue rasain.

Dear Alaya.Gue cowok pemba***at,cowok licik yang nggak perduli tentang perasaan orang lain.
Dear Alaya.Gue selalu ada buat lo.Kapanpun....
Meskipun sekarang li udah nggak bisa gue pegang,gue selaku do'ain lo,Al......

Ar....

Surat itu dibaca berulang-ulang.Alya membacanya dengan sangat rinci.
"Ar??" gumamnya lalu menutup keras-keras lemari di hadapannya.
Alya membawa buku itu untuk dipikirkannya di rumah nanti.
"Oi,Al!!! Yuk pulang...gue capek...pingin makan.." Veron mulai meminta-minta pada Alya untuk segera pulang.
"Iya ya....Pulang kok.." ucap Alya cemberut pada Veron.

*-*

"SMA Taruna Gala ya pak.." pinta Alya pada sang supir angkot.Hari ini adalah hari dimana Alya akan di audisi oleh para juri dari kakak kelas sebelas.Ya,Alya mengikuti band.
Dan hal itu baru pertama kali dilakukannya selama sembilan tahun lamanya.

"Band ada di ruangan....kelas sebelas tiga.Oh diatas...!" seru Alya lalu segera pergi menuju kelas tersebut.
"Al!!!!" teriakan itu membuat Alya tersentak di tempat.
"Lo mau audisi!!! Ikutan band juga!!! Beneran!!!!Ahhhhhhh!!! Veron berteriak lagi dan lagi.
" Ya iya..." ucap Alya sekali lagi dengan mendengus kesal,lalu tersenyum tipis untuk Veron.

Di dalam ruangan itu Alya merasakan berada di dalam dunia fantasinya.Tak mungkin seorang Alya memasuki ruang musik lalu memainkan alat musik dengan sangat baik,itu tidak sama seperti harapannya.

"Kenapa?? Baru ya??" ucap Veron tiba-tiba, Alya menoleh ke arah Veron lalu mengangguk kecil.
"Ya gitulah.Keterlaluanku untuk kepo sama tempat ini..." jawabnya sambil menyentuh gitar melody yang berdiri tegak bersandar pada tembok.
"Al,lo bisa main itu.Lagian suara lo juga udah sepaket sama gitar..." pekik Veron disela-sela Alya sedang duduk di antara tumpukan kardus.
"Cuma bisa,bukan mahir..." singkat Alya menjawab semua perkataan Veron.Pandangannya tertuju pada piano dan gitar di sebelah kanan Alya.Barang itu disendirikan,dengan maksud barang itu antik dari semua alat musik lainnya.

"Lo liat apa??" Veron ikut melihat apa yang sedang Alya lihat sekarang.
"Oh itu.Biasa aja kali ngeliatnya...." komentar Veron dengan mencubit pipi Alya dengan gemas.
"Kapan ya dimulai..???"

Semua siswa SMA Taruna Gala pulang dari kediaman mereka di sekolah.Usai sepulang sekolah,Alya masih berkutat di tempat duduknya.
"Nah sekarang aku bisa pulang bebas sendiri...." gumam Alya tersenyum lega.Tetapi itu tidak bertahan lama.
"Ngapain sendirian??" celetuk seorang cowok yang sedang bersandar di sebelah pintu.

Ia terlihat sangat tidak tertarik dengan seorang 'cewek'.Ya walaupun begitu,tetap saja cowok itu dijuluki "Hotice Man".Gabungan antara 'hot' panas,dan 'ice' dingin juga arti dari 'man' yaitu manusia.Jadi manusia dingin,tapi terkadang orangnya hangat juga.

Namanya Arka Givrandi Satya,cowok paling berpengaruh seantero sekolah.Ia sangat-sangat disegani para cewek-cewek kegatelan yang berharap untuk menjadi pendamping Arka.

Dialah sekarang yang menjadi dunia baru bagi SMA Taruna Gala.

" Lo masih baru?? Keliatan...'CUPU'..." ucapan Arka seakan-akan menusuk hati Alya dalam-dalam.Tetapi Alya menahan amarahnya.Menurutnya,sia-sia melawan cowok,pasti ada saja pertengkaran yang nggak ada habisnya,itu pendapat Alya.

"Maaf kak,saya harus pergi...." kali ini,semua kalimat Alya hampir membuat menganga mendengarnya.

*-*



Welcome SeoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang