-six

603 64 4
                                    


Tuan Suga
Kau sedang belanja, kan?
Belikan soda juga seperti biasa
Hanya tersisa satu di kulkas,
jadi tolong belikan dua lusin

Umji
Baik, tuan

Pesan dari Suga menghentikan acaraku memilih jamur enoki. Dari seberang sana, Tuan Muda itu berkata tentang aku yang sedang ada di swalayan dan menyuruhku membeli dua lusin kaleng soda favoritnya. Hanya tersisa satu kaleng lagi di kulkas, katanya.

Aku kembali menaruh ponselku ke dalam saku, lalu kembali memilih jamur enoki. Kupilih satu yang menurut paling bagus, dan kutempatkan di atas tumpukan belanjaan lainnya.

Tepat di tengah-tengah swalayan, ratusan kardus soda di pajang untuk menarik minat pembeli. Dua lusin kaleng soda berarti akan memakan hampir setengah isi troli. Keadaan troli yang kubawa ini penuh dan agak berantakan, jadi aku memutuskan menepi sebentar supaya aku dapat membuat isi troli ini rapi dan dapat ditempati dua lusin atau setara dengan dua kotak soda.

"Umji?" Sapaan seseorang dari belakang membuat aku yang tengah asyik menata barang belanjaan terkejut.

Kak Eunwoo ternyata. Dapat kulihat di tangan kanannya membawa keranjang yang entah tak kuperhatikan lebih detail apa isinya.

"Maaf sudah mengagetkanmu, Umji." pria jangkung itu terkekeh, matanya hilang seiring melebarnya senyumannya itu.

Aku mendengus pelan, pura-pura kesal. Kak Eunwoo diam sebentar, lalu membuka suara lagi, "Kau sedang apa disini?"

"Bermain monopoli. Berbelanja kak, apa kakak tidak lihat aku sedang membawa troli ini?" ucapku sedikit emosi. Salah kak Eunwoo sendiri menanyakan pertanyaan itu.

"Hehe, iya maafkan aku sekali lagi. Aku hanya bercanda, Umji-ya." senyum jenaka itu ia perlihatkan lagi. Demi apapun itu membuatku kesal, sangat kesal. Tak kuhiraukan ia, aku berjalan menuju tempat soda tadi dan mengambil dua kardus soda itu satu persatu.

Kak Eunwoo masih mengikutiku hingga aku selesai membayar belanjaan. Di depan gedung swalayan, ia sudah berdiri menungguku.

"Kelihatannya kantong-kantong belanja itu cukup berat. Sini aku bantu bawakan satu," tawar Kak Eunwoo, matanya terfokus pada kantong belanja yang kubawa di tangan kiriku.

Aku mengernyit bingung, "Kakak tidak akan membawanya pergi kan?" Bukannya mau bersalah sangka, tapi gerak-gerik yang diperlihatkan kakak itu membuatku ragu.

"Tidak, untuk apa juga aku mencuri belanjaanmu," Kak Eunwoo langsung menyambar kantong belanja yang ia perhatikan tadi, lalu berjalan duluan.

-WISH-

"Jadi, aku memintamu makan siang denganku itu sekaligus untuk membahas sesuatu," buka Kak Eunwoo setelah makanan diantar pelayan restoran.

Aku diam sebentar, menatap laki-laki itu dengan tatapan bingung. "Membahas sesuatu? Apa?"

"Aku.. Menyukai Eunha." ucap Kak Eunwoo setengah berbisik, seakan orang lain yang ada di dalam restoran itu mengetahuinya.

Oh begitu, pantas saja ia sering menanyakan apa saja tentang Kak Eunha akhir-akhir ini. Si jangkung ini menyimpan perasaan pada kakakku ternyata.

Kak Eunwoo meminum lemon tea miliknya setelah melihatku mengangguk mengerti. Ia masih diam menungguku memberi tanggapan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang