Dia duduk bersamaku,ah berbulan bulan ku usahakan bangku d sebelah ku ini kosong jujur saja aku tidak rela siapapun menempati bangku yg berharga ini setiap hari selalu ku bersihkan tanpa ada sehelai pun debu tapi sekarang gadis yg menamparku tadi duduk di bangku ini sialan
" Hi " dia tersenyum dan mengulurkan tangannya agar bisa bersalaman dengan ku, aku meliriknya malas dan mengacuhkannya dia tersenyum paksa dan kembali menghadap guru
"Jangan biarkan bangku yg kau tempati itu kotor ataupun rusak" kata ku tanpa meliriknya
"Uh? Y-yah baiklah" balas dia dengan polosnya dia mengeluarkan tisu dan mengelap seluruh atas meja itu
Aku hanya terdiam dan Bagus lah jika dia membersihkan nya" Ren-ssi"
"Dari mana kau tau namaku?"
"Tidak penting, banyak hal yang harus kutanya kan padamu"ujar nata"Berarti banyak yang harus kujawab"
"Ish sikapmu dingin sekali"gerutu nya
"Aku masih hidup,tidak sedingin orang mati" balasku
Kulihat bibir tipisnya mengerucut, matanya yg bulat berpaling dari mataku pipinya yg sedikit chubby terlihat semakin chubby
Astaga seperti anak kecil sekali dia" Maaf untuk tadi d bus aku benar² tidak sengaja" gumamnya
"Tidak akan pernah kumaafkan"
Dia tersenyum senyum yg masam sekali, aku ingin tahu seberapa sabarnya wanita ini di dekatku selama ini setelah aku kehilangan kekasih ku tak ada seorang pun yg sanggup berada disisiku
.............Langkah besar ku membuat nata berjalan sedikit cepat dan mengerkor ku dengan tangannya memegang eskrim yg sesekali dijilat nya karena kami menaiki bus yg sama akhirnya kami pulang bersama
"Oppa~" panggil nya manja aku langsung berhenti terasa dia menabrak punggungku selain polos ternyata gadis ini juga ceroboh eskrim yg dibawanya memblok sebagian baju seragam ku astaga hari pertama bertemu dengannya sudah membuat ku sial hari ini
"Ceroboh!! " Bentak ku"Mulai dari sekarang kau harus menjaga jarak 1 meter dari hadapanku,cepat!" Sekali lagi aku membentak nya dia terdiam seraya menatapku penuh permohonan kakinya melangkah mundur membuat jarak 1 meter diantara kami
"Mianhae oppa" gumamnya
"Jangan panggil aku oppa! Hanya Ran jie yg bisa memanggil ku oppa!"
"Ran jie??" Tanya nata heran
Ya ampun apa yg aku ucapkan ah bodoh kenapa aku harus menyebut nama yg sudah tiada d dunia ini,aku mulai gelagapan "t-tidak lupakan" aku langsung berjalan lagi dengan jarak 1 meter dari gadis gila itu
~~~~~
.........
~~~~~~"bi ren udh pulang" teriak ku bibi datang dan segera meraih tas ku Dia bernama ah niem yg sudah bbrp bulan ini jd pembantu d rumah ini ,dia sangat baik kadang saat aku merindukan ibuku yg d luar negri bibi ah niem selalu bisa menggantikan nya kasih sayangnya begitu hangat sama seperti seorang ibu eh aku lupa bibi pernah menceritakan bahwa dia punya anak perempuan tapi sangat disayangkan sekali, anaknya itu jarang mendapat perhatian dari bibi Karena mungkin perkerjaan ini jadi bibi harus sebulan sekali pulang untuk menemui anak tunggalnya itu
"Kenapa bajumu kotor tuan?" Tanya bibi
"Ahh aku malas menceritakan nya bi, " bibi hanya tersenyum ramah
"Baiklah tuan, bibi sudah menyiapkan makan siang untuk mu" ujarnya
"Bi, kapan eomma pulang?"
"Seminggu lagi tuan " balas nya
Aku memutar kedua bola mataku malas, sudah lewat dari dua Minggu eomma menjanjikan pulang seminggu lagi tapi dia membohongi ku dan membuatku tak percaya lagi dengan janji pulang nya itu
"Um tuan sebenarnya bibi mau minta izin membawa anak bibi kesini, ayahnya sedang pergi ke luar kota jadi saya khawatir meninggal seorang gadis d rumah sendirian oleh karena itu aku memintanya agar tinggal disini hanya untuk beberapa Minggu saja,apakah tuan mengizinkannya?"Aku terdiam dan berpikir sejenak aku di rumah besar ini hanya ada bibi,paman Jo hun supir pribadi ku dan aku, hanya 3 orang sementara eomma dan appa ku kerja jauh yah mungkin jika bibi mengajak anaknya mungkin bibi tidak akan meresa kesepian aku mengangguk
"terserah bibi yang penting bibi nyaman disini" aku langsung berjalan keatas tapi suara bel sukses membuatku terdiam dan membalikan tubuhku ke arah pintu utama
Apa itu eomma? Ah mungkin saja biasanya kalo dia beberapa kali telat pulang dia selalu memberiku kejutan.
Pintu terbuka benar saja itu seorang perempuan tapi..tunggu
"Berhenti!" Ujarku sebelum gadis itu masuk
"Eh? Oppa? Opss maksudku Ren-sii" ujar nata dengan menutup mulutnya terkejut melihat ku d rumah ini
"Apa yg kau lakukan disini?" Tanyaku dia hanya gelagapan entah apa yg dia katakan tp aku benar² tidak peduli aku tau maksud tujuannya ke rumah ku, aku yakin pasti dia mengikuti ku terus hanya untuk meminta maaf saja, ah apa benar sampai mengikuti ku?
"Bi tutup pintunya"perintah ku Nata langsung menjerit seraya lari ke arah bibi
"Ah eommaaa" ujarnya yg langsung memeluk bibi aku terdiam hebat "eomma?"gumam sekaligus pertanyaan ku kulihat mata nata terarah tajam menatap ku seraya mengerucut kan bibirnya dasar, pasti dia mengadu kepada bibi
"Eomma akhirnya aku bisa menemukan alamat rumah ini hanya dalam seminggu"ujarnya tatapannya masih menatap ku marah, seminggu? Apa sesulit itu alamat rumah ku? Dasar bodoh"Eomma apa laki²itu juga bekerja bersamamu disini?tp kenapa sikapnya sangat sombong sekali"
ehh?? Apa yg dia katakan? Maksudnya aku seorang pembantu di rumahku sendiri? Haha lancang sekali dia . Bibi terlihat susah sekali menjelaskan kepada anaknya itu antara tidak ingin membuat anaknya malu dan membuatku marah, aku menuruni anak tangga dengan tanganku yg keduanya di dalam saku celana
Hhh awal bertemu dia sama sekali bukan penakut tapi giliran di depan ibunya dia mengadu dengan manja
" Oh oh kau ini anaknya bibi ah niem?""Ne waeyo??" Tanya nya melepas pelukan ibunya dan melipat kedua tangannya seperti menantang ku
" Kau akan tinggal disini selama beberapa Minggu jadi kau harus menuruti aturan yg ada disini, mengerti?" Aku mengangkat sebelah alisku
"Kau ini selalu berlagak seperti bos disini," bentak nya kepadaku, bibi ingin berbicara baru saja mulutnya hendak berkata tapi aku segera memberi kode dengan mengedipkan sebelah mataku sebagai tanda diam aku mengangkat kepala dengan tatapan mengarah dapur bibi pun mengerti dan segera pergi ke dapur kini hanya aku dan nata yg berada d tengah ruang utama itu
"Apa kau ingin ibumu di pecat hah? Lalu berhenti memberi mu uang jajan, apa kau mau hah?"Mendengar perkataan ku nata langsung terdiam meluruskan kedua tangannya seperti semula
"A-apa maksud mu?" Tanya nya terbata bata
"Aku adalah tuan rumah disini"
ingin sekali aku tertawa melihat wajahnya yg shock dia langsung menunduk dan beberapa kali membungkuk disertai ucapan minta maaf
"Mianhe minhe jebal~ maafkan aku tuan " kedua telapak tangannya menyatu d depan wajahnya
"Untuk ketiga kalinya kau meminta maaf kepadaku tapi tak ada satupun yg kumaafkan" kini aku memandang wajahnya datar"Ah kumohon tuan Ren-ssi maafkan aku,aku tau aku salah"
"Memang kau salah"
"Maka dari itu aku minta maaf"
"Tentu saja harus"
"Sangat sulit sekali meminta maaf kepada mu lalu apa yg harus ku lakukan?"
"Melakukan semua yg telah kau lakukan" aku rasa dia mengerti apa yg ku maksud hahaha menyenangkan *menyeringai*
"Pertama, aku menampar lalu menumpahkan ice cream dan yg terakhir membentak seorang tuan rumah,, astaga banyak sekali" ujarnya dengan tiga jari tersangkat
"Ah tuan Ren-sii aku rasa aku harus umm...." Kulihat dia menggaruk kepalanya dengan wajah bingung nya
"Eommmaaaaa" teriaknya berlari ke dapur huh pengecut..bibi kenapa kau punya anak seperti dia sungguh mengerikan
Aku kembali ke kamarku dengan rasa yg aneh, yah bagaimana tidak untuk bbrpa Minggu gadis ini akan tinggal di rumah iniThanks for reading😔
Gk ada yang nyemangatin nih? Hayallah menyedihkan 😑
Gpplah kalian baca ajj itu sudah cukup bagikuAda saran? 🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
You're my fire
RomanceGadis polos itu bisa dalam keadaan bahaya karena kemampuannya sendiri yang tak semua orang miliki ________________________ "Tapi eomma dia sangat baik, dia sangat dekat dengan Ren-ssi aku rasa dia adalah sahabat Ren-ssi yang sudah tiada " ujar Nata...