3

10K 330 6
                                    

JANGAN LUPA UNTUK KLIK BINTAGNYA YA GUYS ^_^

HAPPY READING......

Gadis bahkan sampai berusaha keras tidak menatap Dewa, dan terus saja menghindari tatapan tajam dari sosok cowok didepannya ini.

Tangannya tergerak mencoba mendorong dada cowok itu menjauh. Tapi nyatanya apa yang ia lakukan itu sia-sia karena tubuh Dewa sama sekali tak bergerak sedikitpun.

"Dewa, kamu ngapain sih?! Jangan seperti ini dan balikin hapeku! Aku harus ngasih tau Aurel supaya dia ngasih tau guru kalau kita terjebak disini." Gadis berucap tanpa sedikitpun menatap netra Dewa dan masih saja menghindarinya.

"Gue gak bisa biarin Lo lakuin itu."

Gadis menatap Dewa cepat saat mendengar apa yang dikatakan cowok itu barusan. "Kamu mau, kita berdua terjebak disini lebih lama lagi? Kalau aku, jelas nggak mau."

"Lo fikir gue mau?" Dewa menarik diri menjauh dari gadis. Kakinya melangkah menuju dinding rooftop sembari memasukkan ponsel milik Gadis yang dibawanya tadi ke dalam saku celana. Lalu merogoh satu sakunya yang lain untuk mengambil sebungkus rokok---mengapitnya dengan bibir dan menyalakannya dengan pemantik.

"Ya udah kalau gitu balikin hapeku dan biarin aku nelfon Aurel."

"Lo mau bikin gue dihukum guru karena ketahuan bolos?"

"Salah kamu sendiri, kenapa masuk sekolah tapi malah milih buat bolos kayak gini."

Dewa mengepulkan asap rokok dari hisapan bibir. Lagi-lagi netranya itu menajam ke arah Gadis, saat mendengar ucapan yang menurutnya cukup menjengkelkan.

Menyadari itu, nyali Gadis kembali menciut dan meminta maaf atas perkataan yang baru saja diucapkannya tadi.

Selama hampir setengah jam, keduanya berada dalam keheningan yang menyelimuti. Sama sekali tidak ada obrolan apapun diantara mereka.

Gadis yang merasa bosan dan teringat akan panggilan dari ayahnya tadi, kembali bersuara dan meminta ponselnya untuk dikembalikan. Tentunya dengan janji jika dia tidak akan menghubungi Aurel atau siapapun dan memberitahu keberadaannya saat ini.

Tapi Dewa tetap bersikeras tidak ingin mengembalikan ponsel Gadis, dengan alasan tidak mempercayainya.

"Kamu pasti sengaja kan ngelakuin ini. Biar aku dihukum sama guru, karena gak balik-balik dari toilet."

Dewa hanya mengangkat satu alisnya naik---mencerna apa yang dikatakan gadis itu barusan.

"Aku tau, selama ini kamu benci banget sama aku. Aku nggak ngerti kenapa kamu seperti itu. Padahal aku ngerasa gak ada salah sama kamu. Biarpun kita sekelas dan kamu adalah saudara kembarnya Juna, tapi aku bahkan gak pernah dekat ataupun akrab sama kamu. Lalu, apa yang buat kamu begitu membenciku?"

"Karena status Lo sebagai pacarnya Juna."

"Kenapa? Apanya yang salah?"

"Gue gak suka apapun yang berhubungan dengan Juna. Apalagi miliknya. Termasuk Lo."

****

Seperti biasa, saat istirahat tiba Juna pasti akan mendatangi kelas Gadis untuk mengajaknya makan bersama.

Namun saat dirinya berada di ambang pintu kelas, ia justru mendapati Gadis tidak ada di mejanya dan hanya tinggal Aurel disana yang tengah sibuk memasukkan buku milik Gadis ke dalam tas. Membereskannya.

Tanpa menghiraukan tatapan dari beberapa murid perempuan di kelas yang memperhatikannya dengan penuh kekaguman, ia menghampiri meja Aurel dan menanyakan dimana Gadis saat ini. "Rel, kenapa Lo sendirian? Gadis mana?"

Gadis Dewa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang