5

8.8K 275 12
                                    

"Emm

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emm.. bi-biar aku bantu kamu berdiri."

"Nggak perlu!"

"Tapi Dewa, kamu lagi terluka parah. Seenggaknya biarin aku bantu obatin luka kamu."

"GUE BILANG NGGAK USAH! LO DENGER NGGAK!!"

Gadis membuka mata dengan keringat dingin yang membasahi kening. Napasnya memburu naik turun. Bahkan sikap kasar Dewa sore tadi sampai terbawa ke alam mimpi seperti ini.

"Mimpi?" gumam Gadis, sembari menoleh ke arah jam dinding di kamarnya yang kini sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Merubah posisi menjadi duduk, Gadis lantas meraup wajah menggunakan kedua tangan⸺masih berusaha menyadarkan diri dari sisa-sisa kantuk yang jelas masih terlihat diwajahnya.

Memang perlakuan kasar Dewa tadi sore terus saja mengganggunya. Membuatnya kepikiran sekaligus sedih. Sebenci itukah Dewa terhadapnya, sampai-sampai Dewa bersikap sekasar itu biarpun ia sudah menolongnya?!

Padahal Gadis sudah membantunya dengan cara memutar sekencang mungkin suara yng mirip dengan mobil polisi dari handphonenya, untuk membuat beberapa anak yang mengeroyok Dewa pergi melarikan diri.

Namun bukannya kata terimakasih yang didapatnya, ini malah sebaliknya. Biarpun begitu, Gadis sama sekali tidak menyesal sudah membantu Dewa dengan sikapnya yang seperti itu.

"Jangan difikirin. Jangan difikirin! Lupain Gadis. Lupain!" kata Gadis berbicara sendiri. mencoba melupakan segala sikap buruk Dewa padanya sore tadi.

Gadis mencari-cari ponselnya yang ternyata berada di bawah bantal, dan mengambilnya. Rupanya banyak sekali notifikasi chat dari sang pacar, Juna.

Juna: Kamu lagi ngapain?

Juna: aku kangen sama kamu.

Juna: Dis?

Juna: kamu udah tidur ya?

Juna: Tidur yang nyenyak ya. jangan lupa mimpiin aku❤

Juna : Good night.

Gadis tersenyum membaca chat dari Juna yang menurutnya cukup manis itu. apalagi dengan tanda hati yang terselip disana. Ia lalu membalas chat pacarnya dengan balik mengucapkan selamat malam disertai tanda hati juga.

Terkadang Gadis berfikir, kenapa saudara kembar seperti Juna dan Dewa memiliki watak yang sangat berbeda. Gadis bahkan masih ingat dulu saat dirinya dan Juna belum berpacaran, sikap Juna bahkan tidak seburuk Dewa padanya.

Setelah mengirimnya, barulah Gadis beranjak dari ranjang untuk keluar menuju kamar mandi yang memang terletak diluar kamarnya.

"Udah bangun lo? bagus deh. Hampir aja gue guyur lo pakai air." Kata Arman yang tengah duduk di sofa ruang tamu⸺menonton tv, saat melihat anaknya itu keluar kamar.

Gadis Dewa (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang