"Kantin yok," ajak cowok agak botak dan berbadan agak bongsor sambil merangkul pundak Cuaca.
"Lo aja sana!." Usir Cuaca sambil menghempaskan tangan sahabatnya itu.
"Yaelah Cuaca, jalan jalan ke bekasi, jawaban lo begitu mulu si." Varo itulah sahabatnya yang suka berpantun walaupun sangat tidak nyambung.
Varo geleng geleng kepala melihat Cuaca yang tengah asik membaca buku tercintanya, buku pelajaran kimia. Itulah sahabatnya kalau diajak kekantin selalu bilang 'Lo aja Sana' sampai sampai Varo hafal betul jawabannya. Varo bingung dengan Cuaca, bingung dengan Cowok itu yang tidak pernah mau diajak ke kantin, Varo sempat berpikir apa Cuaca tidak pernah diongkosi uang jajan oleh orang tuanya sampai sampai Cuaca tidak pernah jajan di kantin? Namun pertanyaan itu sudah terjawabkan, dan apa Cuaca kekurangan uang sampai sampai ia harus irit uang? Itu juga sudah terjawabkan. Cuaca memang selama hampir 3 tahun bersekolah di SMA Dream Star tidak pernah sama yang namanya kekanting, pernah sih hanya 2 atau 3 kali dan itupun hanya mengantar Varo berjajan. Harus Varo acungi jempol karena keiritannya.
"Plase lah bro, anterin gue ke kantin biar gue nggak dikira jomblo jomblo amat. Elah lo ah tega bener." Ajak Varo membujuk sahabatnya itu.
"Trus lo pikir gue cewe?" Tanya Cuaca mengangkat kepalanya melihat sahabatnya yang terlihat sangat melas karena lapar.
"Bukan itu juga maksud gue dodol. Udah napa nyok ah lu kaga kasian apa sama gue." Varo berbicara disedih sedihkan membuat Cuaca harus pasrah.
"Gitu dong ah! Itu baru namanya kawan." Ucap Varo sambil terkekeh.
Cuaca hanya diam meladeni sahabatnya yang rempong itu. Males, itulah yang dialami Cuaca sekarang harus kekanting yang menaiki anak tangga satu per satu karena berada di lantai 5 yang kebetulan di lift pun sedang ramai ramainya, belum dilift yang ramai apa kata kantin yang ramai dan bisingnya sangat memganggu menurutnya. Kantin lantai 4 yang dipenuhi anak kelas 10 dan kelas 11, kantin lantai 5 yang dikuasai anak kelas 12.
Saat sudah sampai di pintu kantin lantai 5 Cuaca mengedarkan pandangannya, sudah berapa lama ia terakhir menginjak kakinya kekantin ini? Bahkan dirinya sudah lupa. Mendengar suara yang sangat bising, namun beda membuat Cuaca melihat dimeja pojok kantin yang sangat rusuhh dan kacau, Cuaca memperhatikan seseorang perempuan yang sedang memegang galon kosong, seorang megang botol berisikan batu krikil, dan satu orang lagi memegang gagang sapu. Diingatkan temannya bukan seorang perempuan, melainkan seorang cowok.
Begitu sedang memperhatikannya tak disangka cewek itu melihatnya dengan tersenyum jengkel membuat Cuaca mengalihkan pandangannya dan menundukkan kepalanya.
"Gak ada duit Ca dilantai?." Cerca Varo yang baru saja sampai habis memesan makanan.
Cuaca mengangkat kepalanya dan membenarkan kacamatanya yang bulat.
"Nyari meja, panas nih gue megang mangsok baso."
Entah baso pesan sejak kapan sahabatnya sudah memegangnya.
"Mau gue pesenin makanan kaga lo?." Tawar Varo berbaik hati ketika sudah duduk dibangku dan meletakkan mangkuk basonya itu.
"Gausah." Tolak Cuaca sambil menyenderkan kepalanya di dinding.
🐶🐌🐶🐌🐶🐌🐶
"Nil, gue kantin duluann ya!"
Pamit Hari kepada Ranila yang di iyakan pada Ranila. Hari pergi kekantin Karena seperti biasa mempunya misi dan visi yang harus ia jalankan dengan dua sahabatnya Satelit dan Graha.
Saat di lift tak sengaja berbarengan dengan adik kelasnya yang bermuka jutek itu dan lebih parahnya mereka hanya berdua didalam lift.
"Apa lo lihat lihat, mau ngiket kaki gue lagi dan ngebabuin gue?." Katanya dengan jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
HSS Hari.
Teen FictionSelamat menyelami dunia si Culun dan si Barbar yang kelewat songong. Semoga Sukaa.... dan kalau suka tinggalkan jejak kalian yup👌 Terimakasih.... Amazing Cover By -@seulwoonbi- #1 in Cuaca 04-04-20