Biasanya, mahasiswa baru dan mahasiswa tingkat dua memiliki kulit lebih gelap setelah mereka kembali dari kamp pelatihan intensif. Dan setelah menghabiskan waktu bersama di kamp pelatihan, mereka baru mengetahui bahwa presiden klub adalah pelatih yang sangat tangguh dan Wakil Presiden orangnya benar-benar tidak lucu dan baik seperti yang mereka kenal sebelumnya. Sehingga, ini menjadi hal yang biasa melihat mereka berusaha menghindar dari presiden klub dan wakil presiden klub mereka.
Dean tidak terlalu serius tentang beberapa anggota yang absen setelah kembali dari kamp pelatihan, jadi hanya ada anggota tahun ketiga yang datang untuk latihan. Dean baru saja menyelesaikan kertas kerjanya, jadi dia bersiap-siap untuk pergi. Dia mengatakan kepada semua orang bahwa dia akan pergi, lalu mengambil kunci mobil dan berjalan ke tempat parkir khusus mahasiswa.
Tentunya, sekitar jam 6 sore dan tidak terlalu banyak orang di sekitar Gedung Ekonomi. Dean berjalan lambat saat dia melewati gedung dan melihat di sekitar untuk mencari seseorang.
Apa kamu ada di klub atau ada di rumah?
Setelah kembali dari pelatihan, Dean berusaha mencari kesempatan untuk menghubungi Parm, tetapi sepertinya belum beruntung, karena Team, satu-satunya pertolongan Dean, sakit dan juga absen seperti anggota renang lainnya.
"Maafkan aku, Parm. Audisi sudah dimulai. Aku tidak bisa pergi sampai mereka selesai dan biasanya cukup lama."
Bukan suara ceria yang menghentikan Dean, tapi nama yang disebutkan gadis itu menghentikannya.
"Aku mengerti. Tidak usah khawatirkan aku. Aku bisa pulang sendiri, MaNow."
Dean diam-diam mengikuti percakapan itu dan dia menemukan dua mahasiswa baru duduk dan berbicara di kursi batu di sebelah gedung Fakultas Ekonomi. Dean cukup terlambat mendengarnya tapi area di sekitar gedung cukup sepi sehingga percakapan itu terdengar keras dan cukup jelas.
"Aku merasa kasihan padamu. Pertama, mobilmu rusak dan sekarang Team sakit... Aku benar-benar minta maaf, Parm."
MaNow meraih tangan sahabatnya dan menggoyangkannya sedikit.
"Hei... Jangan minta maaf. Ini sama sekali bukan salahmu. Ini hanya mobilku yang rusak. Ngomong-ngomong, lain kali aku akan pergi mendukungmu di klub aktingmu. Ok? Semangat."
Parm meremas tangan sahabatnya dengan lembut. MaNow tersenyum cerah, melambaikan tangannya, dan mengucapkan selamat malam pada Parm, lalu pergi ke klubnya.
"(Menghela nafas) Bagaimana aku bisa kembali ke rumah sekarang?"
Parm menghela nafas dan berbicara pada dirinya sendiri sebelum duduk di kursi yang sama. Apartemennya tidak jauh dari kampus. Hanya 30 menit dengan naik kendaraan dari kampus ke rumah, tetapi jika dia harus naik bus, dia harus transit untuk 3 bus dan itu lebih dari satu jam. Biasanya, ketika mobilnya rusak, MaNow atau Team akan memberinya tumpangan ke Sky Train atau ke rumah. Parm menghela nafas berat dan seolah-seolah membuat wajah menangis sebelum meletakkan wajahnya ke lengannya di atas meja.
Tindakan lucu Parm itu membuat Dean tersenyum. Parm selalu menunjukkan emosinya melalui wajah dan tingkah lakunya. Seperti malu-malu, gugup, merasa senang, bingung, menangis, atau lainnya. Reaksi Parm sangat polos dan alami. Itu menjadi salah satu kepribadiannya yang menawan... Khususnya bagi Dean.
(SUARA LEDAKAN TERDENGAR SANGAT KERAS!!!)
Ledakan itu membuat semua orang di sekitarnya berteriak dan kaget termasuk Dean. Dia melihat sumber suara dan mendengar beberapa mahasiswa berteriak bahwa trafo listrik utama di luar kampus meledak. Dean menghela nafas dan merasa lega. Ini pertama kalinya dia mendengar hal seperti itu sedekat ini. Dia kembali menatap Parm dan tidak melihat Parm di kursi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until We Meet Again (The Red Thread) Indo. ver
RomanceJika kita tidak bisa bersama di masa lalu, ayo kita coba lagi di masa ini. . . . . . . Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh JayBL dari Novel BL terkenal karya LazySheep yang berjudul "The Red Thread". Kemudian saya kembali menerjemah...