1. Tatapan

101 32 15
                                    

Budayakan vote dulu baru baca heheh

•••

KALIMAT permintaan putus dari Haris masih terngiang di telinga Dila. Walaupun hati nya mengatakan ikhlas, otak nya tetap saja mengingat nya.

Seharian ia galau, memikirkan bagaimana bisa Haris memutuskan hubungan dengan dirinya. Padahal sebelumnya mereka tidak ada masalah apa-apa. Akibatnya, gadis itu tidak selera makan, tidur gak nyenyak sampai dirinya tidak niat untuk bersekolah.

Siapa sih yang kalau putus cinta gak galau? Kalau dikasih alasan yang jelas gak masalah ya kan. Ini udah di putuskan tiba-tiba, alasan nya gak jelas lagi.

Gadis itu membuka handphone nya, setelah siap belajar ia berniat untuk menanyakan masalah cinta nya pada ketua kelas nya, Imam.

Imam ini cowok yang paling peka dengan keadaan. Siapapun yang bertanya padanya tentang cinta, pasti dijawab dengan kata kata ala rintik sedu.

Dia tidak mau bertanya di grup chat, karena kalau bertanya di sana bakalan dijawab dengan lelucon.

[Room chat- Imam]

Dila : mam

Imam: yo wassap

Dila : gue mau nanya nih, tapi jangan bocor ye

Imam : nanya apa ?

Dila : gini nih, gue masih sayang sama Haris tapi dianya malah udah gak peduli lagi sama gue, terus gimana?

Imam : dil, lo tuh cewek. Takdir lo cuma dikejar bukan mengejar. Kalau lo masih sayang sama dia yaudah tunggu dia sampai dia peka sama lo. Jangan memaksakan hati yang udah dibuat kecewa, karena hati yang udah rapuh susah untuk menyatukan kepingan hati itu.

Dila : tapi mam...

Imam : gue ingetin, lo jangan sekali-kali ngejar atau nunjukin rasa terlalu berharap lo ke dia, kalau lo sabar perlahan haris juga tau perasaan lo. Gue paham gimana haris, dia temen SMP gue, dia kalo udah pacaran dan sayang sama cewek gak main main pasti dia perjuangin. Percaya sama gue.

Dila : lo kok bijak banget sih mam, makan apaan dirumah?:( batu akik?

Imam : gue mah makanannya batako dil

Dila : au ah receh

Dila : thanks mam :***

Lalu ia keluar dari room chat nya dengan Imam. Beranjak ke grup chat, namun bahasannya selalu gak penting. Ia pun keluar dari grup chat kelasnya.

Ia mematikan handphone nya, berniat untuk tidur. Namun sebelum tidur, ia mencoba untuk mencerna lebih dalam kata kata Imam tadi. Ada betulnya juga, hati nya telah dibuat rapuh oleh Haris, untuk menyatukan kembali kepingan hati itu perlu waktu dan tidak mudah.

Ia pun memutuskan untuk tidur.

Disisi lain...

REVIENS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang