4. Decision

31 4 3
                                    

Decision :

Keputusan / ketegasan

Keputusan / ketegasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dengar Zeds, aku menyukai seorang wanita. Sepertinya kamu mengenalnya, dia teman sekelasmu waktu SMP."

"Siapa? Nuri? Shin? Tera?"

"Bukan ..., Vaya!"

"Kau bercanda, apa bagusnya wanita itu. Dia itu aneh karena selalu melihatku dengan mata kuningnya. Begitu kutengok dia seperti cacing kepanasan. Wanita seperti itu aneh, lupakan saja!"

"Kamu tidak tahu, ya. Vaya begitu karena menyukaimu."

"Menyukaiku? Gila. Aku tidak suka dia."

"Kalau begitu aku boleh menyukainya, ya?"

"Kenapa jadi minta ijin padaku, sesukamu sajalah!"

"Namamu Zeds atau Zedias?" Ronnie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Namamu Zeds atau Zedias?" Ronnie ... maksudku Vaya bertanya.

"Namaku Zedias Rakhan, tapi panggil saja Zeds!" jawabku.

"Putuskan salah satu, yang mana yang mau dituliskan di bajumu?"

"Zeds saja!"

"Oke!"

Vaya sedang mendaftarkan baju untukku. Dia bilang baju yang kukenakan adalah baju dari penduduk Dunia Bawah. Kalau aku berkeliling menggunakan baju itu pasti akan dengan mudah ditangkap. Makanya Vaya membelikan baju hologram dengan nama yang tersemat di dada. Ciri khasnya memang begitu, bajunya selalu ada nama. Seperti milik Vaya dengan gambar bambi di akhir namanya.

"Well, kau punya baju baru sekarang," girang Vaya.

Aku agak sedikit canggung. Kami memang belanja di bangunan yang menyerupai mall. Aku belanja macam-macam untuk kebutuhanku, tapi yang kudapat hanyalah kartu. Kartu dengan gambar macam-macam. Ada sepatu, celana, jaket, selimut, bahkan kasur lipat. Semua benda benar-benar dari kartu.

"Nah, apalagi ya?" Vaya terlihat berpikir. "Hei, kau bisa mengendarai motor?"

"Memang berapa harganya? Pasti mahal, kan?"

"Ckckck, semua yang di sini gratis. Asal kau memberikan 2 poin kebaikan di pintu depan. Makanya tidak ada penjaganya. Kami yang melayani diri kami sendiri."

"Waw, sepertinya untuk yang satu ini aku harus memuji duniamu."

"Ayo kita pilih motor untukmu!"

Kami menghabiskan banyak waktu memilih motor. Karena badanku tinggi besar, aku menginginkan motor besar juga. Di dunia nyata tidak kesampaian punya motor besar, mungkin di sini aku bisa memuaskan keinginanku.

Motor besar sudah di tangan. Meskipun bentuknya hologram, tapi suara deru knalpot sangat nyata. Ini motor yang luar biasa tanpa perlu bahan bakar dan polusi. Bentuknya pun praktis, bila selesai digunakan cukup ditekan tombol off dan ia kembali ke bentuk kartu hingga tidak menghabiskan tempat parkir yang besar. Cukup dalam saku saja. Luar biasa!

"Aku mau berkeliling dengan motor baru, kau mau ikut?"

Vaya mengangguk cepat. Berjalan-jalan di mall dengan tumpukan kartu tentu membuatnya lelah, harus ada sedikit refreshing. Mari tancap gas, dan tunjukkan bagaimana pria mengendarai motor besarnya.

"Kyaaaa~" Vaya berteriak nyaring. Aku membalasnya dengan deru mesin bagaikan suara monster ini. "Kamu mau kita mati, ya. Pelankan motornya!"

"Ini keren, kau tidak lihat? Aku sangat keren."

"Ya, karena itulah kau bisa di Dunia Atas."

"Apa maksudmu?"

"Di Dunia Atas ada peraturan untuk memperhatikan wajah. Yang memiliki wajah cantik dan tampan bisa tinggal di Dunia Atas, tapi kalau jelek ... akan langsung dilempar ke Dunia Bawah. Beruntunglah kau punya wajah tampan."

"Iiih mengerikan, bagaimana dengan nasib orang yang dilahirkan dengan wajah jelek, apa mereka akan menyalahkan Tuhan?"

"Entahlah, sudah dari dulu peraturannya begitu."

"Oke, berarti kau setuju kalau aku tampan dan aku keren. Mari kutunjukkan bagaimana orang keren saat jumping dari motor."

"Kyaaaa~"

Sejam kemudian kami jatuh dari motor. Wajah kami luka-luka dan mesti diobati.

Jangan lupa like dan komen kalau kamu suka.

Story ini update setiap Rabu dan Sabtu.

Pastikan kamu datang lagi di waktu tersebut.

Hope you like it 😉


∞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
D (Dua. Dan. Dia) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang