Bagian 4

28 1 0
                                    

  "Aduh!sakit", Kyra meringis saat pergelangan tangannya ditarik dan dicengkram oleh seseorang cewek saat berdiri di ambang pintu. Orang itu menarik tanpa bicara sepatah kata pun, menahan amarah yang akan tersampaikan segera.
    "Lo siapa sih? Main narik narik tangan gue, sakit tauk! Lagi pula gue juga gak kenal sama lo". Cerocos Kyra sedari tadi tak digubris oleh cewek itu.
    "Woy gue nanya sama lo! Budeg ya lo", Cewek itu lagi lagi tak mau menanggapinya. Kyra mendengus pasrah dari pada di kacangin kan sakit. Kyra terdiam, ia masih mengikuti kemana cewek itu membawanya pergi. Semua pasang mata menatap cewek itu dan Kyra dengan bingung dan cemas.
    "Eh itu kan Loovita, mau bawa Kyra kemana tuh?"
    "Kan bener, masuk kandang singa tuh bocah"
    "Kasian nasib mu, nak"
    "Dah deh, kalo Loovita udah bertindak pasti kelar hidupnya"

   Kyra bingung, apa maksud orang orang itu? Mereka kembali mengatakan kata 'si singa' dan nama 'Loovita' yang mengingatkan kejadin tadi di koridor.
    "Oh my god! Apa ini si singa nya, Tuhan? Dan apa ini yang namanya Loovita? Aduh abis deh gue. Mati lo Ky, mati. Kalo dia makan gue gimana? Sumpah ni orang kesetanan setan mana sih? Gue mau di bawa kemana coba". Kyra mencoba menarik tangannya. Namun nihil, pegangan Loovita cukup kuat dan membuatnya meringis kesakitan. Dan apa yang terjadi?

****
    "Gilak tuh orang. Bisa bisanya dia ribut sama lo", ucap Bara setelah sampai di basecamp nya bersama ketiga temannya.
    "Dia tuh siapa sih Ar?
   Arya sedari tadi diam. Tak mengucap sepenggal kata apapun. Menggubris omongan temannya saja tidak. Ia masih ingin bergelanyut dalam dunianya. Menangkan emosinya yang sedari tadi memuncak garagara perdebatan di kantin.
    "Kayak nya dia itu anak kelas XI Ips 2 deh. Kalo gak salah namanya Kyra. Terus temennya yang cantik cantik tuh, Aywa, Ka-ka-Kanaya. Terus sama siapa tuh lupa gue, satunya yang tadi pake bando pink!. Aduh!! Siapa sih?"
    "Ishh, Cellia. Lola banget sih lo kek emak nya Siti", cibir Arga pada Bima yang pelupa. Cogan aja pada lupa, hehe.
    Arya geram dengan ulah temannya seperti perempuan, nyinyir aja kerjaannya. "Diam lo pada, berisik banget!"
    "Iyadeh iya"
    "Hoo tuh, pms lo?"
    "Muke gile lo"
   Arya semakin tak sabar, lalu beranjak untuk pergi menghindari kebisingan para lemes.
    "Kemana, Ar? Etdahh"
    "Woy! Mau kemana bos?"
    "Eh si Arya sensitip bener deh, heran gue"
    "Cabut kekelas yok! Nggak usah nyusul si Arya, di biarin aja dulu! Bel masuk tinggal 7 menit lagi. Guru jam sekarang kan keiller", ucap Bara sambil melirik jam yang tergulung di pergelangan tangannya.
    "Woke"
    "Siap"

****
    "Siapa sih lo? Lo tuh ngajak gue disini mau ngapain?". Kyra mulai bingung dengan cewek itu yang mengajak nya secara paksa. Ya disini, Kyra dan cewek itu berada di halaman belakang sekolah. Tempat yang jarang sekali dilewati oleh siswa siswi. Tempat yang gelap dan banyak debu dimana mana.
    "Lo nggak kenal gue? Lo tuh nggak tau alasan gue ngajak lo kesini?".
    Kyra mulai terbawa suasana yang mencekam, tak kalah sinis dengan cewek itu."Emang gue punya masalah sama lo? Kenal aja nggak, sksd banget" (sok kenal sok dekat).
    "Kenalin gue Loovita Manora Diarta, pacarnya Arya Alfarezell Narendra", ucap Loovita dengan penekanan disetiap kata. Ternyata Loovita yang, firasat Kyra kali ini benar.
   Kyra hanya ber-oh-ria dengan santai walapun lawan bicaranya sudah nge gas kek bajaj. "Terus hubungannya sama aku apa? Nggak ada kan".
    "Hubungannya, jangan kegatelan sama cowok gue. Lo udah mempermaluin Arya gue di depan umum. Lo mikir nggak sih?". Keributan kali ini makin memanas, beradu pandang yang tak kalah menyengat.
    "Cowok lo yang ngajak ribut bukan gue", ucap Kyra lantang. Kyra sudah tak mempunyai kesabaran lagi dengan cewek gila macam Loovita.
    "Dasar, bitch!". Loovita semakin menjadi jadi. Ia melipat tangan di atas dada dengan gelagat sok penguasa.
    Kemarahan Kyra sudah berkali kali lipat dibanding sebaliknya. Perkataan Loovita sungguh tidak pantas untuk seorang murid sekolahan. "Woy! Jaga ya omongan lo. Gue nggak segan segan bertindak kasar sama lo, jangan se mena mena, apa lo queen disini? Huh?"
    "Heh! Cewek jalang, berani berani nya lo sama gue?", ujar Loovita dengan nada yang dinaikkan 2 oktaf. Loovita kali ini akan melayangkan tamparan dipipi Kyra. Tetapi, di tahan oleh tangan kekar. Kelihatanya seorang pria.
    "Bukan nya terbalik ya? Dan kalo mau nyelesaiin masalah jangan pake kekerasan!", ucap seseorang itu dan menghempas kan tangan Loovita kasar.

    Tubuh Loovita bergemetar, ia mulai berbasa basi dengan Arya. Sebisa mungkin Loovita kembangkan senyum termanisnya ke Arya. "Arya lo kok disini? Seharusnya kan lo di kelas. Bel istirat udah habis loh"
    "Cih!! Nih orang, bicara sama Arya di lembut lembutin giliran sama gue kek nene lampir kesurupan", batin Kyra jengkel.
    "Udah tau bel masuk dari tadi bunyi, tapi kok lo disini juga?", ucap Arya ketus.
    "Emm. Ta-tadi i-itu ng-nganu, Ar". Loovita gugup dihadapan Arya dan Kyra. Kyra hanya menyimak keduanya berbicara.
    "Kenapa?", bentak Arya membuat Loovita dan Kyra terkejut. Kyra tak berani mencampuri urusan mereka, bisa bisa membuat Arya semakin marah.

   Loovita menunduk seketika tak berani manatap manik mata milik Arya, cukup menakutkan. "A-aku cu-cuma mau kasih pelajaran sama dia! Ka-karena berani mempermalukan kamu di de-depan umum. Itu aja kok, Ar"

    "Lo siapa gue? Kok jadi lo yang ngurusin masalah gue", sinis Arya membuat dada Loovita sesak, menahan tangisnya  yang ingin menderas segera.
   Tatapan Arya beralih menatap Kyra dengan tajam. Cewek yang sedari tadi terdiam, tak berbicara tak bergerak.
    "Dia bilang apa aja sama lo?", ucap Arya dingin. Kyra menahan mati matian, memejamkan mata rapat rapat, dan menggigit bawah bibirnya kuat kuat.
    Arya kehabisan kesabarannya hingga membentak bentak kepada Loovita dan Kyra. "Jawab!!"
    "Nggak usah takut sama dia, jawab sekarang!"
    "Loo-loovita bi-bilang ka-"
    "Nggak usah gugup kenapa sih?!", perintah Arya kepada Kyra yang sedang gugup.
    "Lo kira gue nggak ketakutan dari tadi, dasar cowok ketus. Nggak punya hati nurani.", ucap Kyra dalam hati.
    "Dia bilang kalo lo pacar dia". Ucapan itu lolos dengan lancar dibibir mungil Kyra. Tatapan Arya kembali melihat Loovita dengan sorot tak kalah tajam.
     "Nggak usah ngaku ngaku deh lo, berhenti buat ngejar ngejar gue! Dan satu lagi, jangan sakitin orang yang gak salah! Paham?"

    Loovita memberanikan diri untuk mendongak menatap mata Arya dengan tampang melas. "Lo tau kan gue cinta sama lo dari dulu? lo tau kan? Gue mohon bales cinta gue Ar! Gue mohon!"
    "Dengan sikap lo yang kaya gini, gue makin yakin kalo lo gak akan pernah dapet cinta dari gue sampai kapan pun. Campakan itu!", ucap Arya membuat Loovita bungkam seketika. Loovita tak henti hentinya menagis dan menangis. Tubunya semakin bergemuruh hebat. Tak kuat lagi menahan sakit hati yang mendalam hingga terisak keras dan semakin keras dan ambruk di tempat pijakanya.
    Arya malas dengan perdebatan yang tentang cinta, "Ikut gue". Tangan Arya dengan cepat menggandeng tangan Kyra untuk meninggalkan tempat kumuh itu sekaligus Loovita.
    "Ohh, shit"
.
.
.
.
.
Maaf gais telat update, kasih semangat dung hehe. Jangan lupa vote dan koment ya!

Zulfaaf

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang