Bagian 3

41 15 1
                                    

   Dijalan menuju kantin Kyra terus menatap buket bunga dari Adit. Hati nya seakan di taburi bunga bunga bermekaran. Sifat romantis Adit membuat Kyra meleleh, bisa dikata baper (bawa perasaan). Sampai sampai tak melihat orang yang berlalu lalang di sekitarnya.
    "Cie cie!! Baper ni yee", goda Kanaya dan menaikturunkan alis nya. Sudah jangan di tanya lagi, jelas jelas Kyra baper. Kyra bersusah payah menyembunyikan rona merah pada pipinya. Kyra tak bisa menahan rasa bahagianya yang sedang menggelanyutinya
    "Apaan si lo, b aja kalik". Lalu berjalan melenggang karena malu digoda oleh temannya
    "Udah bener, pake ngelak aja lu. Dasar abg"

   Sudah memasuki area kantin, Kyra tak henti hentinya dan terus menerus menatap buket bunganya tanpa bosan.

Bruugghh!!

    "Aduhhh!!", ucap Kyra sambil mengusap bagian tubuhnya yang sakit akibat benturan dan mencoba berdiri. Semua pasang mata menatap kearah Kyra dan Arya. Gemetar hebat itu yang dirasa Kyra sekarang, tetapi ia tak peduli. So i don't care and what ever.

   Tak sengaja Kyra menabrak dada bidang seorang cowok, kelihatannya tinggi. Dan ternyata, Arya.
    "Jalan tu pake mata bukan pake dengkul!", sindir Arya.
    "Ehh! Kok lo yang ngalahin gue, bukannya lo yang salah!"
    Arya menyamakan wajahnya dengan Kyra dan hanya berjarak beberapa cm. "Heh omong tuh pake otak, cantik cantik tapi bego! Nggak bisa mikir?". Kyra menelan saliva nya dengan keringat yang mengucur deras di pelipisnya.

   Ucapan Arya membuat Kyra membisu. Sangat tajam, setajam silet. Tentu saja sangat nylekit. Cowok ketus, songong, dan kalo ngomong nggak pernah di saring, nyebelin seantero sekolah, dan selalu bikin siapapun naik pitam. Kenapa juga cowok kaya dia bisa jadi ketua osis, pada burem apa ya.
    "Kenapa diam? Udah cerewetnya nona?".
    " Seabreggg!!",sambungnya lirih. Memutar bola matanya kearah lain dan bersedekap. Sungguh Kyra ingin mencakar cakar muka nya yang so kegantengan.
   Huh!! Kyra mulai geram seakan oksigen di sekitarnya menyingkir. Cowok kaya dia pengen Kyra tampol 100 kali sekarang juga. Aliran darah mendidihnya memuncak, ia sudah tidak sabar lagi ingin membludakan emosinya.
    "Woy!! Nyindir sama nyisir tuh sama sama pake kaca, punya kaca nggak?"
    "Dasar cowok so cool, Basi!", cibir Kyra sambil melipat tangannya didepan dada dan mengerucutkan bibirnya yang manis.
   Arya tersenyum sinis, "Emang cool, lo nya aja yang buta"
    "Cih!! Sumpah!! Ni cowok nggak ada manis manisnya, nyebelin banget sih. Bikin gedeg sedunia akhirat!", batin Kyra sangat geram.

   Aywa, Kanaya, dan Cellia berlari mendekat karena mendengar perdebatan di kantin, teman yang baik bukan? "Aduh lo kok disini si, Ky? Sorry-in temen gue ya, Ar! Emang dia nya aja yang rada rada gitu!"
    Kyra menatap tajam kearah temannya. Arya terkekeh puas, "Temen lo aja ngakuin kalo lo rada ya begitulah, benerin dulu otak lo!". Melihatnya tertawa, Kyra sangat kesal sampai membukit. Tidak hanya membukit, menggunung ya menggunung. Ia sudah tak tahan ingin menyemprot Arya membalas kata kata pedasnya.
    "Heh! Lo tuh siapa berani ngatur ngatur gue?"
    Arya berdecih. "Lo yang siapa, lo tuh cuma siswa yang bawel dan cerewet. Lo tadi tanya kan gue siapa? Gue Arya Alfarezell Narendra, ketua osis di SMA ini kalo lo kudet"
    "Bangga ya jadi ketua osis, hm? Lo emang ketua osis tapi lo gak berhak ngatur ngatur hidup orang seenak lo. Punya mulut aja lemes", ketus Kyra sambil menunjuk di wajah Arya. Tatapan mereka sejak tadi beradu dan tidak ada yang mau mengalah. Kalah? Bakal nurunin pamor mereka lah.
    "Mulut lo yang lemes! Bawel kek kambing"
    "Jaga ya mulut lo! Dasar kadal. Bisa nggak ngehargain orang? Dihargain bukan berarti dirupiah kan. Paham?"

   Aywa, Kanaya, Cellia masih setia menyimak perdebatan antara Kyra dan Arya yang tak kunjung mereda. Tidak hanya gengk mereka berdua. Penghuni juga kantin asik berbisik bisik, merekam kejadian, dan menyebarkan berita ini menjadi the latest news for today. Menyebalkan!
    "BROO? YOK CABUT!!", teriak Arya pada Bara, Arga, dan Bima dari kejauhan.
    "YOA BOS!"
    "ASYIAP DONG!"
    "OTW BRAY!", ucap mereka sambil melesat mendekat pada Arya. Kyra menahan amarah yang sudah melilitnya sedari tadi, sebisa mungkin ia kendalikan. Karena ia tidak mungkin mempermalukan dirinya sendiri di depan umum. Kyra punya malu guys.

    "Aaaaa itu Baraaa so very very gans binggo, meleleh aing!!!", ucap Cellia.
    "Oh my god, Bima cool abis!! Anying, wagelaseh banget!", timpal Aywa.
    "Tuhan, nikmat apa yang Kau dustakan melihat Arga!!", sambung Kanaya.

   Mereka menjerit jerit seperti kesurupan arwah yang sinting. Memperagakan gerakan alay membuat Kyra menatapnya jengah akan sikap teman temannya yang membuat malu.
    "Udah malu ditambah malu pula. Nyesek deh!", guman Kyra.
    "Gans dari mana coba, sombong iya", tukas Kyra cepat. Arya yang mendengar hanya berdecih.

   Arya tak menggubris ucapan Kyra barusan, malahan ia tersenyum saat melihat badge name milik Kyra.
    "Ohh! namanya Kyra Bevineffio Aldaka. Nama yang cantik seperti orangnya", gumam Arya tak sadar dalam hati.
   Arya tersadar, "Heh! Gue bilang apa tadi? Dia? Cantik? Orang galak kek singa bilang cantik. Huh!", lalu menepis dari pikirannya dan bergeleng geleng.
    Arya berjalan pergi dan melambaikan tangan. "Bye bye! Nona Kyra yang galak", dengan nada sok dilembut lembutin
    "Najis!", Membuat Kyra bergidik ngeri karena ucapan Arya barusan.

   Setelah orang orang so kecakepan itu hempas semua dari hadapannya, lalu Kyra berjalan menuju bangku di kantin bersama teman temannya.

   Menahan amarah yang ingin meledak ledak. Napasnya memburu tak teratur. Matanya memerah, tajam, dan menusuk siapapun yang melihatnya. Tangannya mengepal erat sampai memutih. Berjalan dihentak hentakan di lantai dan menendang apapun yang di lewatinya. Kyra Furious.
    "Duduk aja dulu deh lo, Ky!"
    "Jangan lupa napas,Ky"
    "Udah deh, Ky. Sifatnya si Arya kan emang kayak gitu, semua juga udah tau lah"
    "Rendem dulu amarah lo, Ky!"
    "Gue jadi takut nih, jadi grandong beneran ini mah"
   Lagi lagi Kyra diam. Ia sedikit terusik yang sedang menetralkan suhu badannya yang memuncak. Menarik dan menghembuskan napas secara teratur sambil memejamkan matanya berulangkali.

    Kyra muak dengan hari ini, moment moment indah bersama Adit hilang sekejap gara gara si kadal Arya. "Udah deh! Gue mau kekelas duluan. Bye"
   Tanpa menunggu jawaban temanya, Kyra segera pergi secepat mungkin. Ia tak mau mendengar desas desus para siswa yang dilewatinya.
    "Eh, Ky? Mau kemana?", teriak Cellia yang menyadari Kyra mulai menjauh dan ingin beranjak juga tetapi dicegah oleh Aywa dan Kanaya.
    "Udah biarin nenangin dirinya dulu"
    "Iya bener, daripada nanti nih kantin jadi kapal pecah". Teman teman Kyra memberi waktu untuk dirinya tanpa niatan ingin menyusul Kyra yang sudah tak terlihat batang hidungnya.

    "Eh lihat deh si Kyra, cewek yang tadi debat sama Arya kan?"
    "Iya bener, kok dia berani ya?"
    "Padahal kan nggak ada yang mau nentang Arya, apalagi jabatannya si Arya kan ketua osis di sini"
    "Bentar lagi dia pasti masuk kandang singa, gue jamin"
    "Ya tuh. Pasti Loovita udah denger gosipnya yang lagi memanas, tunggu aja!"
   Kyra memejamkan mata. Sebenarnya ia tak ingin mendengar desusan orang orang kurang kerjaan yang bisanya cuma nyinyir, orang ngomongnya aja keras bener gimana mau ngelak.
    Kyra termenung dan berjalan pelan. "Eh bentar! Mereka bilang 'Bentar lagi dia pasti masuk kandang singa' dan menyebut nama 'Loovita', namanya cukup asing bagi gue.Singa nya siapa sih? Ah bodo amat lah", batin Kyra bergeming bingung. Kyra terus berjalan santai dan membuang pikiranya tentang 'si singa' itu.
.
.
.
.
.
Hay gaiss, gimana ceritanya? Ohya jangan bosen ya, jangan lupa beri vote and koment ya. See you:)

Zulfaaf
   
   

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang