Bagian 2

43 9 7
                                    

   Pelajaran IPS tentang Sejarah sangat membosankan bagi Kyra. Karena mood kalau juga sedang tidak baik. Ia rasa ucapan Rangga dan Adit terus terngiang ngiang di kepalanya. Kyra juga tidak memperhatikan Pak Darma yang sedang menjelaskan, guru sejarah yang terkenal kiler. Huhhh

    "Kyra, coba kamu jelaskan apa yang sudah saya terangkan!". Kyra diam. Ia tak tahu, karena materi ini adalah pembahasan awal. Pasang mata mengarah pada Kyra yang sedang gerogi di bangkunya.
    "Kenapa diam? Jika kamu mau melamun dan tidak memperhatikan bapak yang sedang mengajar keluar saja!, jangan ikuti pelajaran bapak!", bentak Pak Darma karena menyadari Kyra yang melamun.
    "Ma-maaf pak, sa-saya se-se-sedang tidak enak badan", alibi Kyra dengan gugup dan menunduk. Ia merasa tubuhnya kaku, ia menggigit bibirnya panik dan wajah nya cemas. Cellia mengulurkan tangannya ke kening kepala Kyra, mengecek suhu badannya. Ia tahu bahwa Kyra sedang beralasan agar tidak dimarahi lagi pula gara gara kejadian tadi pagi bersama Rangga dan Adit membuat Kyra kepikiran.
    " Iya pak. Kyra sedang demam,bibirnya pucat pasi", timpal Cellia dengan nada dibuat buat panik.

Kring kring kring...

   Bel istirahat telah tiba, Kyra membuang napas lega mungkin Dewi Fortuna sedang memihak padanya.
    "Yasudah, maafkan bapak ya Kyra! Bapak tidak tahu jika kamu sakit", coba kamu bawa ke uks Cellia!", ucap Pak Darma kepada Kyra juga Cellia dan di sahuti anggukan oleh mereka.
  
   Pak Darma membereskan buku buku nya di meja. "Sekian pelajaran dari saya, PR nya buku tebal halaman 192 dan minggu depan di kumpulkan! Terimkasih". Lalu pergi meninggalkan kelas dan di susul dengan keluhan anak anak sekelas. Setiap akhir pembelajaran selalu diberikan tugas atau pr yang menggunung.
    "PR mulu sih herah gue", gerutu Kanaya sebal kepada guru kiler nya.
    "Lo gak papa kan Ky?", cemas Aywa sambil mengoreksi setiap inci badan Kyra.
    "Gak papa kok, yaudah yuk ngantin. Laper hehe", jawab Kyra sambil nyengir tak berdosa. Kemudian berjalan menuju kantin yang sebentar lagi akan penuh oleh manusia manusia kelaparan.

    "Stop!!!!", ucap seseorang mengagetkan mereka berempat.
    "Ada apa sih Dit?"
    "Paan si? ni anak bikin gedeg gue aja"
    "Hooh ni heran ni bocah ngapa yak?"
    Ya. Adit Tirtaka Sejati, teman seangkatan Kyra. Seseorang ya bisa dibilang ganteng, melebihi batas rata rata.

   Adit menepuk dahinya kelimpungan dan sedikit geram mungkin jika mereka laki laki, sudah dihabisi Adit dari tadi. "Apa si Ay, Nay, Cell? Gue mau ketemu ama Ayang Kyra". Adit nyengir sambil menaik turunkan alis alaynya.
   
    "Ih najis",
    "Jijay lu kampret",
    "Ayan ayang mak lo pikun",
    "Sono deh lo manusia genit",
  
   Kyra menggeleng gelengkan kepala dan tersenyum kecil melihat para sahabatnya yang sedang berdebat dengan Adit tak henti hentinya.
    "Ada apa Dit? Kek nya penting", tanya Kyra lembut.
   Adit menggaruk tenguknya yang tak gatal. "Ini yang,,,emm nganu". Ia gugup harus dari mana ia berbicara pada orang yang dia sukai.
    " Ngomong yang lagi gue bacok lo", geram Cellia melihat tingkat Adit yang kikuk.
    "Buruan elah badak"
    "Amm emm amm emm, grogi amat elah"
    "Penting nggak?"
    Adit malas dengan perdebatan dengan Aywa, Kanaya, Cellia. Jika bukan sahabatnya Kyra sudah ia buang di tong sampah.
   
   "Mm, ini coklat sama buket bunga edelweis buat kamu. Kamu suka bunga ini kan."
   Kyra diam sekujur tubuhnya lemas, kaki nya sudah tak sanggup menompang tubuhnya. Ia menetralkan detak jantungnya yang berpacu dengan cepat. Rona pipinya yang memerah semerah tomat membuat ia menunduk malu. Rasanya ia ingin menjerit didalam hatinya.
    "Aaarrrrggghh, aduhh Dit gue meleleh nihhh. Anjir, bikin gue grogi aja nih, ampun deh lemes gue. Eh bentar,tapi kok dia tahu bunga kesukaannya ya?" Kyra mengerutkan keningnya, entah dari mana Adit tahu bunga kesukaan nya. Ia melihat tajam para temannya dan Aywa nyengir dan mengangkat tangan membentuk piece.
    "Yaelah,bunga ama coklat aja yang ngomong setahun ampe seabad", cibir Cellia malas
    "Iya nih lama amat kek nunggu doi peka", sambung Kanaya antusias.
    "Eh, lo alay banget si Nay", ucap Aywa melihat kealayan Kanaya.
    Kanaya melirik Aywa malas,"Heh lo nene lampir diem deh".
    "Ohya thanks ya Dit! Juga tadi lo udah bantuin gue dari Rangga sampe sampe lo harus ngaku ngaku jadi pacar gue", ucap Kyra dan tersenyum lebar kalu gak inget batas maxsimal senyum bisa bisa robek tuh mulut.
    "Sama sama cantik"

Blush...

    "Udah kewajiban aku kok jagain kamu biar gak ilang dari gue. Yaudah gue mau nyusul temen temen gue. Bye", membalas senyuman Kyra sambil beranjak dari depan Kyra dan melambaikan tangannya kearah Kyra.
    "Hati hati ya, Bye", ucap Kyra sembari membalas lambaian tangan Adit dan menahan rona pipinya yang memerah semerah tomat.
    "Adit sweet deh, nanti naksir deh lo Ky"
    "Pepet terus bosque"
    "Cie ciee, bentar lagi gak jomblo dong"
    "Pajak jadian ada dong nih"
    Kyra tersenyum malu. "Apaan sih nggak kok, yaudah yuk", ucap Kyra dan berjalan kearah kantin disusul teman temannya.
.
.
.
.
.
Hay gais gimana cerita gue? Jangan lupa beri taburan bintang dan koment ya,please. Kasih semangat gue dung. Tunggu cerita selanjutnya ya, aku post cepet kok:)

Zulfaaf

  
  

KyraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang