Part. 1 Hi!

29 3 0
                                    

"Kamu tahu, bahwa rasa ini tertuju padamu, entah mengapa bahkan aku tidak menyadarinya, mengapa bukan pada orang lain rasa ini tertuju?"

Huaaaaaa....
"Hah! jam 05.50!,"kata seorang gadis yang baru lulus SMP melihat jam tangan ungunya dengan jarum pendek dan panjang menunjukkan pukul 05.50. Hari pertama sekolah bangun telat, "thats me,"katanya. Itu semua karena kebiasaan bangun siang dihari libur. Gadis berkacamata dengan rambut sepundak mandi hanya dalam hitungan detik.
"Emmmm.. bawa apa ya?? gila!gue gugup banget!,"keluhnya.
"Olin, ayo cepet turun,"teriak mamanya.
"Iya ma, bentar lagi,"

Olin lari menuruni tangga dengan degup jantung tidak normal. Bunyi kakiknya dengan jelas terdengar sekali.
Bug..
"Kakak gimana sih?! liat tuh buku gue berantakkan,"marah, Deven, adiknya.
"Aduh,sorry ya ven, gue buru-buru,"

Dengan cepat Olin mengayuh sepedanya. Inilah kesukaannya, sunrise.

Pagi ini, matahari bersinar menyiratkan sesuatu yang aneh. Hembusan anginnya berbeda. Kicauan burung seolah sedang memberitahunyq sesuatu.
Dalam 5 menit ia sampai disekolah.
Hasilnya?

Zonk!

Sekolah masih sepi.
Entah mau taruh dimana muka Olin jika ada seseorang yang melihatnya. Parkiran sepeda juga masih kosong.

"Dik, berangkatnya pagi banget?,"kata seseorang mengenakan seragam security dipos SMAN Jakarta.
"Hehe iya, pak, saya kira malah saya paling telat,"jawab Olin sambil tersenyum sedikit malu.
"Disini masuk jam 07.10, sementara ini masih jam 06.05. Pasti adek, kelas 10 yang baru mau MPLS ya?,"
"Iya pak. Saya masuk dulu ya Pak,"pamitnya.
"Kelas 10 belok kiri ya dik,"
"Ok pak,"

Mana ya? Sejak tadi Olin hanya berkeliling tidak jelas. Katanya belok kiri, tetapi malah ada ruang besar berisi rak-rak tersusun rapi.

Ketemu! 10 IPA 1.
Belum ada anak satupun.

Satu persatu anak mulai datang.
"Hai, bangku ini masih kosong? kalo masih kosong gue boleh duduk sama loe?,"kata seseorang perempuan yang sedikit lebih tinggi darinya, dan manis.
"Boleh,silakan,"jawab Olin sambil tersenyum. Ia langsung menaruh tasnya dan bersandar seolah kelelahan.

"Btw, nama loe siapa?,"tanya Olin singkat.
"Nama gue Raline, kalo nama loe siapa?,"jawabnya juga dengan singkat.
"Panggil aja gue Olin,"jawab Olin singkat.

Setelah kelas sudah mulai ramai, Olin dan Raline semakin akrab. Ternyata dia anak yang humoris. Daritadi mereka tertawa bersama, entah melawakkan apa saja yang terjadi disekitar mereka.

"Selamat Pagi, anak-anak,"sapa seorang guru dengan yang datang dengan langkah yang anggun.
"Selamat pagi, Bu,"jawab anak sekelas dengan kompak.

"Sudah kenal dengan Ibu?,"tanya guru tersebut, yang sepertinya itu wali kelas 10 IPA 1.

"Ya belumlah,"jawab Olin singkat dengan nada suara yang pelan.
"Gila loe," kata Raline sambil menyikutnya.

"Nama ibu, Kathrine, kalian bisa panggil Bu Kathrine, disini Ibu wali kelas kalian,"katanya sambil tersenyum manis.

Setelah itu, Bu Kathrine mengabsen mereka sekelas.
"5, Caroline..,"
"Hadir Bu,"jawab Olin

Membosankan. Begitulah sebuah kata yang menggambarkan kelas saat jamkos. Mungkin semua anak sangat bahagia, seperti bermain prosotan diatas pelangi lalu bertemu biadadari cantik, seperti itu menyenangkannya menurut mereka.

"Line perpus yuh,"ajak Olin.
"Okeh, ayoo! siapa tau ketemu cogan!,"jawabnya dengan semangat 45.
"Gile lu!wkwk,"

Olin dan Raline langsung meminta ijin keketua kelas galak mereka, Lina, dia anak paling tua dikelas kami.
"Lina yang paling cantik, pinter, baik, imut, utututu, gue sama Olin ijin keperpus ya?,"kata Raline sambil mengeluarkan kata-kata modusnya.

"Emmmmmmmm,,

Boleh, sana,"jawabnya ragu.

Mereka langsung membuka pintu dan keluar dengan semangat.
Tiba-tiba,
Degg..
"Eh loe, kalo jalan pake mata kek!,"kata Olin naik darah setelah ditabrak oleh seseorang laki-laki sedikit lebih tinggi darinya.
"Loe tuh!kayanya kacamata loe harus lebih tebel lagi deh!,"jawab laki-laki itu.
"Awas loe ketemu gue lagi!,"jawab Olin sambil memicingkan matanya.

Malas melayaninya, Olin menarik tangan Raline melanjutkan perjalanan keperpustakaan.

Setelah berputar-putar satu sekolah, wkwk, mereka akhirnya menemukan perpustakaannya.

"Loe gak baca buku apa-apa?, bukannya loe yang ngajak gue keperpus?, gimana sih loe?,"tanya Raline.
Olin tidak menjawab satu katapun.

"Eh Lin liat nih, dari covernya aja udah keliatan ceritanya bagus banget, pengarangnya Kalinda Sukma, jadi dia sering nulis novel diwattpad!, gue follow ah nanti!,"katanya sambil memegang novel lalu menyodorkannya kepada Olin yang sedari tadi diam saja.

Olin masih bengong, memikirkan kejadian menyebalkan tadi. Dinametagnya tertera Alexander Alfredo, dan dilengan kirinya tertera kelas 10 IPA 2, yang kelasnya bersebrangan dengan kelas Olin.

Oh God!batin Olin.

"Semoga aku tidak akan bertemu dia lagi,"kata Olin dalam hati.

Kriiiiiiinnggg... Bel pulang sekolah hari pertama berbunyi nyaring.
Seluruh siswa berhamburan didekat gerbang sekolah. Semua menunggu jemputan masing-masing.

Olin berjalan menuju parkiran sekolah sambil sepedanya yang terparkir diparkiran sekolah yang luas.

Dia mengayuhnya dengan kencang. Jalanan sekitar becek, mungkin tadi gerimis kecil.

"Aww!, wey, berenti loe!" teriak Olin.
Sesorang mengendarai sepeda gunung membuat seragamnya basah karena cipratan dari bannya.

Dengan penuh emosi, Olin langsung turun dari sepedanya, dan lalu diikuti dirinya.
"Oh ternyata loe yang tadi nabrak gue dikoridor?! Liat nih seragam gue kotor, basah lagi!,"kata Olin naik darah kedua kalinya.
"Sorry, gue lagi buru-buru,"jawabnya singkat.
"Sorry? Loe cuma bisa bilang sorry setelah apa yang loe lakuin?!,"kata Olin penuh amarah.
"Ok, supaya loe maafin gue, loe boleh minta apapun dari gue, sekali lagi gue minta maaf,"katanya mengalah.
"Ya udah gue maafin, tenang aja, gue gak minta apa-apa,".
"Dirambut loe...,". Tiba-tiba dia mengambil sesuatu dirambut Olin.
Deg.. sebuah ketukan dihatiku..batin Olin.
"Ada daun dirambut loe. Kacamata loe kotor, basah juga, nih dilap pake jaket gue,"tawarnya.
"Makasih,"jawab Olin sambil tersenyum.

Memang benar kacamata Olin kotor sekaligus terkena air becek-kan.
"Oya, gue suka kacamata loe, loe beda banget pake kacamata sama gak pake,"katanya sambil tersenyum.
"Alaahhh, loe bisa aja,".
"Maaf ya, gue bener bener gak sengaja,"katanya.
"Iya gapapa, tapi lainkali kalo loe sampe ngelakuin hal nyebelin kaya gini lagi, siap-siap aja loe,"jawab Olin.
"Loe galak banget sih, tetep aja gak mau damai, nyesel gue minta maaf,"jawabnya.

Akhirnya, mereka pulang kerumah masing-masing setelah melewati adu mulut. Gadis itu merebahkan tubuhnya dikasur setelah mengganti seragam yang kotor.

Hidden LoveWhere stories live. Discover now