"Cara menaruh rasa dengan tulus bukan berarti terus tersakiti karena dia menyukai orang lain melainkan dengan menghargai haknya sebagai manusia untuk meyukai orang lain"~kalins
"Olin akhirnya loe balik jugaa...,"kata Jean dengan girang.
"Oliiinn oleh-olehnya where????,"kata Raline menyambung.
"Enak aja loe, gue dateng bukannya tanyain kabar kek apa kek malah dimintain oleh-oleh,"
"Hahah,"tawa Jean garing."Oya, gue duluan dulu ya mau kekelasnya Bila, gue ada urusan keburu bel masuk,"pamit Olin kepada kedua sahabat gilanya.
"Iya sana,"jawab Jean. Sementara Raline masih merengut karena masalah oleh-oleh tadi.
Sekarang tujuan Olin adalah menuju kelas temannya, karena apa?karena Bila adalah teman ekskul musik. Sebenarnya hari ini hari pertama ekskul dimulai karena guru yang lama baru saja pindah dan baru sekarang guru yang baru bisa mengajar ekskul.
Menyebalkan. Untuk menuju kelas Bila ia harus melewati kelas Alfred.
Semoga dia gak keluar semoga dia gak keluar, begitu batin Olin.
Akhirnya perjalanan menuju kelas Bila mulus karena ia tidak bertemu Alfred.
"Permisi, ada yang namanya Bila gak ya?kalo ada bilang dipanggil Olin gitu,"kata Olin kepada perempuan yang tingginya sedikit lebih rendah dari Olin.
"Hah? Bila? setau gue gak ada yang namanya Bila dikelas ini, setau gue juga Bila itu kelas 10 IPA 2,"jelas perempuan itu.
"Oh my God!ok makasih gue duluan,"pamit Olin.
Selepas dari kelas 10 IPA 3, Olin masih saja berdiri menghadap bagian langit dikoridor sekolah. Yang Olin pikirkan sekarang adalah bagaimana ia bisa bertemu Bila tanpa bertemu Alfred. Tetapi mau bagaimana lagi, setelah mengumpulkan niat dan megatur emosi Olin langsung menuju 10 IPA 2 dengan wajah yang dibuat acuh tak acuh. Belum sempat Olin ingin melinguk kepintu kelas tersebut seseorang memanggilnya.
"Mau ngapain loe?,". Bertemu juga, Alfred.
"Gue mau ketemu Bila, bisa loe panggilin gak?,"jawab Olin sambil memandang ketempat lain.
"Bila gak masuk,"jawab Alfred singkat.
"Kenapa?,"
"Sakit,"
"Oh ya udah,"
"Egggheemmm, gak ngajak-ngajak loe pacaran," ejek salah satu teman Alfred.
"Hahahahah,"tawa salah satu temannya yang lain.
"Diem loe!!,"bentak Alfred dan Olin serempak dan lalu saling memandang dan marah-marah tidak jelas.
"Nohkan udah kompak berarti udah lama nih,"ejek teman Alfred.
Tidak ingin melayani Olin dan Alfred pergi dengan jalur yang berbeda. Tentu saja sama, Olin dan Alfred mempunyai sikap cuek dan serius jadi cara mengatasi masalah yang dihadapinya pun sama.
Pelajaran dihari Jum'at berlalu cepat sekali. Tentu saja karena pulang lebih cepat. Kali ini tujuan Olin adalah ruang musik. Setelah pembina ekskul datang, semua yang sibuk dengan urusannya masing-masing langsung terdiam. Olin masih menatap pembina yang menjelaskan sambil duduk disamping perempuan yang bahkan Olin belum mengenalnya. Sementara itu, Alfred yang diduduk dibelakang terus menatap kearah Olin, sebuah tatapan yang aneh. Entah apa yang dirasakan Olin sampai sekarang ia harus satu ekskul dengan anak yang ia tidak sukai.
Semua sudah pulang, yang tersisa hanyalah Olin dan Alfred, pembina ekskul menyuruhnya membereskan beberapa alat musik.
Tiba-tiba bunyi petikan terdengar indah dari arah belakang.
"Ngapain loe mainin?,"tanya Olin galak.
"Suka suka dong punya loe apa?,"jawab Alfred dengan wajah tidak peduli.
Tidak merespon lama, Alfred melanjutkan petikannya yang bernada.
"Loe bisa nyanyi kan?,"tanya Alfred."Terimalah lagu ini dari orang biasa tapi cintaku padamu luar biasa
Aku tak punya bunga aku tak punya harta yang kupunya hanyalah hati yang setia
tulus padamu,"lagu 'Cinta Luar Biasa' yang dinyanyikan Olin sangat merdu.
"Hari hari berlalu kini cintapun hadir
Melihatmu memandangmu bagai bidadari
Lentik indah matamu
Manis senyum bibirmu
Hitam panjang rambutmu
Anggun terikat"sambung Alfred juga dengan merdu.Btw,, buat yg belum baca 'Tentang Senja' tapi udh baca ke'Tentang Rindu'coba kalian baca'Tentang Senja'nya dulu, karena kalau langsung keTentang rindu kalian pasti kurang paham, siapa ini siapa itu..
Vote ya
YOU ARE READING
Hidden Love
Teen FictionTenang.. aku tetap bahagia, melihatmu tertawa dari jauh, walau bukan karenaku. Diantara kita hanya ada kata teman, karena jika lebih dari itu, banyak yang akan tersakiti.. Caroline Devina Angelica, atau yang kerap disapa Olin, gadis yang sebelumnya...