Part 4: Headway

760 124 14
                                    

Setelah membaca tulisan di buku yang diberikan Hyunjoon tempo hari, Kevin berencana untuk mengembalikan buku itu ke pemiliknya. Juga ingin bertanya beberapa hal pada anak itu, mengingat pemuda Heo itu sangat irit bicara Kevin jadi tidak yakin anak itu akan menjawab pertanyaannya.

"Changmin, apa kau mengenal Chanhee?" Kevin bertanya pada teman kamarnya sambil menatap langit-langit kamar.

Changmin yang tengah merapikan pakaiannya pun mengalihkan fokusnya ke orang yang bertanya tadi.

"Ya, aku baru mengenalnya di sini. Dia baru masuk dua bulan yang lalu, ada apa?"

"Apa kau tau apa alasan yang membuatnya dikirim ke sini?" tanya Kevin hati-hati, ia takut malah membocorkan informasi yang baru saja dia dapat, mungkin saja informasi itu tidak boleh disebar luaskan.

Teman sekamar Kevin itu menghentikan aktivitasnya, ia naik ke atas kasurnya lalu bersandar di dinding.

"Setahuku dia punya obsesi dengan penampilan fisiknya, teman sekamarnya bilang dia membawa banyak sekali barang-barang untuk perawatan dan kecantikan saat pertama kali datang ke sini. Dia juga bisa menghabiskan dua jam hanya untuk mempermak dirinya sendiri" ujar Changmin panjang lebar.

Kevin mengalihkan pandangannya ke arah Changmin
"Apa semua orang di sini tahu?".

Changmin mengangguk sebagai balasan.

"Jadi tidak heran kalau Dongmin memanfaatkan penyakitnya sebagai alat untuk membully anak itu".

Bicara tentang Dongmin, Kevin tiba-tiba teringat saat Changmin melarangnya untuk berurusan dengan brandalan itu.

"Apakah itu alasannya kenapa kau melarangku untuk berurusan dengan orang itu?" tanya Kevin penasaran.

"Bingo, tepat sekali".

Ada satu hal lagi yang membuat Kevin penasaran, langsung saja ia tanyakan pada Changmin barang kali anak itu tahu jawabannya.

"Lalu... Bagaimana dengan Hyunjoon? Kenapa dia selalu menjadi bulan-bulanannya si sialan itu?" tak dapat dibohongi kalau Kevin sedikit emosi terdengar dari nada bicaranya, ia terngiang kejadian-kejadian yang dialami oleh Hyunjoon dan itu membuatnya sangat kesal.

Changmin diam untuk beberapa saat lalu mengangkat bahunya
"Entahlah, ku rasa ada sesuatu yang terjadi di antara mereka sebelumnya".

"Bagaimana dengan penyakit Hyunjoon? Apa kau mengetahuinya?".

"PTSD, tapi aku tidak tahu trauma seperti apa yang dia alami di masa lalu".

Setelah mendengar jawaban Changmin, Kevin mengambil buku yang diberikan Hyunjoon lalu pergi keluar kamar.

"Aku pergi dulu, ada urusan sebentar" pamitnya pada Changmin sebelum pergi.

Kevin menuruni anak tangga ke lantai dua. Ia melihat-lihat keadaan sekitar, melihat tidak ada orang yang keliaran. Jam menunjukkan pukul 11 malam jadi tidak heran jika tidak ada orang atau petugas di sana akan menyeret mereka kembali ke kamar dan memberi hukuman keesokan harinya.

Ia berjalan menuju kamar Hyunjoon. Kemudian mengetuk pintu kamar anak itu dengan perlahan, takut membangunkan pasien lain atau petugas. Beruntungnya Kevin hanya dengan mengetuk tiga kali si pemilik kamar sudah membukakan pintunya.

"Boleh aku masuk?" tanyanya sedikit berbisik.

Hyunjoon hanya membuka pintunya lebih lebar mengisyaratkan Kevin untuk masuk ke kamarnya.

Kevin pun masuk ke dalam kamar Hyunjoon, sementara si pemilik kamar menutup pintu.

"Terima kasih" Kevin memberikan buku yang ia pegang ke pemiliknya. Hyunjoon tak membalas ucapan Kevin, bahkan mengangguk sekalipun, anak itu hanya menjulurkan tangannya mengambil buku itu lalu menaruhnya di rak buku.

Light Of Hope (KevHwall)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang