"Jangan mencari yang sempurna. Tapi carilah 'dia' yang dapat membuat hidup mu jadi lebih sempurna."
-Kaila Azzahra Refaira-
***
Senin.
06.02
Justin memandang dirinya di depan kaca. Sambil membenar kan dasi nya.
Puas dengan penampilan nya, dia langsung turun ke bawah. Untuk sarapan pagi.
"Pagi Ma,Pa.." sapa Justin saat hendak duduk di meja makan.
Ryan Wijaya. Itulah nama Papa nya Justin.Ryan hanya membalas nya dengan senyuman. Beda dengan Devina.
"Pagi anak Mama."
"Eh Kaira mana?" tanya Devina Mama Justin.
"Masih pules." jawab Justin tanpa ekspresi.
"Gak mungkin."
"Terserah Mama mau percaya apa nggak."
Malas bahas topik itu, Justin mengambil satu roti bakar dan mengoleskan nya dengan selai coklat.
"Justin, kamu jangan bersikap kaya gitu terus sama Kaila. Kasian dia." ujar Devina sambil menaruh susu di depan Justin.
"Salah Mama sendiri, ngapain maksa Justin nikah sama dia." balas Justin tanpa menoleh sedikit pun ke arah Mama nya.
Kesal. Itulah yang ia rasakan saat ini.
Justin bangkit dari duduk nya. Kini selera makannya pun jadi hilang.
"JUSTIN!"
"Apa?"
"Mama belum selesai ngomong! Kebiasaan kamu!" omel Devina.
"Mah udah lah, biarin." ucap Ryan tak ingin memperpanjang masalah ini.
"Papa gimana sih? Bukannya belain Mama. Dia itu kebiasaan tau gak Pa!? Kalo gini terus nanti kesan nya kita itu ngedidik dia dengan cara yang salah!"
Justin masih diam terpaku.
"Maafin Justin Mah.." gumam dirinya pelan.
"Apa susah nya sih bersikap manis ke istri kamu?"
"Justin belum terbiasa, Ma."
"Alesan aja kamu! Memang nya Mama gak tau, kamu itu memang masih berhubungan sama gadis jal*ng itu kan? Jawab Mama Justin!"
Prankkk
Justin tanpa sadar memecah kan piring. Saking emosi nya dia.
Ryan sudah mengepalkan tangan nya dari tadi karna kesal dengan tingkah Justin yang menurut nya susah di luar batas.
"CUKUP JUSTIN!!" bentak Ryan.
Ryan yang tadi nya duduk santai kini sudah berdiri tepat di hadapan Justin dan..
Bugh!
Ryan mendarat kan tangan nya di wajah Justin.
"PAPA!!"
"Dasar anak tidak tau di untung kamu!" emosi Ryan menggebu-gebu.
Devina yang tak terima anak nya di pukul sendiri oleh ayah nya, dia langsung menghadang Ryan.
Sedangkan Justin? Gak usah di tanya!
Dia udah kebal kok. Malah dia emang sering dapet tonjokan gini di luar sana. Jadi menurut dia, ini udah hal yang sangat biasa.
Dia hanya memegang rahang nya yang terkena pukulan Ryan.
"Awh." rintih Justin pelan.
"Justin ke kantor dulu." hanya itu kalimat yang Justin ucap kan.
Ia tau konsekuensi nya jika berbicara kasar ke orang tua. Wajar, Papa nya marah. Toh ini pun kesalahan Justin sendiri.
Jadi untuk apa ia melawan?
***
Gimana? Suka gak😂😂
Bodo amat deh kalo jelek wkwkwk. Jangan lupa kasih vote ya makasih 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Husband.
Fiksi RemajaKeadaan memaksa Justin menikah dengan seorang perempuan yang tidak pernah ia cintai sama sekali! Dia seolah berfikir, apakah akhir hidup nya memang di takdirkan seperti ini? Apa? Takdir? Bahkan Justin sudi menyebut nya takdir!! "Lakuin apa aja yan...