One

261 6 0
                                    

"Sebuah paksaan hanya menghasil kan takdir yang melenceng."

- Justin Alvian Wijaya -

***

Kaila meraba-raba kasur, mencari sosok Justin. Matanya pun masih terpejam.

"Ngg.."

    Ia sedikit mengguliat. Lalu membuka selimut yang di gunakannya. Masih setengah sadar, Kaira mencoba meraih ponsel yang tak jauh dari ranjang nya.

"ASTAGA!" Kaila sedikit tersentak melihat jam. Saat ini waktu menunjukkan pukul 07.12

    Apa-apaan ini? Kaila menepuk jidat nya sendiri. Tidak biasa nya ia bangun sampe siang seperti itu!

Bukannya ke kamar mandi, Kaila malah sibuk memain kan gadget milik nya. Kaila membuka aplikasi yang bernama WhatsApp. Lalu tangannya pun langsung mengetik secara refleks.

Kaila
Justin.. kamu dimanaaa?
Di kantor yaaa??
Maaf yaa aku gak sempet bikinin kamu sarapan...
Maaf bangeeet :'(

Justinnnnn..
Mau aku bawain sarapan??
P
P
P
Justinnnn

  

    Kaira sudah keringat dingin sedari-tadi. Ia menggigit jari telunjuk nya sambil menggerutu pelan. Berharap Justin membalas pesan nya.

Sudah 3 menit berlalu, tidak ada notif satupun pesan yang masuk dari Justin. Dan Kaila pun menunduk pasrah. Ia memilih meletakkan hp nya lalu bergegas ke kamar mandi.

*****

    "Woi! Hp lo geter tuh." ujar David sahabat Justin dari orok.

   Cowok dingin berhati batu itu mengabaikan David. Dirinya hanya memandang kesal ke arah hp nya itu. Ia sudah feeling, pasti penyebab hp nya getar dari cewek gila. Justin hanya bersikap masa bodo.

"Al, kamu kenapa sih? Aku liatin dari tadi kamu kaya gak ada semangat-semangat nya gitu."

     Suara itu? Seperti tidak asing lagi baginya. Bahkan suara nya sangat familiar di telinga Justin.

"Sejak kapan?" akhirnya Justin membuka suara.

      Zahra. Ya gadis yang ia cinta selama ini. Bahkan hubungan nya sudah terpaut sangat lama, jauh sebelum ia mengenal gadis itu!

Bisa di bilang mereka memiliki hubungan lebih. Zahra memanggil Justin dengan nama tengah nya, yaitu Al. Menurut nya, Al adalah panggilan sayang Zahra kepada Justin.

  Zahra duduk di hadapan Justin. Jarak nya pun hanya beberapa centi. Gadis itu tak henti-hentinya memberikan senyuman paling manis kepada Justin.

"Barusan hehe." jawab Zahra. "Eh aku ganggu kamu ya?"

    "Enggak kok." Justin membalas senyuman hangat dari Zahra.

"Inget istri Bro! Hahaha." celetuk David sebelum menyeruput kopinya.

     Justin menarik nafas nya kasar. "Gue gak cinta! Dan gue gak punya istri!" sahut Justin dengan nada kesal.

My Cold Husband. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang