Chapter 3

3.4K 493 61
                                    

Votement yah:) biar yang baca berkah, dan yang nulis bahagia.

*Awas Typo*


oOo

Suasana makan malam kali ini nampak canggung.

Tapi seolah tuli, Jungkook sih nampak sangat semangat melahap semua masakan yang Seokjin hidangkan ini. Jungkook jarang makan makanan seperti ini, bakan mungkin tidak pernah. Jadi dia sangat bersemangat untuk mencicipi semua ini.

Sementara bagi Taehyung semuanya nampak sangat menjengkelkan.

"Ah, diluar tengah terjadi badai salju. Semua akses jalan ditutup, jadi aku membiarkannya untuk menunggu disini hingga badainya reda. Kau tidak keberatan Tae?" lembut Seokjin.

"Terserah." acuh Taehyung pelan.

Sementara pemuda yang tengah mereka debatkan kini tengah asik mengunyah potongan daging steak lembut, yang terasa sangat luar biasa enak dilidahnya.

'Astaga makanan mahal memang berbeda yah'. Pikir Jungkook dalam hati.

"Eiyy.....kau seperti baru pertama kali melihat makanan saja, pipimu sampai menggembung seperti itu." komentar Seokjin saat melihat cara makan Jungkook yang sebenarnya sangat menghibur itu.

"Ah benarkah?"

"Umm"

Seokjin sebenarnya suka sekali pada orang yang makannya lahap, itu berarti Jeon Jungkook menyukai masakannya bukan.

Jungkook menelan makannya lebih dulu sebelum fokus pada orang yang tengah duduk didepannya ini. Sementara Taehyung, eommanya duduk dikursi utama disampingnya.

"Ini enak ajushi, aku sering makan ramyun rasa daging-dagingan, tapi ternyata rasa daging yang sebenarnya sangat enak!" semangat Jungkook.

Seokjin hanya mengerjap heran. Sementara Taehyung berusaha acuh, tidak mau mendengar apa yang Jeon Jungkook katakan.

"Jadi kau belum pernah makan daging sebelumnya?"

Jungkook nampak berfikir. "Aku tidak pernah makan daging, umm....mungkin saat kecil aku sering makan, tapi aku tidak ingat rasanya seenak ini. Aku hanya makan ramyun setiap hari."

Perkataan polos pemuda 17 tahun ini sontak membuat Taehyung tertegun, sontak mengeratkan genggaman-nya pada garpu yang tengah dia pegang.

Tidak, Taehyung mau merasakan perasaan seperti ini. Tidak mau perduli. Biarkan saja. Penyanyi cantik itu terus mensugesti dirinya untuk tidak perduli, tapi nuraninya terus memberontak ingin keluar.

Taehyung tidak suka situasi ini.

"Ck, aku tidak percaya kau masih bisa  hidup dan tumbuh seperti ini hanya karena ramyun eoh? Jinjja?"

Jungkook justru terkekeh pelan. "Ne, aku juga heran ajushi."

"Kau terlihat menyedihkan nak." prihatin Seokjin.

"Ne aku tau." kata Jungkook dengan senyum santainya.

Jungkook masih saja menikmati berbagai makanan yang terhidang didepannya, jemarinya sibuk mengambil ini dan itu dengan mulut yang juga sibuk mengunyah makanan yang jarang dia temui itu. Pemuda itu tentu tidak bisa melihat ekspresi sosok cantik yang selalu ingin dia panggil eomma itu.

Taehyung, si cantik ini nampak menatap sosok pemuda 17 tahun disampingnya dengan pandangan tidak bisa diartikan.

Dan Seokjin sangat tau siatuasi ini. Oh god! Dia baru saja jika tengah membahas topik yang pasti sangat sensitive untuk didengar oleh penyanyi cantik itu.

Can You Hear Me? {Kookv} [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang