2

2.4K 294 8
                                    

"Mas, kamu masih pacaran sama Nabil apa enggak sih?"

Arsa yang sedang sibuk main PS dengan adiknya, Aryan, langsung heboh sendiri karena kalah. "Kan, Bunda maaah! Gara-gara Bunda nanya nih, jadi kalah sama Aryan!" protes Arsa.

Bunda malah menggelengkan kepalanya heran dengan dua anak laki-lakinya yang kadang suka bikin bingung itu. "Kok, jadi nyalahin Bunda sih!" kilah Bunda.

"Emang gitu, Bun. Mas Arsa lagi galau-in Kak Nabil, nyesel putus kayaknya," ujar Aryan ikut mengompori. Kepalanya dijitak Arsa.

"Daripada elo, galau-in cewek yang belom bisa move on dari mantannya. CIAAA! SUKUR!" balas Arsa sambil melempar bantal yang tergeletak di atas karpet.

"Mas Arsa," panggil Bunda, berusaha menghentikan keisengan yang akan terus berlanjut. "Kenapa bisa putus sama Nabil, emangnya?"

"Ya, bisa, Bun. Kejadian kan," jawab Arsa dengan asal disertai dengan cengirannya yang lebar. "Biasalah, Bun. Namanya juga anak muda, ya kan."

"Tapi harus yang jelas ya, Mas. Walaupun udah putus, kalo emang mau jadi temen juga kasih batasan yang jelas. Serasional apapun orang, kalo udah urusan perasaan gini juga bisa jadi irasional." Bunda meletakkan buah apel yang sudah dipotongnya jadi 4 bagian tiap buahnya di meja kecil ruang keluarga itu. "Sayang banget ya, padahal Bunda suka sama Nabil."

"Wah, Mas! Padahal udah dikasih lampu ijo sama Bunda!" ujar Aryan dengan niat meledek kakaknya.

"Kamu juga, Yan. Kalo ceweknya emang nggak keliatan mau maju, berhenti aja. Bukan salah cewek itu karena dia emang punya hak untuk itu, tapi salah kamu yang nggak sadar diri." Bunda kini menatap Aryan sambil menjawil telinganya pelan.

Arsa tertawa menang. "Tuh! Dengerin kata Bunda!" seru Arsa kemudian mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu di sana.

'Bil, jalan yuk?'

•••
a.n: GENGS GAWAT GENGS!!:(( gue dapet ide cerita lagi yang baru dan nulisnya lebih lancar:(((

breakup for you, not yet for meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang