Nabil buru-buru membuka pintu ketika suara pintu diketuk. Ketika pintu terbuka, terlihat sosok Arsa sambil mengangkat kantung plastik berwarna putih.
"Ini ada kue pukis keju, kesukaan lo." Arsa berbicara. "Pas di jalan, I just thought of you dan nemu penjual kue pukis."
"I don't ask for it but thanks. Lo abis dari mana emang?" tanya Nabil sambil tangannya mengambil kantung plastik berisi kue pukis itu.
"Biasa, kepanitiaan. Yaudah, gue balik dulu ya?" pamit Arsa.
Nabil menghela napasnya sebelum melanjutkan untuk berbicara. "Gue tau, lo gak ngelewatin penjual gerobak kue pukis ini. I just know. Karena gue udah tau lo dari lama, Ar. Tolong, don't do anything that will remind about the things we did when we were together. Karena itu akan ngebuat kita sama-sama terluka." Nabil berujar. "Terlebih lagi, gue."
"Bil..."
"Arsa, we're out of love, so we decided to broke up, remember?" potong Nabil sebelum Arsa melanjutkan ucapannya lebih dulu.
"You decided. I didn't."
"But it's the right thing to do!"
"Bil, kita bisa ngulang dari awal, sekali lagi. Kedua kalinya." Arsa bergumam.
Nabil menggeleng pelan, "I don't want to hurt anybody. I don't wanna hurt you nor me. Makasih, Arsa, hati-hati di jalan."
Kemudian Nabil menutup pintu kamar kosannya. Helaan napas lega terdengar dari mulutnya.
"Bil," panggil Arsa dari luar yang masih terdengar samar. "Aku sayang kamu. I really do."
•••
a.n: eh ini mellow bgt ga si:( gue abis baca ff sedih jadi mellow:(
KAMU SEDANG MEMBACA
breakup for you, not yet for me
Historia Corta"Katanya, perasaan nggak ada yang bisa mengontrol, kan? Jadi, kalo gue masih sayang sama lo, gapapa, kan?"