Yeonjun

26 5 51
                                    

Burung berkicau menyambut pagi yang cerah. Sinar mentari telah bersinar menerangi seisi bumi. Alarm telah berbunyi berulangkali. Ketukan pintu telah terdengar sejak 5 menit yang lalu. Tapi gadis dengan piyama yang sedang terlelap ditempat tidur tidak kunjung terbangun. Membuat si pengetuk pintu geram. Ketukan dipintu menghilang, tapi tak lama pintu itu terbuka.

"YAAAA!!!!!!! HANA!!!!!!! IREONA!!!"

Hana terperanjat sampai terjatuh dari kasur. Dia meringis sembari mengusap kepalanya yang terbentur lantai lalu bangkit masih dengan mata tertutup.

"Sakit! Apa tidak bisa pelan-pelan saja banguninnya?" kesal Hana.

"Pelan-pelan? Dari awal aku ketuk pintu lemah lembut sampai aku gedorin kamu tidak bangun juga," balas Yeonjun lebih kesal. Hana membuka mata sepenuhnya dan melirik lelaki yang tengah berdiri dihadapannya.

"Mwoga?!" ketus Hana.

"Mengapa kamu tidak datang kemarin?!" protes Yeonjun seperti anak kecil. Hana menatap Yeonjun dan mengangkat sebelas alisnya tidak mengerti.

"Apa kamu lupa? Bagaimana bisa kamu tertidur pulas saat kamu melupakan janjimu?" ucap Yeonjun lagi. Hana benar-benar tidak mengerti apa yang dimaksudkan Yeonjun.

"Kamu memang mengidap alzheimer ternyata," Yeonjun memutar bola matanya.

"Kamu sudah berjanji akan datang ke pertunjukkan musikalku bukan? Tapi mengapa kamu tidak datang? Kamu tahu, karenamu banyak para gadis yang menghampiriku, itu sangat mengganggu. Kamu tahu 'kan aku tidak menyukainya. Mengapa kamu selalu mengingkari janjimu?!" gerutu Yeonjun panjang lebar. Hana yang baru mengingatnya menepuk jidatnya sembari memaki dirinya sendiri.

"Ya ampun, Yeonjun. Aku minta maaf, aku benar-benar lupa," ucap Hana. Yeonjun membuang muka dan melipat kedua tangannya.

"Molla, aku marah padamu."

"Ahh~ Junie-ah mianhe... Aku tidak akan seperti itu lagi, ayolah jangan marah. Maafkan aku ya.. Emm emm," manja Hana merayu. Yeonjun enggan menatap Hana tapi Hana menggelitik perutnya membuat Yeonjun tidak bisa menahan tawa.

"Ya! Geumanhae! Hahaha..."

-°-

"Jjinjayo? Bagaimana bisa?" Yeojun terkejut mendengar cerita Hana, matanya hampir keluar. Dia meneguk air dalam mug ditangannya dengan cepat. Kini mereka tengah duduk dikarpet cokelat dekat tv.

"Hmm~ Kamu tidak tahu betapa bahagianya aku. Mereka benar-benar sangat menakjubkan!" senang Hana mengingat hari kemarin.

"Lalu bagaimana? Apa kalian berbincang-bincang? Kalian berswafoto? Coba aku lihat,"

"Aku yang bertemu mereka tapi mengapa kamu yang ribut? Emm, sebenarnya tidak banyak yang kami bicarakan, kami hanya saling sapa."

"Mwo? Saling sapa katamu? Kalau begitu, mana, aku ingin lihat foto kalian," ucap Yeonjun menatap Hana. Hana memegang tengkuknya.

"Ah kkeugae, aku tidak mengambil gambar dengan mereka," tutur Hana. Dia menundukkan kepalanya malu. Yeonjun membuka mulutnya tidak percaya.

"Mwo?! Kamu tidak berfoto dengan mereka? Bagaimana bisa kamu melewatkan kesempatan emas itu?!" kesal Yeonjun. Yeonjun merasa Hana bodoh melewatkan kesempatan yang sangat jarang didapatkan bahkan sulit, presentasi agar dapat kesempatan itu mungkin hanya 1% jika beruntung. Dia menatap wanita didepannya kesal.

Heart ThiefTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang