4

43 3 4
                                    


Suasana kelas XII IPA 1 sangat ramai. Karena guru yang mengajar tidak masuk. Ya meskipun terdengar sangat wah karena anak IPA 1 yang terkenal dengan kecerdasan murid-muridnya, tapi mereka juga manusia biasa yang merasakan jenuh juga. Dan ya, puncaknya saat ada jam kosong, bah surganya pelajar.

Ada yang mojok dibelakang sambil push rank, ada yang bergosip, ada yang melamun, dan lain-lain.

Seperti halnya yang lain, Diana dan Keanna juga sedang asyik membicarakan sesuatu.

"Eren ganteng banget si An, jadi makin cinta." Kata Diana sambil tersenyum-senyum dan menatap Eren yang sedang duduk disebelah Bagas. Keanna hanya terkikik geli melihat sahabatnya itu.

Diana memang menyukai Eren semenjak Masa Orientasi. Tapi sebelum menyukai Eren, ia terlebih dahulu menyukai Revaldi, teman Eren. Namun, karena tidak terlalu akrab ia mulai sedikit berpaling pada Eren. Ditambah, setelah pembagian kelas, Diana tidak satu kelas dengan Revaldi, dan malah satu kelas dengan Eren, akhirnya rasa pada Revaldi hilang dan malah sekarang ia seperti tidak bisa berpaling pada siapa-siapa lagi selain pada Eren.

"Ya ganteng lah Di, kan Eren cowo, masa cantik." Tanggap Keanna sambil tertawa ringan.

"Lo mah gitu." Ucap Diana dengan nada merajuk.
"Eh tapi sebenernya kalo diliat-liat si Bagas ganteng juga loh An, walopun playboynya ngga ketulungan." Lanjutnya agak ngelantur. Ya gimana, tadi bahasnya Eren eh malah melenceng ke Bagas.

"Jadi mau yang mana nih?  Eren apa Bagas?" Goda Keanna.

"Woo ya jelas my prince Eren Zaidan Dirgantara." Jawab Diana mantap dan bersemangat. Keanna lagi-lagi hanya tersenyum geli melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Wehh Keanna, wehh." Kata Diana sambil menggoncangkan badan Keanna kencang.

"Aduh apaan si Di." Ucap Keanna sambil berusaha menghentikan aksi bar-bar nona muda Malik ini.

"Bagas liatin lo sambil senyum-senyum." Kata Diana sambil tetap menggoncangkan tubuh Keanna.

"Astaghfirullah Diana. Aku kira apaan." Kata Keanna sambil membenarkan hijabnya yang sedikit tidak benar karena ulah Diana barusan.

Diana menatap Keanna.

"Kok lo biasa aja sih?" Tanya Diana heran.

"Ya aku mesti gimana?" Tanya balik Keanna.

"Ya kaget kek, blushing kek. Ini kok datar aja." Jawab Diana.

"Ya gimana ya." Kata Keanna sambil menunduk malu-malu.Diana tersenyum jahil.

"Eren ganteng ya An."

"Iya Di."

"Dia pinter ya."

"Iya.

"Dia sahabatnya Bagas ya An."

"Iya."

"Bagas ganteng ya An."

"Iya."

"Suka sama Bagas ya An."

"Iya."

1 detik....

"EH?!" teriak Keanna tiba-tiba, tapi tidak terlalu keras. Dia langsung mendongakan kepalanya yang sedari tadi tertunduk dan mendapati Diana sedang tersenyum jahil.

"Cie ngakuin Bagas ganteng."

"Y-ya kan dia cowo Di." Elak Keanna gugup.

"Cie ngakuin suka sama Bagas." Diana tersenyum puas telah berhasil menjahili sahabatnya itu.

BAM!  Keanna diam tak berkutik.

"Apaan si Di. Ngga lah." Kata Keanna tetap mengelak.

"WEH BAGAS!." Teriak Diana pada Bagas yang duduk dibangku depannya, hanya berjarak 2 bangku.

Yang menoleh bukan hanya Bagas, tapi Eren dan teman-teman sekelas.
Bagas menaikkan satu alisnya keatas seakan bertanya "apaan-manggil-gue?''

"KEANNA SUKA SAMA-"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, mulutnya sudah dibekap terlebih dahulu oleh Keanna.

"Apaan sih Di." Ia lalu menyeret Diana untuk keluar kelas. Mukanya sudah seperti kepiting rebus. Ia malu, sungguh.

Bagas dan Eren hanya terperangah melihat kelakuan 2 perempuan yang sangat bertolak belakang itu.

"Apaan si tuh berdua." Bagas hanya menggelengkan kepalanya. Sebenarnya ia daritadi mendengar percakapan 2 karib itu. Termasuk saat Keanna bilang menyukainya.
Bagas tersenyum tanpa disadari.

"Apaan lo senyum-senyum." Eren menepuk pundak Bagas.

"Ha?  Ngga papa." Bagas masih tersenyum tidak jelas. Ia masih terbayang wajah blushing Keanna tadi. Menggemaskan.

"Hayo, pasti lo lagi ngebayangin Keanna ya?." Goda Eren, namun tepat sasaran.

"A-apaan lo?  Sok tau." Jawab Bagas ketus. Eren hanya tergelak melihat reaksi sahabatnya.

"Halah ngga usah gengsi gitu lah Gas. Kalo udah suka bilang aja." Kata Eren sambil tertawa.

"Apa?  Suka?  Ngga akan." Jawab Bagas lalu ia menyumpal telinganya dengan headset. Eren hanya tersenyum.

"Dasar tsundere." Kata Eren, namun Bagas tidak menghiraukannya.











Wkwk, ciee Bagas ciee😂
Jangan lupa voment~~





My Lovely UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang