5

31 2 0
                                    


Jangan karena tau dicintai
Lalu seenaknya memainkan hati






Hari ini hujan deras. Banyak siswa-siswi SMA Harapan Bangsa yang lebih memilih untuk menunggu hujan reda, atau bahkan ada yang nekat menerobos.

Keanna masih duduk dibangkunya. Hari ini supirnya tidak bisa menjemputnya karena sedang pulang kampung dan ia juga tidak membawa payung. Diana? Nona muda Malik itu sedang menemui Mrs. Jess diruangannya. Dan kemungkinan ia sudah pulang duluan.

Keanna menghela nafasnya pelan.

"Kapan redanya?" Tanyanya pada dirinya sendiri sambil menatap rintik hujan yang bertambah deras.

"Lo belum pulang?" Tanya sebuah suara baritone mengagetkannya. Keanna menolehkan kepalanya ke arah sumber suara barusan.

"Eh Bagas." Kata Keanna terkejut.

"Lo kok belum pulang?" Tanya Bagas lagi.

"Aku nunggu hujannya reda." Jawab Keanna lembut.

Darah Bagas berdesir mendengar suara halus nan lembut itu.

"Lo ngga bawa payung emangnya?" Tanya Bagas lagi berusaha menutupi perasaannya barusan. Keanna hanya menggeleng.

"Ngga bareng Diana?"

"Diana kayanya udah pulang duluan, soalnya dari tadi belum kesini lagi."

"Emang dia kemana?" Tanya Bagas. Lagi.

"Lagi nemuin Mrs. Jess tadi." Jawab Keanna. Ia berusaha menutupi kegugupannya. Yap, Keanna menyukai Bagas sejak kelas X. Padahal Keanna tau bagaimana sifat Bagas, namun ya namanya juga suka. Wkwk.

"Kalo nunggu hujannya reda ngga tau kapan." Ucap Bagas tiba-tiba.

"Ya gitu." Kata Keanna menimpali ucapan Bagas barusan. Ia bingung mau menjawab apa.

"Gue anterin lo pulang, yuk." Ajak Bagas. Keanna hanya menatap Bagas terkejut. Tidak pernah menyangka akan mendapat ajakan seperti itu.

"Emm ngga usah Gas. Ntar ngerepotin kamu." Tolak Keanna halus.

"Ngga kok. Lagian rumah kita searah kan." Bagas masih berusaha membujuk. Target ya Gas.

"Tapi itu-"

"Gue pake mobil kok, jadi lo ngga usah khawatir." Sela Bagas seakan tau apa yang akan dikatakan gadis didepannya ini.

"Beneran ngga ngerepotin kamu?"

"Ngga Keanna Adeeva Wirawan. Lagian lo mau nunggu sampe ujannya reda? Keburu malem." Bagas tetep keukeuh.

"Eh?" Kaget Keanna saat Bagas menyebut nama lengkapnya.

"Malah Eh, ayo buruan." Tanpa sadar Bagas menarik tangan Keanna agar gadis itu bangun dari kursinya dan mengikutinya keluar kelas. Keanna berusaha melepaskan tangan Bagas yang menggenggam tangannya.

"Bagas." Panggil Keanna saat mereka berada dilorong depan kelas.

"Apa?" Tanya Bagas tanpa menoleh kebelakang dan tetap menggenggam tangan Keanna.

"Tangan kamu." Jawab Keanna. Bagas langsung menghentikan langkahnya. Ia berbalik ke arah Keanna, tapi tangannya masih menggenggam tangan gadis itu.

"Emang kenapa tangan gue?" Tanya Bagas.

"Bukan mukhrim Gas." Jawab Keanna pelan. Bagas terdiam.

"Ooh. Tenang aja, otw mukhrim kok." Celetuk Bagas tiba-tiba. Tapi ia langsung melepaskan tangannya pada Keanna.

"A-apa?" Jantung Keanna berdegup sangat cepat. Wajahnya memerah. Apaan si Bagas ngomong kaya gitu.

"Udahlah. Buruan ayo." Ucap Bagas lagi. Keanna hanya menganggukkan kepalanya dan mengikuti Bagas ke arah parkiran.




SKIP>>>

"Rumah lo dimana?" Tanya Bagas memecah keheningan didalam mobil.

"Itu depan, belok kanan." Jawab Keanna. Bagas hanya mengangguk. Mobil kembali hening.

Mobil Bagas berhenti didepan sebuah rumah mewah bercat putih.
Keanna melepas seatbelt-nya dan hendak membuka pintu mobil sebelum suara Bagas menghentikannya.

"Tunggu An." Cegah Bagas.

"Iya kenapa Gas?" Tanya Keanna.

"Besok gue jemput." Kata Bagas to the point.

"Haa? Tapi-"

"Gue ngga nerima penolakan." Potong Bagas final.

"Ntar ngerepotin Gas. Ngga usah." Tolak Keanna lagi.

"Kalo gue ngerasa direpotin gue ngga bakal ngomong kaya gini ke lo." Ucap Bagas datar.

Keanna terdiam. Ia memikirkan kata-kata Bagas barusan.

"Pokoknya ngga mau tau, besok gue jemput lo. Titik." Kata Bagas penuh penekanan. Keanna hanya menghela nafasnya. Ia akhirnya mengangguk.
Bagas tersenyum.

"Oke. Yaudah sana masuk." Ucap Bagas lembut. Jantung Keanna berdegup lebih keras. Ia gugup.

"E-eh iya. Makasih ya Gas udah nganterin pulang. Kamu ati-ati dijalan." Keanna mencoba menutupi rasa gugupnya.

"Iya sama-sama. See you tomorrow Keanna." Kata Bagas sambil tersenyum. Keanna membalas senyuman itu.

Setelahnya Keanna keluar dari mobil dan melambaikan tangannya pada mobil yang sudah mulai menghilang dari pandangannya.























Jangan lupa voment~~~~

My Lovely UkhtiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang