(27) Hatred [ The Beginning of All]

84 56 209
                                    

🏹🏹🏹🏹Happy Reading🏹🏹🏹🏹

Semilir angin berembus, menerpa kedua perempuan sedang berdiri di lapangan rumput, aula tengah dojo tempat biasa ia sewakan untuk anak-anak klub atau anak sekolah lain yang ingin meminjam untuk latihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semilir angin berembus, menerpa kedua perempuan sedang berdiri di lapangan rumput, aula tengah dojo tempat biasa ia sewakan untuk anak-anak klub atau anak sekolah lain yang ingin meminjam untuk latihan.

"Ehem, kenapa kita tidak mulai saja sekarang? Atau kakak sedang ketakutan dan memilih untuk mundur saja?" sindir Anzu setengah mengejek Emi.

Kedua sudut dahi Emi berkedut mendengar ejekan dari Anzu lalu ia bersidekap dada, dua sudut bibirnya tertarik ke atas.

Emi terkikik lalu menutupi mulutnya agar tidak tertawa. "Ah, walaupun kamu berkata kasar ternyata kamu masih baik juga ya manggil namaku dengan kakak. Ya ampun lucunya, anak ini."

"Ya udah aku panggil kau aja, impas kan?" Anzu menjulurkan lidah.

Ingin rasanya Emi menjitak tapi di sisi lain mengingat perdebatan ini membuat moodnya sedikit membaik dan sejujurnya ia sangat penasaran tentang Yoshi karena sering bertemu.

"Mending kita mulai saja. Aturannya gampang, yang bisa nembak tepat titik kecil di bagian tengah adalah pemenangnya, kesempatannya hanya tiga kali, mudah kan?" ucap Emi tersenyum sambil bersidekap dada.

"Oke kalau gitu, tuan rumah duluan."

Setelah Emi selesai bersiap memakai alat pelindung dan mengambil busur dan anak panah yang ia gunakan di gudang peralatan lalu ia juga tidak lupa mengambil satu set untuk Anzu gunakan.

"Hei, aku meminjamkan punyaku. Gunakan dengan baik-baik dan jangan sampai rusak."

"Huh, tidak perlu diberitahu, aku juga tau kok." Anzu mengambil dari Emi.

Sekali lagi, ingin rasanya Emi segera menyeret keluar Anzu tapi mengingat jika ia memenangkan taruhan ini, setidaknya Emi dapatkan keuntungan lain yaitu informasi tentang Yoshi karena semenjak pertemuan pertama hari itu, ia malah terseret aneh. Contohnya saja Emi berpindah tempat setelah menembus cermin untuk menyelamatkan Yoshi hari itu, tidak masuk akal bukan?

Emi meletakkan kaki sebelum memposisikan badan untuk mengangkat busur lalu menarik tali busur dan ketika tali busur telah tertarik penuh tiba-tiba saja Anzu membuka suara dan mulai bicara.

"Apa kakak tidak penasaran? Siapa sebenarnya laki-laki bernama Yoshi itu? Kenapa dia selalu di dekat kakak, hm? ucap Anzu menarik perhatian Emi agar teralihkan sesaat.

Hening, Emi tidak berniat menjawab. Ia malah memilih tidak memedulikan sama sekali kemudian ia melepaskan anak panahnya dan membiarkan melesat kencang hingga tertancap di tengah tepat pada titik kecil target bundar.

"Mau aku beritau satu informasi yang menarik?" Anzu tersenyum ketika Emi hendak meluncurkan anak panah kedua.

"Aku tidak meminta memberitau," balas Emi dengan nada datarnya.

"Tidak seru nih," gerutu Anzu.

Tidak lama setelah itu Emi berhasil menembak anak panah tepat sasaran untuk kedua kalinya. Melihat itu, Anzu berdecak kesal dan berusaha menghentikan Emi bagaimanapun caranya.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang