(31) Step for Revenge(Yoshi) (3)

88 52 263
                                    

Yoshi tidak tau sudah berapa lama ia berlari, entah tanpa ia sadari langkah kakinya mengarah ke jalan menuju rumah Naho dan tentu saja karena ia tidak fokus Yoshi menabrak seorang anak perempuan sedang berjongkok di tengah jalan sembari menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yoshi tidak tau sudah berapa lama ia berlari, entah tanpa ia sadari langkah kakinya mengarah ke jalan menuju rumah Naho dan tentu saja karena ia tidak fokus Yoshi menabrak seorang anak perempuan sedang berjongkok di tengah jalan sembari menangis.

Yoshi yang tidak sengaja menabrak anak perempuan segera membantu berdiri disaat itulah Yoshi mengenali suara tangisan yang terasa familiar.

"Ehh... Lho? Kamu kan—?"

"K-kak Yoshi..."

Begitu Meira melihat Yoshi, ia segera menghambur ke pelukan Yoshi dan tanpa sadar ia sadari air matanya mengalir kembali.

"Kenapa Meira berantakan begini, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Yoshi sembari menepuk punggung Meira untuk menenangkannya.

Di sela tangisnya Meira berusaha menjelaskan kronologisnya mulai dari Meira yang hampir diculik oleh bandit Kirinari, Naho yang tiba-tiba menjemputnya dan menawarkan diri untuk menggantikan Meira yang hampir dijual sebagai geisha, sebagai gantinya Naho mendapatkan info tentang Yoshi yang tertangkap.

Tidak ada respon apa pun kemudian Yoshi melepaskan Meira, setelahnya terdengar suara tawa dari arah Yoshi, tawa yang tersirat kesedihan.

"Begitu ceritanya ya, ayah, paman Hinobu mati karena diriku dan sekarang Naho diculik juga. Apa sekarang dewa kematian sedang mempermainkanku?
Kenapa semua—"

Melihat Yoshi menyalahkan dirinya seperti itu membuat Meira ingin menangis kembali tapi menyadari keadaan Yoshi lebih parah darinya Meira mengusap air matanya.

Meira menggelengkan kepala kemudian menggengam tangan Yoshi kedua tangan Yoshi. "Kak Yoshi, aku tahu semua yang terjadi hari ini berat, tapi aku berharap kak Yoshi tidak menyalahkan diri sendiri ya."

"Sini, aku rawat dulu lengan kak Yoshi yang terluka, ya?" Meira mengajak Yoshi duduk, setelahnya ia mengeluarkan kotak berisi obat untuk mengobati luka di lengan Yoshi.

Suara Yoshi terdengar bergetar, mata berkaca-berkaca Yoshi lalu tanpa sadar air mata Yoshi menetes ke tanah, "Maaf, m-maafkan aku... Ini semua salahku... Aku tidak berguna, tidak bisa menyelamatkan siapa pun, bahkan senior ku juga sampai mengorbankan diri demi aku."

"Sudah, tidak apa-apa Kak Yoshi. Jika kakak mau menangis saja, tidak usah ditahan," ucap Meira lembut.

Sesudah Meira berkata seperti itu air mata milik Yoshi tidak terbendung kemudian tumpah ruah begitu saja. Ya, Yoshi menangis seperti anak kecil pada umumnya.

****

Meira yang tidak punya perban, merobek lengan bajunya sebagai ganti perban, setelah itu ia melilitkan ikatan di lengan kanan Yoshi.

Hiraya: From Beginning To The End (On Going)(Fantasi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang