Zahra ( 7 years Old)

15 2 4
                                    

Setelah selesai membacakan yasin dan tahlil jasad ibu Zahra di bawa ke masjid untuk di sholati dan di bawaha ke pemakaman hari itu juga. Zahra mengikuti orang-orang yang tengah membawa jasad ibunya kepemakaman, dengan berjalan terbur-buru Zahra tak mau ketinggalan ketika jasad ibunya dimasukan di tempat peristirahatan terakhirnya.

Zahra kembali mengamati ketika mas ali, mas idin, dan andra memasuki liang lahat dan membatu memposisikan jasad ibunya dan kembali naik ketika tibunan tanah mulai di jatuhkan kedalam liang lahat tersebut dan itu membuat Zahra kembali menangis ketika melihat kain putih tersebut tertutupi oleh tanah sehingga hanya tingga gundukan tanah dan nisan yang menancap disana, Zahra menaburkan bungan dan memberikan siraman air pada makam ibunya, "sekarang ibu udah ga sakit lagi, semoga ibu bahagia di sana, maafkan Zahra karena semasa ibu hidup Zahra selalu menyusahkan ibu, ya Allah ampunilah semua dosa-dosa yang ibu perbuat yang sengaja maupun yang tak sengaja Aamiin.ibu Zahra pulang ya, semoga ibu tenang disini" denga masih beruraian air mata Zahra meninggalkan makam ibunya tanpa menoleh lagi kebelakang dengan andra di samping Zahra dan memeluk Zahra sembari meninggalkan pemakaman.

Ketika sampai di rumah zahra tak mengerti mengapa rumah mereka rangat ramai sekali padahal baru saja orang-orang yang ikut mengantar jasad ibunya masih dalam pejalanan bersamanya, namun zahra mendapati ada sebuah mobil bus di depan rumahnya ia tahu pasti itu mobil bus dari pondok nya, dan benar saja ketika zahra dan andra masuk langsung di sambut dengan adanya Gus Rosyid dan Gus Raka dan juga beberapa teman andra yang ikut hadir, tanpa pikir panjang zahra dan andra pun langsung menyalami kedua Gusnya tersebut, zahra izin undur diri untuk kebelakang membantu saudaranya yang tengah menyiapakan acara untuk genduri nanti malam dan Gus Rosyid berserta Gus Raka pun menganggukan kepalanya dan mengizinkan zahra untuk undur diri.

Rumah terasa sepi, walaupun ramai dengan orang-orang yang sedang membacakan tahlil untuk tiga hari ibunya, ya zahra sekarang masih ada di rumah karena ia menambah memperpanjang surat izinnya, dan esok adalah hari kepulangannya ke pondok.

***********************************
Author pov

Rabu adalah di mana hari kepulangan zahra dan andra kembali ke Pondok Pesantren sejujurnya ingin sekali mereka menunggu hingga tujuh hari Almh. Ibu mereka, namun sang ayah tak mengizinkan lagi karena sudah terlalu lama mereka izin dari Podoknya.

"Dek udah pada siap ?" Tanya ali pada andra dan juga zahra.

"Udah mas " jawab zahra

"Ga ada yg ketinggalan lagi dek barang nyaa" tanya ali lagi

"Enggk mas, aku sama mas andra aja pulang ga bawa baju banyak ko kemarin" jawab zahra lagi

"Andra mana ?" Tanya rusman yang tiba-tiba datang

"Eemm ke belakang kayanya tadi mas"

"Ya udah ayo siap-siap keburu siang panas nanti" sambung rusman

Kami berjalan keluar rumah sembari menunggu andra yang masih di belakang. Tak lama kami menunggu akhirnya andra keluar juga.

"Udah and ?" Tanya ali

"Iya udah mas, ayo keburu panas nanti di jalan"

***********************************
Zahra Pov

"Mas pulang dek ya.. jangan nakal-nakal di pondok" pamit mas ali

"Iya mas ati-ati. Salam buat bapak ya" jawab ku sembari mencium tangan mas ali juga mas rusman

"Iya nanti mas sampekan" kata mas ali sambil ngusap-ngusap puncak kepala ku yang tertutup jilbab. Aku tersenyum kala melihat merka pergi meninggalkan lingkungan pondok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Zahra Najmul QolbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang