11

12 2 1
                                    

Author POV

07:30

Selamat pagi bidadari, batin syarif-ayah Arsy saat melihat Arsy menuruni tangga dengan membawa beberapa buku ditangannya.

Namun sangat terlihat Arsy sangat terburu-buru bahkan ia tak memperhatikan jalan. Ia hanya sibuk mengecek barang-barangnya sambil berjalan menuju ayahnya yang tengah membawa kopi.

Tapi tunggu, Arsy berjalan menuju ayahnya tanpa memperhatikan sekitar!

Pyar....

Dan benar saja, Arsy menabrak ayahnya hingga kopi yang berada ditangan ayahnya terjatuh ke lantai.

"astaghfirullah maaf ayah maaf yah Arsy gak lihat" ucap Arsy pada Syarif sambil membersihkan baju ayahnya yang terkena sedikit tumpahan kopi, untung saja itu tadi kopi yang sudah hampir habis dan dingin, kalau saja panas bisa-bisa terbakar kulit ayahnya.

"eheh gapapa, kamu buru-buru ayah tahu itu"

"yah maafin Arsy yah" seru Arsy sambil menatap ayahnya.

"iyah sayang, udah gapapa nanti itu biar dibersihin sama bi ina, kamu berangkat aja sana" seru Syaruf dengan lembut.

"em...  Iyah yah, sekali lagi maaf yah, Assalamualaikum" seru Arsy, setelah itu mengecup punggung tangan ayahnya, kemudian pergi ke kampus dengan membawa motornya.

Kenapa Arsy tidak bawa mobil? Singkat, dia tidak mau terjebak macet karena pagi ini ia harus menemui dosennya yang super sibuk untuk mengumpulkan tugas.

Sekitar 40 menit berlalu,

Arsy akhirnya sampai di kampusnya, universitas negeri yang paling populer di kotanya dan memiliki angka peminat yang sangat tinggi, nomor 3 di indonesia.

Arsy kini menunggu dosennya di taman gedung fakultas FMIPA kampus ini,
Masih ada waktu 20 menit untuk menunggu dosennya itu, dan hal itu Arsy gunakan untuk membaca buku.
Buku baru yang diberikan Akbar kepadanya, dia jadi teringat note yang ada didalamnya, Arsy tersenyum sendiri ketika memikirkan hal itu.

"hayo lohhhh!"

"astaghfirullah" pekik Arsy karena dikagetkan seorang temannya dari belakang.

"ih kagetan deh Arsy, makanya jangan ngelamun, masa senyum-senyum sendiri lihat rumput"

"eh enggak yah fer, aku gak ngelamun kok"
Bantah Arsy pada Fera, teman satu fakultas dan prodinya.

"yah ngeles dianya, hmmm...  Btw ngapain disini?" tanya Fera

"nungguin pak pras"

"ohhhh mas pras" seru Fera sambil menyenggol lengan Arsy dan tersenyum.

"kok mas? Terus kamu kenapa senyum-senyum gituh"

"gapapa kali sy, dia kan cuma beda 3 tahun sama kita, dianya aja yang kebanyakan ikut exel, jadi lulus cepet. Dan jangan tanya kenapa aku senyum-senyum yah sy, kamu gak tahu kabar apa?"

"kabar apa?"

"astaga Arsy! Ini tuh kabar ada hitungannya sama kamu, tapi kamu gak tahu?" seru Fera sambil menatap Arsy tak percaya, sedangkan yang ditanya hanya mengedikkan bahu acuh.

"Arsy mas pras tuh suka sama kamu?"

"what" - batin Arsy

Arsy tidak tahu? Jangan tanya, dia gak pernah tahu gosip kampus, walau ia ikut organisasi himpunan matematika dan organisasi di fakultasnya, dan kumpul sama anak-anak seorganisasi di fakultasnya, dia bakal kumpul cuma bahas organisasi lalu pulang, tak ada kata tambahan baginya.

ARSYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang