1 : Pagi

130 15 0
                                    

"Dia itu temen kampus cath doang Bang," lirih Catha

"Cuma temen tapi berani bikin lo pulang malem kaya gini?" dengus Fado

"Gue udah ijin sama Mama, kenapa lo yang nyewot sih," kesal Catha kemudian pergi ke kamarnya meninggalkan Fado.

***

Silau pagi yang masuk melalui sela-sela jendela kamar itu membuat mata pemilik kamar yang masih sibuk dengan mimpi harus terbuka sedikit.

Dikuceknya mata coklat miliknya dengan sedikit gusar. Matanya memicing ke arah jam dinding yang terpampang di tembok depannya itu.

Dirinya semakin gusar ketika tau ini sudah pukul 6.45 pagi. Sebenarnya masih terlalu pagi untuk bangun di hari minggu. Jika tak ingat ada kesibukan yang harus ia lakukan di minggu pagi ini mungkin ia akan kembali bergulat dengan bunga tidur itu.

Padahal tadi dirinya sedang menikmati berdansa dengan seorang pangeran dalam sebuah pesta di mimpi.

"Huaaaa.."

Ia sudah menegakkan tubuhnya namun masih tetap di atas kasur king size miliknya. Catha menggaruk kepalanya yang sedikit berantakan oleh rambut.

Catha lalu merangkak ke ujung kasur dan turun. Ia berjalan ke meja yang ada di bawah televisi dan mengambil sebuah ikat rambut berwarna orange.

Catha mengikat asal rambut panjangnya yang tergurai saat tidur tadi. Kemudian dirinya berjalan masuk ke kamar mandi dengan kondisi mengantuk.

Tak butuh waktu lebih dari sepuluh menit, Catha keluar dengan wajah yang sudah lebih segar. Ia tak membasahi rambutnya karena menurutnya masih terlalu dingin.

Dengan pakaian yang sudah diganti menjadi pakaian santai miliknya, Catha keluar dari kamar dan segera menuruni tangga untuk menemui keluarganya.

Catha melihat Mamanya tengah berada di dapur sedang memegang sendok goreng di tangan kanan serta celemek berwarna coklat yang terpasang rapi di tubuh Tara a.k.a Mama Catha.

Catha mengejutkan mamanya dengan memeluknya dari belakang. Dan tak lupa dengan cengengesan manjanya.

Tara sedikit terlonjak. "Aduh, sayang. Ngagetin mamanya terus kamu ini, dosa tau," ucap Tara sambil menggelengkan kepalanya.

Catha menyengir. "Mama masak apa nih? Enak banget kayanya," ucap Catha terkekeh

Catha melepas pelukannya dan beralih mendekat ke arah kompor dan mulai mengandalkan penciumannya.

"Mama masak Udang Saus Tiram,kamu suka?" tanya Tara geli. Catha dengan cepat mengangguk dan tersenyum cekikikan. "Panggilin abang kamu di kamar,suruh ke bawah biar makan bareng," suruh Tara dan langsung mendapatkan anggukan.

Catha langsung berlari dengan girang dan terus menaiki satu persatu anak tangga untuk sampai pada kamar abangnya. Ia bahkan tak ingat dengan perdebatan semalam dengan abangnya.

Tok tok

Tak dapat jawaban, Catha nekat membuka pintu kamar. Seorang laki-laki tengah tidur nyenyak di atas kasurnya. Catha melihat kasur abangnya berserakan dipenuhi berkas-berkas yang catha sendiripun tak tau. Sepertinya Fado kelelahan semalam hingga tertidur dengan berkas-berkas itu.

Laki-laki berusia 23 tahun itu tidur dengan bertelanjang dada sehingga memperlihatkan tubuh atletis miliknya. Catha sebenarnya tidak tega membangunkan abangnya namun ya kan Mamanya yang memberi perintah.

Catha mendekat ke kasur milik Fado dan memberanikan diri untuk mengguncang tubuhnya.

"Bang Fado," panggil Catha sambil mengguncang tubuh atletis itu. "Bang Fa--" ucapan Catha terpotong ketika melihat tatapan terkejut Fado.

Fado terbelalak melihat siapa yang ada di dalam kamarnya. Ia melotot dan menatap tidak suka ke Catha.

"Ngapain lo di kamar gue? Lancang banget lo!" geram Fado

Catha sedikit tersentak mendengar bentakan dari Fado. "Ma-maaf bang. Mama manggil abang buat ke bawah," gugup Catha

"Kan bisa ngetok pintu dulu bego!" ucap Fado sarkastik. Catha langsung menunduk ketika dibentak seperti itu oleh Fado.

Hi guys! Ini cerita yang udah lama selesai, baru aku publish. Have fun:)

Pencet bintang disini
👇

Erroneous (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang